Chapter 4
"sometimes all you need is a hug from the right person and all your stress will melt away" "you're always the first and the last thing in this heart of mine. no matter where I go, or what I do, I keep thinking of you"
***
Selama acara jamuan makan berlangsung, tak jarang Junho mencuri pandang ke arah wanita di hadapannya itu. Wanita anggun yang tengah menyuapi sang ponakan tersayangnya. Woojin, keponakannya itu bukanlah anak yang mudah akrab dengan orang selain keluarga terdekatnya akan tetapi anak itu bisa selengket itu dengan guru sekolahnya. Mungkin hal itu di karenakan pembawaan Seyoung yang hangat,ramah,ceria dan tak bisa dipungkiri, walau belum menikah aura keibuan Seyoung sudah terasa mungkin suatu saat nanti dia bisa menjadi istri dan ibu yang baik pikirnya.
kakak Junho beberapa kali menangkap basah sang adik yang mencuri lirik kearah wanita di hadapannya itu. Sebagai seorang kakak, ia juga ingin adiknya bisa seperti lelaki lainnya yang bisa mencintai dan di cintai. Jangan salah sangka! adiknya sangatlah normal namun sudah lebih dari 8 Tahun ini ia memilih untuk tidak menjalin hubungan dengan siapapun itu. Hal ini di karenakan beberapa fan fanatiknya yang sempat mengganggu keluarga kami bahkan ada yang secara terang-terangan mengancam keluarganya. Jadi demi orang-orang yang ia kasihi, ia memtuskan untuk tidak menjalani hubungan dahulu dengan wanita demi keselamatan wanita itu sendiri.
"ibu, kapan ayah pulang? besok lusa Woojin ada acara ayah dan anak di sekolah"tanya Woojin yang saat ini tengah menyantap ice cream chocolate kesukaannya.
saat ini ayah Woojin atau kakak ipar Junho sedang berada di Jepang untuk mengurus pekerjaannya.
"ayah woojin baru saja berangkat kemarin malam, mungkin ayah tidak bisa menemani Woojin besok lusa"
Woojin tampak murung, ia hanya menatap kosong mangkuk yang berisi ice cream yang sudah sedikit melelh itu.
"anak manis tidak boleh sedih, ayah Woojin kan pergi bekerja juga untuk Woojin bagaimana kalau besok lusa Woojin pergi ke acara sekolah bersama ibu dan juga bu guru? ibu janji nanti kita kalahkan anak-anak yang lain dan menjadi yang terbaik. bagaimana?"hibur Seyoung yang tak tega melihat raut wajah murung anak menggemaskan itu.
"sudah jangan bersedih, nanti jika sempat paman juga akan datang untuk menonton penampilan kalian semua"
Seyoung terpana dengan senyum milik paman Woojin itu. Ketika ia tersenyum, matanya tertutup dan senyumannya itu manis sekali
sepulangnya dari cafe, Junho tidak bisa berhenti memikirkan Seyoung. bagaimana ia makan, berbicara, berinteraksi dengan woojin dengan penuh kesabaran seakan-akan setiap detail gerakan yang keluar dari Seyoung sudah terekam dengan jelas di dalam kepala Junho dan kini rekaman itu terputar kembali memenuhi pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You are my destiny
Fanficini kali pertama aku bertemu dengannya, namun entah mengapa hati ini seperti telah mengenalnya untuk waktu yang lama. Senyumnya mengingatkanku pada sesuatu yang aku sendiri tidak dapat mengingatnya namun rasa ini seperti de javu setiap kali menatap...