Chap 1

14 2 0
                                    

"Sazanka Al-Harrel Fransicho"
"Sazanka Al-Hairrel Fransicho"

Membaca nama di kalung milik anak nya yang baru ia pasang, Memeluk kedua anak nya erat dengan penuh kasih sayang, perjuangan nya mengandung selama sembilan bulan berakhir bahagia dengan kedatangan bayi bayi kecil tercinta nya, menangis haru sambil memegangi tangan kecil sang putra.

Dor dor dor!

Nampaknya kebahagiaan nya tidak berlangsung lama setelah mendengar suara tembakan dari arah luar kamar rumah sakit yang sedang ia tempati saat ini, menatap cemas, tangan kanannya yang sudah ia longgarkan tadi kembali memeluk kedua putranya dengan erat, tangan kiri nya menggenggam tangan sang suami dengan suami yang memeluk keluarga kecil yang baru saja ia dapatkan saat ini.

"Penculik!" Teriak seseorang diluar sana.

Mereka terkejut, pintu terbuka lebar tak lama setelahnya, sang ayah yang notabe nya kepala keluarga segera berdiri, menghajar para penculik itu dengan tangan kosong, namun sepertinya tuhan sedang tidak berpihak padanya saat ini, ia pingsan setelah mendapat pukulan di bagian kepala berkali kali, satu banding dua, istri menangis sekencang-kencangnya, putranya ikut menangis mendengar suara teriakan teriakan.

Penculik itu mendorong kepala nya berkali kali hingga tak sadarkan diri, tak ada yang menolong, pihak yang bertanggung jawab belum datang, ah, penculik itu berhasil menculik salah satu anak kesayangannya.

•••

"REL, MAIN YOK"

Narendra Avgion, sahabat Harrel sejak duduk di bangku TK, berteriak cukup keras di depan rumah Harrel, duduk di motor kesayangan milik nya yang baru saja keluar dari bengkel beberapa hari yang lalu, jika bertanya kenapa, sudah pasti Harrel jawaban nya, Harrel tak sengaja menjalankan motor milik Naren yang membuat motor Naren menabrak gerbang sekolah, agak lucu sebenarnya, karna Harrel dengan bodohnya tidak melepaskan stang motor Naren, yang membuat Harrel jadi ikut terbawa oleh motornya Naren, untung Naren sabar.

"SABAR REN, GUE MAU MAKAN DULU, LO DULUAN AJA" teriak Harrel tak kalah kencang dari jendela rumah nya.

"NUMPANG MAKAN DONG REL, LUMAYAN MAKAN GRATIS, LAPER GUE"

Naren berteriak sambil memasuki rumah Harrel, tenang saja, Naren sudah tau jika orang tua Harrel sedang pergi keluar kota untuk menjalankan bisnis mereka yang sedang naik pesat.

"bangsat, miskin banget lo, padahal bokap lo sepantaran sama papa gue, tapi lo nya kaya gelandangan" cibir Harrel kepada Naren yang sedang mengambil nasi.

"Sialan, brisik lo curut, ga tau apa kalau gue laper" balas Naren.

"Nyenyenye"

Saat sedang menikmati makanan mereka, Handphone Naren berbunyi, menandakan bahwa seseorang menelfon nya.

"Hwalo Jep, UHUK UHUK"

"ANJING, ABISIN DULU MAKANAN DIMULUT LO BANGSAT, MUNCRAT KE GUE NIH, BANYAK BANGET LAGI"

Harrel melempar lap meja yang tadi ia pakai kearah Naren, lalu berdiri dari duduknya, pergi membersihkan diri dikamar mandi.

"SORRY REL, GA SENGAJA, JEPANO NIH" maaf Naren pada Harrel setelah menghabiskan makanan yang tersisa di mulutnya.

"Gue belom ngomong apa apa ya monyet, udah di salahin aja" protes Jevano di sebrang sana

Jevano Arjendral, salah satu sahabat Harrel dan Naren semenjak duduk di sekolah dasar.

"ya lo ngapain nelfon gue pas gue lagi makan njing?" Tanya Naren ya santai.

"Ya gue mana tau kalau lo lagi makan nyet" bela dirinya sendiri.
"GUE KAN NYURUH LO BUAT JEMPUT HARREL, BUKAN MAKAN, BABIC LO REN" omel Jevano pada Naren.

"SEKALIAN ASU, LUMAYAN MAKAN GRATIS" Naren tersenyum menyebalkan, langsung dilihat oleh Harrel yang baru saja keluar dari kamar nya.

"Berisik setan, rumah gue bukan hutan"

Harrel sudah bersih, ternyata dia juga mengganti baju nya.

"REL AYO REL, DITUNGGUIN JEPANO"

"lo ngomong doang ayo, emang berdiri sih, tapi piring sama sendok nya ngapain dibawa goblok? Mana tu mulut penuh lagi" Harrel menatap jijik pada Naren yang hanya di balas cengiran.

"Maap lupa, efek laper"

setelah menaruh Piring dan sendok bekas makannya di wastafel, Harrel dan Naren pergi ketempat Jevano berada

"Lama banget jingan, bangsat, babi" umpat Jevano sesampainya Harrel dan Naren.

"Maap jepano ayank ku, muach muach" Naren menggantungkan tangan nya di lengan kekar milik Jevan sambil berpose ingin mencium Jevano, yang tentu saja langsung di hindari.

"Jijik ren" Jevano menoyor kepala Naren sampai jatuh ke Trotoar.

"BRENGSHAKE JEPANO, GA USAH KISS KISS LAGI LO, ANJING!" Naren memeluk Harrel erat, kesal dengan Jevano yang mendorong nya hingga jatuh ke Trotoar.

"NAREN AYANK, AA BERCANDA LOH 🥺🥺" balas Jevano.

"Bodo amat, ga perduli" acuh nya.

"Pasangan goblogh" Harrel membenturkan kepala Naren ke kepala Jevano. "Marvel mana?" Tanya nya pada Jevano.

"Beli minum, aus dia nungguin lo berdua" sinis Jevano ke arah Naren.

"NGAPAIN LO SINIS KE GUE? MAU PUTUS?"

"IHHHH, KOK GITU SI REN, BERCANDA DOANG LOH AA JEVANO MU INI, GA MAU PUTUSSSS, HUWEE AYANK NARENNN" panik Jevano langsung melepas pelukan Naren pada Harrel dan memeluknya erat

"Udah Dateng ternyata, ayo berangkat"

•••

Anw, maaf awalnya agak ga jelas, soalnya bingung mulai ceritanya kaya gimana, hehe(~ ̄³ ̄)~

Dikit dulu ya, mau bobo bye bye



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TWINS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang