11. Diskusi Rencana

112 6 0
                                    

Bel pulang sekolah akhirnya berbunyi, mengakhiri jam pelajaran hari itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bel pulang sekolah akhirnya berbunyi, mengakhiri jam pelajaran hari itu. Siswa-siswi segera berhamburan keluar kelas, tak terkecuali Aznii dan teman-temannya. Mereka melangkah bersama menuju area parkir, bercanda ringan sepanjang jalan.

Sesampainya di parkiran, Aznii melirik ponselnya untuk mengirim pesan kepada Dika. 'Otw ke kafe. Jangan lama-lama' tulisnya singkat.

“Eh, kalian duluan aja, ya,” kata Aznii sambil menyimpan ponselnya ke saku.

Ocha langsung menatapnya dengan alis terangkat. “Lah, lo mau ke mana, Az?”

“Mau mampir ke kafe dulu,” jawab Aznii santai.

Kayla yang mendengar langsung tersenyum jahil. “Hmmm, siapa nih yang mau lo temuin? Jangan-jangan gebetan, ya? Gue spill ke tante Alena, nih!” godanya.

Aznii hanya mendesah kecil. “Enggak lah. Gue semalam udah janjian sama Dika buat ketemu di kafe,” jawabnya.

“Serius?” Kayla semakin penasaran.

“Tumben banget!” sahut Raina sambil memiringkan kepala, tampak tak percaya. “Lo jarang banget nongkrong sama adik lo.”

“Iya, beneran aneh. Lo nggak lagi kena ancaman, kan?” timpal Ocha, membuat semua tertawa.

Aznii menatap mereka dengan lelah. “Gue ada urusan dikit sama dia.”

“Berdua aja?” tanya Kayla sambil tersenyum penuh arti.

Aznii mengangguk singkat. “Iya, cuma gue sama dia.”

“Gue kira lo sama si Rena,” ucap Kayla, menyebut nama dengan santai.

“Rena siapa?” tanya Ocha, penasaran.

“Adik sepupu gue. Anak om gue,” jawab Aznii. “Tapi nggak, si Rena lagi nggak jelas. Semalam dia ngechat gue duluan, tapi pas gue balas malah nggak ada kabar. Jadi ya udahlah.”

Tiba-tiba, Fara membuka suara. “Maaf ya, Aznii, aku nggak bisa ikut,” ucapnya dengan nada polos, menatap Aznii seolah penuh penyesalan.

Ocha langsung menoleh dengan ekspresi jengkel. “Hah? Heh, Far! Nggak ada yang ngajakin lo juga, kok!” balasnya dengan nada ketus.

Fara hanya terkekeh kecil, tampak tak terganggu dengan reaksi Ocha. “Ya siapa tahu Aznii mau ngajakin aku, kan?” ujarnya sambil tersenyum polos, seolah-olah semua yang ia katakan masuk akal.

Ocha mendengus frustrasi sambil memijat pelipisnya. “Aduh, cape banget gue ngomong sama lo. Udahlah, Far, please!” keluhnya, tampak seperti menyerah menghadapi Fara yang memang terkenal lambat menangkap situasi.

Enemy to LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang