1

1 1 0
                                    


Satu tangan terulur kepada seorang bocah laki-laki yang sedang menunduk menatap air danau didepannya.

Dirasa ada orang disampingnya, bocah laki-laki itu menoleh pelan. Betapa kagetnya dia melihat seorang bocah perempuan seumuran dengannya sedang mengulurkan tangannya dengan senyum lima jari diwajahnya.

"Kamu kenapa?" Suaranya terdengar lembut khas anak perempuan, sedikit cempreng namun tidak menggangu.

Bocah laki-laki itu menggeleng, enggan menjawab. Dia kembali dengan kegiatan nya yang
Menatap air danau didepannya, menghiraukan pertanyaan bocah perempuan disebelahnya.

Tak mendapat jawaban, bukannya membuat bocah perempuan itu menyerah. Dia ikut duduk disamping bocah laki-laki.

Mengayunkan kakinya dengan bersenandung kecil.

"Kata mama gak boleh ngelamun sendirian, entar dimasukin setan loh." Dengan suara yang dibuat-buat menyeramkan diakhir ucapannya bocah perempuan kembali bersuara.

Kali ini bocah laki-laki menunjukkan reaksinya.

Tubuhnya menegang, dia ingin bangkit tapi tidak jadi saat sebuah tangan menarik tangannya untuk duduk kembali.

"Polos banget sih, padahal aku cuma bercanda." Setelah itu tawa kecil terdengar.

Bocah laki-laki yang awalnya takut, kembali rileks. Dia mendengus lalu sedikit menggeser duduknya menjauh dari gadis itu.

Tapi bocah perempuan itu menggeser duduknya mendekat.
"Ngapain jauh-jauh, padahal niatku baik loh. Mau ngajak kenalan." Ucapnya pura-pura sedih.

Bocah laki-laki yang melihat itu merasa tak enak, jadi dia mengulurkan tangannya. Mengganti ukuran tangan bocah perempuan itu.

"Nama ku Legan, nama kamu?" Tanya Bocah laki-laki setelah memberitahu namanya.

Melihat itu, senyum bocah perempuan mengembangkan. Dia bahkan saking semangat nya segera membalas uluran tangan bocah laki-laki tersebut, takut ditarik lagi ulurannya.

"Namaku Ghe!" Serunya dengan senyum cerah ceria.

Bocah laki-laki yang melihat wajah ceria itu kembali, seketika tenang. Dia menatap ke bawah. Menatap air danau yang tanpa riak dengan senyum tipis.

"Oh iya, Egan berani kesini sendiri?" Tanya Bocah perempuan yang ternyata bernama Ghe.

Bocah laki-laki itu menganggukan kepalanya pelan.
"Iya." Jawabnya singkat.

Mendengar jawaban bocah laki-laki yang ternyata bernama Egan, Ghe langsung mengerucut sebal.

"Egan sering kesini? Atau bareng sama temen-temen Egan?" Tanya Ghe lagi.

Seperti tadi, Egan hanya menjawab seadanya.
"Iya, Aku gak punya temen."

Mendengar itu, mata Ghe langsung melebar kaget. Setelah itu langsung tersenyum senang.
"Yaudah kalo gitu, Ghe mau jadi sahabat pertama Egan!" Seru Ghe senang.

Sedangkan Egan hanya mengangguk, dia sudah biasa mendengar kata-kata itu. Tapi saat mereka sudah mengenal kembarannya nanti, pasti perkataan nya berbeda lagi.

"Egan gak seneng?" Tanya Ghe saat melihat raut keruh Egan.

Egan langsung menggeleng.
"Aku seneng kok." Jawab Egan biasa saja.

Tapi Ghe tetap bisa merasakan kalau sahabat barunya ini, tak senang atau terkesan biasa saja?

Segera Ghe mengenyahkan pemikiran itu, dia bangkit. Menepuk-nepuk celana pendek se-lutut nya pelan, sebelum mengulurkan tangan kearah Egan.

Double RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang