02 | Midnight Hours

841 110 27
                                    

kedua,
oh, maybe there's something in the midnight hours



Ketiga individu yang duduk melingkari sebuah meja kristal di tengah penthouse masih mengunci bibir mereka masing-masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Ketiga individu yang duduk melingkari sebuah meja kristal di tengah penthouse masih mengunci bibir mereka masing-masing. Taeyong mengepulkan asap rokoknya ke udara sesekali, membiarkan mata Johnny jatuh pada Kim Jennie yang sibuk dengan segelas teh diatas meja.

"Bagaimana jika kita lupakan saja?"

Pertanyaan Jennie lebih terdengar sebagai pernyataan pada telinga kedua pria di hadapan, sehingga keduanya menoleh.

"Apanya?" Tanya Taeyong, "seks?"

"Yeah," jemari Jennie bermain-main pada tepi gelas selagi kepalanya mengangguk mantap, "seks. Atau apapun yang terjadi kemarin malam antara aku dan kalian."

Johnny mendengus pelan, alisnya terangkat sebelah, "kita bertiga hanya telanjang, Sayang. Tidak ada jaminan aku, kau, dan Taeyong melakukan hubungan seks kemarin malam."

"Bagaimana bisa kau terdengar begitu yakin?" Taeyong menggantungkan rokoknya pada sudut bibir, "ya, kau mabuk, Bodoh. Jennie benar. Kita bertiga mungkin bercinta kemarin malam."

Namun setelah itu sebuah kekehan halus tercetus dari bibir Taeyong, sehingga atensi Johnny segera jatuh padanya, "kau terlihat senang?"

"Tentu saja."

"Tentu saja?" Jennie terkekeh, "kau Bangsat."

Suara tawa Taeyong semakin vokal saat itu, sehingga baik Jennie dan Johnny ikut melemparkan kekeh mereka masing-masing. Pria Lee itu menghisap rokoknya sekali lagi, kemudian lanjut berkata, "ah, sayang sekali aku tidak dapat mengingat apapun—"

Bibir Taeyong yang cantik segera melingkari ibu jemarinya. Mata tegas Pria Lee itu tertuju pada Jennie dan Johnny secara bergantian dan dengan tanpa ragu membuat suara "plop" dengan bibirnya sendiri.

"Kalian yakin yang terjadi kemarin malam hanyalah sebuah seks biasa yang kasual?" Taeyong membawa wajahnya ke depan, lanjut berujar dengan intonasi lebih pelan, "karena aku bukan tipikal penikmat vanilla and casual sex. Kemarin malam mungkin lebih dari itu," Taeyong kembali membuat suara "plop" menjijikan itu dengan bibirnya sehingga kaki Jennie segera memberikan tendangan ringan pada bahu pria itu.

"Tidak. Silahkan simpan klamidia di penismu sendiri, Lee Taeyong."

"Tck, aku hanya mengatakan kemungkinannya!"

Johnny terkekeh, "ya, kurasa Jennie benar. Apapun yang terjadi kemarin malam tidak akan merubah apapun."

"Mh-hm,"

"Auh, tentu saja!" Taeyong memadamkan rokoknya, setelah itu tangannya di rentangkan lebar, "bahkan jika setelah ini aku, kau, dan juga kau kembali bercinta sampai pagi—kita bertiga tetaplah teman baik! Aku akan bercinta dengan kalian hingga puas dan melupakannya begitu matahari terbit!"

Bandits | Johnny . Taeyong . JennieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang