Senin

68 5 0
                                    

Pagi ini hujan deras mengguyur kota. Hembusan udara membawa hawa dingin yang menyengat di kulit. Membuat orang merasa malas untuk melakukan kegiatan. Lebih enak bergelung di kasur dengan selimut tebal dan memejamkan mata.

Sayangnya hal tersebut harus pupus, mengingat hari ini adalah hari senin. Hari dimana semua kegiatan dimulai. Entah itu sekolah ataupun bekerja.

Jam menunjukkan pukul 7:00 a.m. Dapur di sebuah rumah di kota tersebut tampak ramai. Ada yang memasak, ada yang membuat susu, dan kegiatan lainnya. Oh jangan lupakan di ruang makan yang sudah tertata rapi peralatan makan dan beberapa anak kecil yang duduk melingkar di lantai.

Tempat yang tidak terlalu luas ini berisi 5 anak kecil dan 3 orang dewasa. Tempat bagi mereka yang tidak memiliki keluarga dan memutuskan hidup bersama. Bukan sebuah panti asuhan, melainkan sebuah rumah milik pasangan suami istri yang memiliki empati lebih dan memutuskan tinggal bersama anak-anak yang memang kurang beruntung.

Kegiatan rutin di rumah tersebut, yaitu sarapan bersama dengan menu sederhana sebelum kegiatan hari ini dimulai.

"Bundaaa, sepatu Lav ilang" teriakan bernada tinggi itu terdengar dengan jelas.

Oknum yang berteriak pun sudah sampai di dapur dengan bibir yang manyun dan langah yang dihentak hentakan. Kebiasaannya dikala sedang kesal.

"apa sih dek, pagi-pagi udah teriak-teriak" jawab si bunda tanpa menghentikan kegiatan memasaknya.

"Ihhhh bundaaa, sepatu adek ituuu ilang tauu. Udah dicari dikamar tapi no adaaa"

"Bener udah dicari?"

"Udaaaa, uda muter-muter kamar. Uda Tanya kaka juga ngga tauu katanya" jawabnya sedikit kesal karna bunda tidak mempercayainya.

"Kamu beneran nyari atau cuman muter-muter kamar doing dek" jawab bunda sambil membawa masakannya ke tempat mereka akan makan.

Disana sudah ada ayah, kakak dan adik-adiknya sedang bergurau.

"Kak Lavrel kenapa monyong-monging gitu ihhh, kaya ikan di sekolah tata aja" Tanya seorang anak perempuan yang sudah rapi dengan seragam Junior Schoolnya.

Yang dipanggil Lavrel itu pun mendudukan dirinya dengan ekspresi kesal dan mulai menceritakan tentang sepatu miliknya.

"Loh, bukannya kamu taruh di deket pintu. Tadi malem katanya biar gak susah nyarinya"

Setelah sang ayah berkata demikian, Lavrel langsung bergegas menuju pintu depan.

"Gimana kak? Ada?" Tanya anak kecil lainnya.

"Hehe, ada ternyata" dengan senyum malu lavrel kembail duduk bersama .

Bunda yang sudah sangat gemas itu pun mengusak rambut halus lavrel sampai berantakan.

"Gimana sih dek, naruh sendiri malah lupa sendiri" omel Bunda.

"Yaa kan Lavrel manusia bundaaa, jadinya Lavrel lupa ituu tuuu wajar tauu"

"udah-udah. Mending kita makan yuk, bentar lagi juga udah waktunya berangkat"

Akhirnya mereka mulai makan setelah ucapan sang ayah. Pagi yang cukup hangat ditengah hujan, bukan?

---/---

At Regan Family

Ruang makan besar dengan hidangan mewah yang menggoda siapa saja untuk mencicipinya. Namun, suasana dingin dan sepi malah yang melingkupi keluarga besar tersebut. Makan dengan tenang tanpa suara dan fokus sudah menjadi hal yang dilakukan keluarga ini selama beberapa tahun terakhir. Awalnya tidak seperti ini. Dulu, sekitar 9 tahun yang lalu ruang makan ini selalu ramai. Tapi, semua hal yang berubah tentunya memiliki sebuah alasan, bukan? Sama halnya dengan keluarga Regan ini.

"Aku selesai, aku akan berangkat ke kantor dulu."

Sang putra tertua mengeluarkan suaranya memecah keheningan tersebut.

"Hati-hati di jalan, Leo" suara lembut seorang perempuan menjawab perkataan tersebut.

"Okay, Mommy"  Yang dipanggil Leo pun bergegas ke tempat duduk Mommynya dan memeluk singkat. Kemudian beranjak pergi meninggalkan ruang makan.

"Kami juga selesai, kami akan berangkat ke sekolah juga" 

Setelah itu 2 orang remaja laki-laki menghampiri Mommy   mereka untuk berpamitan.

"Hati-hati di jalan, jangan ngebut!"

"Tidak janji"

setelah memeluk sang Mommy mereka menuju garasi dan masuk ke mobil masing-masing. Kemudian mereka pergi meninggalkan Mansion mewah itu dan menuju ke sekolah.





Tbc

Little LavrelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang