27. terima?

410 44 4
                                    

Joan menaruh ponselnya kedalam saku dan mengambil jaketnya, meminta izin sebentar kepada kedua orangtuanya untuk pergi keluar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Joan menaruh ponselnya kedalam saku dan mengambil jaketnya, meminta izin sebentar kepada kedua orangtuanya untuk pergi keluar.

"Sebenernya apa ya yang mau harla omongin ke gue?," batin joan bertanya-tanya, sedikit mempercepat laju motornya agar segera sampai ketempat yang ditujukan oleh harla.

Setelah mengikuti lokasi yang dikirimkan harla, joan sampai disebuah tempat yang tidak kalah cantik dari danau yang dia datangi bersama harla kemarin.

"Gimana bisa harla nemuin tempat kayak gini?"

Tanpa berlama-lama, joan masuk ke tempat itu, sebuah pondok kayu yang memiliki lantai 2, terlihat aneh namun cantik karena dihiasi dengan bunga-bunga dan lampu-lampu yang menggantung di tembok luar pondok.

Joan menaiki tangga sesuai dengan arahan dari harla yang menyuruhnya naik menuju balkon lantai 2 pondok itu.

"Harla?," sapa joan ketika netranya melihat harla duduk di salah satu bangku di sekitarnya.

Harla menoleh, mengangkat sudut bibirnya naik keatas ketika melihat joan sudah berada didepannya.

"Hai? Lama gak kayak gini ya?," ucapnya sembari menoleh ke arah lain, menatap gedung-gedung jauh diujung sana dengan lampu yang berkelip-kelip seperti bintang dilangit.

Pandangan joan tidak beralih dari wajah damai harla, bagaimana aura manis harla menguar kuat malam ini menyatu dengan angin yang berhembus pelan.

Tangan joan mengambil salah satu tangan harla, menggenggamnya dan menuntun genggaman itu pada dadanya, membiarkan harla mendengarkan jantungnya yang berdetak tidak beraturan.

Harla paham, dan harla tahu, lelaki didepannya ini masih menunggunya hingga saat ini, ada rasa bersalah dan kasihan karena dirinya sudah membuat hati joan sakit.

Beberapa saat kemudian, joan menutup matanya tanpa melepaskan genggaman itu kearah dadanya, semakin mengerat genggaman itu hingga harla merasakan tangannya berkeringat.

"Masih belum mau nerima aku harla?," tanya joan yang masih menutupnya, dan harla tahu jika laki-laki didepannya menahan tangis.

Harla tersenyum, memeluk joan dan meraih satu tangannya yang tidak digenggam joan untuk melingkarkannya pada pinggang joan, menaruh kepalanya di dada tegap itu.

"Kalo aku nerima kamu, apa yang bakal kamu kasih ke aku? Jo?," harla balik bertanya.

Joan sedikit menyunggingkan senyumnya juga, mengeratkan pelukan itu seolah tidak ada esok hari.

"Memberikanmu cinta dan membuktikannya jika aku benar-benar mencintaimu, membuatmu lupa pada rayan, peduli setan aku mengambilmu dari rayan karena aku juga harus mempertahankan perasaanku."

"Aku menerimamu, ayok pacaran~!," lirih harla didada joan, ia yakin bahwa ini adalah keputusan yang tepat, tidak mungkin kan dirinya selalu menetap dengan rayan yang padahal masih banyak yang menunggunya termasuk rayan.

Joan yanb tadinya menutup matanya refleks membuka matanya lebar, jawaban itu seolah mimpi baginya.

"Kamu beneran har? Kita lagi gak mimpi kan!?"

Harla menggeleng, mengusap rahang tegas namun bergetar itu, "kita gak mimpi joan, aku beneran nerima kamu, bantu aku buat buka hati ke kamu ya?"

Joan tidak kuat menahan haru nya, kembali mengeratkan pelukan dan genggamannya, menumpahkan tangisnya diceruk leher harla, sungguh ini seperti mimpi baginya.

"Makasih makasih makasih harla, aku mencintaimu, sangat."

"Aku juga bakal nyoba mencintaimu jo."

Tbc.

Joan harla berlayar dulu ya cug😋

Ldr | Renhyuck tweets ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang