Dari sudut pandangan Krit...
Ada pepatah mengatakan jika kamu mencintai sekuntum bunga maka jangan petik dia, sirami dia.
Hidup PP Krit itu bagaikan lautan luas, panjang dan lebar. Dia punya mimpi yang besar, ambisi yang kuat, sudah melakukan banyak hal di usia-nya yang kedua puluh dua tahun. Masa remajanya dihabiskan dengan penuh ambisi namun pula seimbang dengan hal-hal manusiawi. Sudah berlari kesana kemari, bebas dan lepas bagai burung yang terbang dilangit biru.
"Will you marry me?" semua orang bersorai pada hari itu, saat Billkin berlurut dibawah kakinya meminta-nya untuk menjadi miliknya selamanya, mengikatnya dalam sebuah pernikahan.
"Yes, I do... I do Billkin."
Semua orang yang dicintainya ada disana, ayah dan ibunya, seluruh sahabatnya. Mereka bersorak bahwasanya dia adalah salah satu manusia paling beruntung didunia ini sebab menikahi Billkin, seorang penyidik kriminal yang memiliki lisensi resmi dari pemerintahan. Dan lagi, lelaki itu sungguh mencintainya dari ujung rambut hingga ke ujung kaki—tergila-gila padanya.
Krit Amnuaydechkorn memamerkan cincin yang Billkin sematkan pada jari manisnya, berteriak bahagia kepada seluruh kerabatnya bahwa dia akan segera menikah lalu menari-nari di bawah langit penuh bintang dengan di iringi lagu dari Nat King Cole yang berjudul (L-O-V-E). Semua orang di sana bahagia, Billkin dan dirinyamanusia paling bahagia pada malam hari itu. Untuk sejenak Krit lupa akan mimpi-mimpinyayang seluas samudra itu, dia hanya ingin menari.
....
Paradise Beach, Phuket.
"Sayang foto-in," Krit mendudukan dirinya sambil berpose diatas batu granit besar dengan wajah tersenyum lebar, untuk tujuh puluh juta kali sekalipun Billkin tidak pernah berhenti terpesona dengan senyuman itu.
Dia mengambil foto sang suami, menyuruhnya berganti-ganti gaya. "Sayang... dada-nya jangan terlalu terbuka dong, nanti banyak yang ngiler."
"Bagus dong, artinya aku cakep."
"Gak boleh, kamu cuma punya aku."
Tangan-tangan Billkin terulur keatas menyambut tangan Krit yang membutuhkan bantuan untuk turun dari tingginya batu granit yang sedang dia duduki saat ini. "Serakah... aku juga punya mama papaku." Sahutnya saat kedua kakinya nampak pada pasir-pasir putih yang berkilauan karena beradu dengan sinar matahari.
"Mama papamu juga 'ngak keberatan dengan klaim-ku."
Krit menjulurkan lidahnya dengan wajah berkelakar mengejek kepada suaminya yang rupawan. Krit setuju pada dirinya sendiri pada saat itu bahwa dia menyukai keserakahan Billkin terhadapnya, sebuah bentuk cinta pikirnya.
Kemudian dia melarikan diri setelah bekelakar lagi dengan ucapannya, "kamu jelek" yang mana tidak sesuai dengan pemikiran dan isi hatinya. Billkin tidak tinggal diam, seperti sebuah sebab yang menimbulkan akibat, Billkin mengejar suaminya yang berlarian dibibir pantai dengan tertawa-tawa.
"Gotcha." Keduanya terbahak ketika tangan-tangan Billkin berhasil meraih pinggang ramping Krit, menggelitiknya hingga keduanya terjungkal diatas pasir.
"Aku cinta kamu," bisiknya di antara tawa mereka.
"Kamu mau scuba diving 'ngak?"
Siku Billkin bertumpu pada pasir matanya menatapi wajah Krit yang merbahkan diri dari atas dengan raut yang nampak berpikir. "Mau sih, tapi aku belum dengar cinta aku dibalas."
Krit tertawa, teringat perkataan teman-teman Billkin bahwa suaminya dikenal paling tegas ketika mengusut kasus. Namun dimata Krit lelaki-nya ini merupakan manusia paling manja diseluruh dunia.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAMPAI
AléatoireDidedikasikan untuk: Kalian. Kalian dua manusia saling mencinta dan para pinguin si penyokong sejati. Aku percaya kalian, aku, kamu, kita semua layak bahagia. Kumpulan one, two or three shoot AU sebagai penghiburan bagi kamu dan aku yang punya banya...