Jadwal Nayeon dan Jungkook siang ini cukup padat. Tentu saja Nayeon yang membuat padat jadwal mereka. Sejak bangun tadi, Nayeon merengek meminta jalan-jalan karena semalam rencananya gagal total. Jungkook yang salah katanya, jadi pria itu harus bertangung jawab.
Sekarang, mereka tengah menikmati pantai. Keduanya duduk di bawah nyiur dengan Nayeon yang memeluk lengan Jungkook sambil menyandarkan kepalanya di bahu Jungkook. Di tangannya Nayeon memegang sebuah kelapa muda yang cukup besar dan sesekali disesap airnya untuk menghilangkan dahaga. Jungkook pun demikian, bedanya yang Jungkook minum adalah darah yang dikemas dalam sekotak susu.
Siang ini tidak terlalu panas, cenderung mendung. Masih banyak orang yang berlalu-lalang dan bermain di pinggir pantai. Keduanya hanya bisa tersenyum menikmati pemandangan ini.
"Nay?"
"Uh? Apa?"
"Kau lihat anak kembar di sana?" kata Jungkook sambil menunjuk dua anak kecil yang sedang bermain pasir tak jauh dari mereka.
"Anak itu? Yang memakai baju sama itu?"
"Iya, mereka lucu, ya?"
Nayeon mengangguk sambil tersenyum. "Iya. Mereka kompak sekali. Lihat baju mereka. Kuncirannya juga sama. Uh, pasti mamanya suka sekali mendandani mereka."
"Mungkin..." jawab Jungkook.
"Kalau kau? Kau juga pasti suka mendandani anak kita nanti kan?" tanya Jungkook sambil menatap Nayeon. Nayeon yang ditatap mendadak merona. Dia langsung memalingkan wajah saat menyadarinya.
"Ke-kenapa bertanya begitu? Tentu saja iya," cicit Nayeon.
Jungkook terkekeh pelan melihat respon istrinya itu. Dia mengusap kepala Nayeon kemudian mencium puncak kepalanya.
"Ingat yang dibilang Ayah, ya? Lima," kata Jungkook sambil menunjukkan kelima jarinya.
Nayeon menggeleng membuat Jungkook mengernyit. Wanita itu meletakkan kelapa di tempat kosong yang ada di sampingnya kemudian menekuk ketiga jari Jungkook.
"Dua sudah cukup," katanya.
"Tapi—"
"Jung..."
"Bukankah mengasyikan jika punya banyak anak? Kastil kita pasti sangat ramai. Akan ada banyak anak yang berlarian. Kastil kita akan berwarna, tidak seram seperti kastil vampire lainnya."
"Itu dia. Kastilmu akan kehilangan kesan seram nanti. Lagipula kalau terlalu banyak anak... aku takut kejadian delapan tahun lalu terulang. Nanti anak-anak kita akan berebut kedudukan. Aku tidak ingin mereka saling membenci dan membunuh."
Mendengar itu Jungkook langsung terdiam. Tiba-tiba teringat kejadian dulu. Saat mamanya meninggal, saat Nayeon di culik, saat dia hampir mati melawan pamannya sendiri. Semua itu seperti menjadi catatan hitam masa lalunya.
Melihat wajah Jungkook yang murung mendadak membuat Nayeon khawatir.
Astaga, Nay. kau salah bicara, batinnya.
"Jung... um..." Nayeon mencoba menyentuh pundak pria itu. begitu Nayeon menyentuhnya, Jungkook tersentak kaget. Sepertinya memang tadi pikiran Jungkook sedang melayang entah kemana.
"Maaf," kata Nayeon.
"U-Uh, untuk apa?" tanya Jungkook.
"Mengingatkanmu dengan kejadian dulu."
Jungkook perlahan mengangkat sudur bibirnya kemudian menggenggam satu tangan Nayeon dan mengusap kepalanya.
"Tidak papa. Semua sudah berakhir sekarang. yang tersisa hanya kebahagiaan kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Mate [END]
Fanfiction[18+] Squel of My Vampire Mate Tersedia di Karyakarsa Bertahun-tahun lalu, dalam sebuah tragedi, Jang Taehyung yang tidak bukan adalah sepupu dari Jang Jungkook; penerus klan vampir Jang mengorbankan dirinya. Jiwanya dipindahkan ke tubuh Jungkook se...