"Selamat pagi Kei, sini makan dulu!" Seru sang ibu dari dapur, disana sudah ada ayah dan kakak laki-lakinya. Kei menempatkan diri disamping ayahnya, di sebrang kakaknya, Tsukishima Akiteru."Kei, mau berangkat bersama hari ini?" Tawar kakaknya.
Kei menyesap susu strawberry kesukaannya. "Nii-chan tidak ada latihan pagi?"
"Ah... Yah, tidak ada kok," Kei menaruh curiga pada kakaknya, akhir-akhir ini kakaknya tidak bersemangat dengan Voli.
"Hmm, oke..."
"Gitu dong, lagian udah lama gak berangkat bareng." Kei mangangguk mengiyakan perkataan Akiteru.
Setelah makan ia kembali ke kamarnya mengambil perlengkapan sekolah yang sudah ia siapkan semalam. Mengecek PR sekali lagi, takut ada yang tertinggal. Ia membuka gorden, menengok kanan kiri dan mengecek bawah jendelanya.
Ah, pesawat kertas. Lagi.
Setiap pagi Kei mendapat pesawat kertas dengan kata-kata yang sama sekali tidak ia mengerti. Menggunakan alphabet dan bahsa yang bukan bahasa jepang.
Kei membuka pesawat itu.
"Bonjour, Ça va, comment t'appelle?"
Lagi... Kei sama sekali tidak mengerti apa yang ia baca, dan ia juga tidak tahu bagaimana membacanya. Ia menyimpan kertas itu di kantongnya bersama dengan kertas yang lain, yang ia terima setiap pagi kadang malam. Biasanya berisi tulisan yang sama. Hanya 'Bonjour' tiap pagi dan 'Bonne Soiree' pada malam hari. Kei bisa mengira bahwa itu sapaan pagi dan malam dalam suatu bahasa, untuk bahasanya, ia masih tidak tahu.
"Keii~ kenapa lama sekali?"
"Ah! Aku kesana Nii-chan" Kei bergegas pergi setelah menutup kembali jendela, sudah waktunya untuk berangkat sekolah.
.
.
.Sore ini setelah pulang dari kegiatan klub, bukannya masuk ke dalam rumah, Kei memeriksa bawah jendelanya. Dan apa yang dipikirkannya benar. Pesawat kertas itu ada lagi, kali ini dua pesawat kertas.
"Tu parle Le Japonais?"
Dan satu lagi
"Yamaguchi Tadashi" yang di tulis dengan huruf kanji. Kali ini Kei bisa membacanya, bukan hal sulit bagi Kei untuk membaca kanji, ia termasuk yang pintar dalam pelajaran bahasa jepang.
"Yamaguchi... Ini namanya kah? Ah... Apa selama ini dia menanyakan nama?" Kei menatap pada jendela yang berada diatasnya, tertutup.
Ia menulis namanya di bawah nama 'Yamaguchi Tadashi' menggunakan alphabet, ia teringat perkataan tetangganya bahwa keluarga Yamaguchi sepertinya bukan orang jepang. Kei melipatnya menjadi pesawat dan menerbangkannya sampai ke jendela. Bunyi 'tuk' kecil terdengar ketika ujung peswat keryas bertabrakkan dengan jendela. Pesawat itu tersangkut di bawah jendela, tapi setidaknya masih bisa diambil.
Jendela itu perlahan terbuka menampilkan tangan mungil yang mencoba mencari-cari di jendela. Kei memerhatikannya terus, sampai gorden itu tersibak dan menampakkan wajah dengan mata hijau cemerlang yang ia lihat malam itu.
Dan rambut yang benar-benar hijau.
Ia mengambil kertas itu. Dan membacanya. Ia menoleh kebawah dan melihat Kei sedang memerhatikannya. Ia terkejut dan masuk kembali ke dalam jendela.
"HEI! Kau siapa? Kenapa kau malah ngumpet?!" Seru Kei dari bawah, ia yakin suaranya sampai pada jendela itu. "Apa yang kau inginkan?? Kenapa kau menerbangkan pesawat kertas ke jendela ku tiap hari?!"
Kei berpikir keras, bagaimana caranya agar anak itu mau keluar, apa ia harus bicara dengan bahasa yang dipakai oleh anak itu? Tapi... Ia bahkan gak paham bagaimana bacanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paper Plane || TsukiYama
Fanfiction1st project form @KazeClub_ "Kamu tau rumah ijo di blok A? Yang tingkat 2 itu loh," "Ohh tau-tau, emang bener ya rumornya itu rumah berhantu?" Bermula dari Tsukishima kecil mendengar rumor dari anak-anak sekelasnya. Bukan berarti ia percaya hantu, t...