kisah SUMIRAH

1 0 0
                                    

Pada suatu sore Sumirah yang masih berusia 14 tahun tengah menyusuri Jalan Gendingan, Semarang, dengan mengendarai sepeda barunya. Namun, ketika berada di sana, ia melihat beberapa tentara Jepang sedang memakksa para perempuan muda untuk masuk ke dalam truk tentara.

Tanpa berdaya, Sumirah pun terpaksa mengikuti kemauan tentara Jepang tersebut dan meninggalkan sepeda barunya yang tergeletak di jalanan.

Bukannya lekas menyingkir, Sumirah malah diam seribu bahasa. Dirinya tertegun, gemeter karena ketakutan. Tanpa disadari, seorang tentara Jepang telah berada di sampingnya dan memaksanya untuk ikut naik ke dalam truk.
 
Ketika berada di dalam truk, para perempuan muda diberitahu bahwa mereka akan dipekerjakan sebagai seorang perawat, mendapatkan upah yang dapat mencukup segala kebutuhan mereka.

Para serdadu kemudian bertanya secara lantang, “Apakah semua mau pekerjaan ini?” Semuanya pun menjawab, “Mau!!!” Tak lama setelah itu, truk sampai pada sebuah bangunan yang bernama Semarang Kurabu.

Setiap orang diberi kamar masing-masing yang telah dilengkapi dengan sikat gigi, odol, serta minyak wangi. Setelah itu, mereka pun diperiksa kesehatannya oleh dokter Jepang.

Hari-hari berikutnya, para perempuan muda dipaksa untuk melayani nafsu bejat dari para tentara Jepang. Bila menolak, mereka akan dipukul, ditempeleng, hingga ditendang. Sejak hari itu, Sumirah beserta perempuan muda lainnya menjalani siksaan tersebut.

Selain harus melayani para tentara Jepang di Semarang Kurabu, Sumirah juga kerap kali harus melayani para perwira di Hotel Du Pavillion serta Hotel Oewa Asia yang letaknya tidak terlalu jauh dari Semarang Kurabu.

HISTORY OF JUGAN LANFUWhere stories live. Discover now