Sudah tiga tahun, Ghe dan Egan menjadi sahabat.Ghe yang ceria seperti matahari, dan Egan yang kalem seperti bulan.
Mereka tidak hanya berdua, tapi selama tiga tahun ini. Mereka ditemani tiga bocah lainnya.
Mereka adalah teman disekolah Ghe yang Ghe ajak untuk bermain bersama, Ghe mengenalkan mereka pada Egan dan setelah itu mereka menjadi bersahabat.
Lengket bagai perangko, itu membuat Ival iri.
Banyak suka duka yang mereka lalui, seperti Ival yang berusaha merebut sahabat-sahabat Egan. Namun karena pertemanan dan kepercayaan yang mereka taruh satu sama lain kelewat kuat, rencana Ival tak pernah berhasil.
Bahkan selalu gagal.
Mereka berlima, bermain bersama. Di sebuah rumah pohon. Di hutan buatan yang mengelilingi danau, kakek Ghe yang membuatkan.
Dibantu, Paman yang selalu membersihkan danau dan ayah Garu, sahabat mereka. Yang selalu berpatroli disekitar jalan di depan hutan buatan.
Mereka berlima. Egan, Ghe, Garu, Jepan dan Pian.
Lima bocah berumur sembilan tahun itu, bermain dengan asyiknya.
Sampai seorang kakek-kakek datang, walaupun sudah tua. Tak melunturkan jiwa sang kakek yang masih terlihat seperti anak muda, bahkan tubuhnya masih tegap karena didikan militer dan sudah berkecimpung didunia militer selama separuh hidupnya.
"Kakek!" Seru Ghe saat melihat kakeknya mendatangi mereka.
Seketika empat bocah lainnya, menyusul Ghe yang berlari kearah kakek Hendra (kakek Ghe).
"Kakek kenapa kemari?" Tanya Ghe dengan dahi mengeryit, tak biasanya kakeknya kemari jika tidak dia pinta.
Mengelus rambut cucunya dengan sayang, lalu menatap keempat teman cucunya seraya menggeleng pelan.
"Kalian ini, jika tidak dicari. Tidak akan pulang awal." Ucap Kakek Hendra sebal.
Ghe langsung menunjukan cengiran khasnya.
"Itu karena kami asyik bermain kek!" Jawab Ghe semangat.Kakek Hendra terkekeh mendengar jawaban cucunya yang kelewat semangat.
"Baik-baik, Ghe mari pulang. Ayah dan ibumu sudah menunggu dirumah." Mendengar itu, Ghe langsung mengangguk dengan wajah senang.
Kakek langsung menatap kearah keempat anak lainnya.
"Ayo pulang, kakek boncengi." Ajak kakek Hendra yang langsung mereka anggukiDiperjalanan, Egan banyak diam. Entah kenapa perasaan nya tak enak, seperti rasa sesak ingin menangis dan seperti akan ditinggal pergi seseorang. Tapi siapa?
.
Setelah mengantarkan mereka kerumah masing-masing, Kakek Hendra mengarahkan mobilnya untuk pulang kerumahnya.
Suasana mobil tampak ceria, diiringi celotehan sang cucu dan sang kakek yang kadang menimpali.
Tak lama mereka sampai, saat mobil kakek Hendra menaiki undakan. Disana Ghe dapat melihat.
Pajero sport berwarna hitam itu terparkir diperkarangan yang dilapisi rumput Jepang yang selalu dirawat nenek Kayla.
"Mama, Papa!" Seru Ghe kencang setelah turun dengan cara melompat dari kursi depan mobil.
Kakek Hendra yang melihat itu hanya bisa menghela nafas kasar, untung saja cucunya tak jatuh.
"Sayang!" Seruan juga datang dari seorang wanita dewasa yang terlihat sangat cantik, wajahnya mirip Ghe versi dewasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Double R
Teen Fictionfollow dulu yok. Sinopsis: Kisah Ravelita Gheanindy dan Regan Geraldo, sahabat kecil yang harus terpisah dan dipertemukan kembali disatu sekolah. Bagiaman kisah mereka? Mampu kah, Ghe dan Egan saling mengenal setelah sembilan tahun tak bertemu...