Part sebelumnya...
Gue masih terheran-heran sama sahabat gue ini yang udah tertular virus alay. Emang si perawakan Arkan Maco kulitnya putih bersih tinggi dan model rambutnya sedikit agak panjang tapi bukan gondrong yang membuat dia semakin menawan, tapi tetap saja ini terlalu berlebihan.
(singkat..)
After pulang sekolah gue ngebalikin buku ke deren temen sekelas gue yang super kutu buku, koleksi buku series, horor, romance bahkan pengetahuan dia punya semua, gue ? Bagian pinjam meminjam aja haha.
"Thanks ya deren" deren mengulurkan tangannya dan menanggapi buku yang kemaren gue pinjam.
"Ra kalo mau pinjam buku lagi bilang aja ya"
"Oh okee, yaudah gue duluan ya."
Gue melangkah kan kari menjauh dari deren. Gue perjelas dulu soal deren. Dia salah satu temen gue yang pinter banget tapi untungnya ga sekelas sama gue jadi gue ga susah-susah saingan sama dia, dia temen sekolah gue waktu SD dan ketemu lagi pas SMA, dari dulu dia selalu di kucilkan entah kenapa mungkin karna dia tidak berani untuk bersosialisasi, orang tuanya cerai dan Deren hidup dengan ayahnya, lumayan miris juga si kehidupannya, ayah deren selalu menuntut nilai tinggi deren di besarkan dengan perlakuan yang kurang baik dia sering kena pukul dan caci maki ayahnya, ibunya entah kemana setelah bercerai Deren sudah tidak mengetahui keberadaan nyokapnya. Mungkin itu si alasan dia susah untuk bersosialisasi.
Setelah sampai di rumah, gue di sambut dengan keberadaan ponakan-ponakan gue dan ke dua Kakak gue. seperti biasa setiap weekend mereka selalu berkunjung dan menginap di rumah.
"Hallo Tante" aylin membuka tangannya seraya ingin memeluk, aylin ponakan ke dua gue anak dari Kaka gue yang ke dua, dan ponakan gue yang pertama adalah abangnya Azka.
"Hai Ra" sapa ka airin yang sedang duduk santai di sofa.
"Hai ka, sendirian ka ? Ka Rio mana ?"
" Ka Rio lagi pergi tuh sama Azka disuruh mamah beli apa tadi lupa"
"Ka dara udah kesini?"
"Udah, di ruang makan sama mamah"Gue berjalan menuju ruang makan, disitu terdapat mamah, ka dara dan papah.
"Hai dek, udah pulang? Tumben biasanya kalo hari Sabtu ada jam tambahan" sapa ka dara sambil menyisir bawang, sepertinya akan ada makan besar insting gue.
"Lagi gaada aja, Kaka sendirian kesini? Ka Bimo mana?"
"Dia lagi ada proyek di luar kota, oh iya diet mu gimana? Lancar?""Lancar gimana semalem aja dia bawa pizza burger, untung aja mamah langsung cepet-cepet tau" timpal mamah, yang sedang membereskan kulkas.
Gue duduk di samping papah "tiap ketemu yang di tanyain diet mulu"
Papah mengelus lembut rambut gue "jangan dengarkan" bisik papah
"Papah masih suka Belain Yora yah mah" ka dara adalah Kaka gue yang super posesif sama seperti mamah, badannya udah kurus tapi dia tetap membatasi makan nya, dan dia super bersih apalagi soal makanan, dia ga sembarang an.
Berbeda dengan ka Airin, memang dia juga sesekali ngomong dan nyuruh gue buat diet tapi dia ga terlalu nge posesifin kaya mamah dan ka dara.
Bisa gue akuin memang body ka dara sama ka Airin kebalikan dari badan gue, ka Airin walopun sudah mempunyai anak dua tapi badannya tetap keliatan ideal.
"Yaudah pah aku ke atas dulu ya" gue langsung beranjak pergi ke kamar untuk bersih-bersih.
"Nanti turun lagi ya dek, makan nih"
Gue cuma acungin jempol sambil terus berjalan menaiki tangga.
(Singkat...)
Pukul 20.00
KAMU SEDANG MEMBACA
80KG
Teen FictionHai gw adalah manusia bergender wanita dengan postur tubuh yang jauuuuuhhhhhh dari kata ideal tak sering juga gw di kucilkan oleh lingkungan sekitar tapiiiiii ada hal yang membuat gw merubah semua prinsip dalam hidup gw...!!!!!