.
.
.
"Woah..." Ayu menatap Mall tersenyum dengan kagum, membuat Se-hoon harus menariknya supaya tidak menjadi pusat perhatian.
"Kamu seperti orang yang tidak pernah pergi ke Mall saja."
"Hah?" Ayu terkekeh mendengar ucapan Oh Se-hoon barusan. Ia menoleh ke arah Se-hoon yang tinggi. Perbedaan 27cm cukup membuat leher Ayu sakit saat menatap mata Se-hoon. "Ne... Aku terbiasa untuk belanja online karena tidak punya teman untuk pergi jalan-jalan. Dan, kurasa tempat ini lumayan jauh dari apartemen."
Se-hoon sudah cukup sempurna dengan penyamarannya. Kumis tipis palsu, kacamata tebal, tak lupa topi hitam yang menutup rambutnya. Mereka berdua. Benar-benar berdua tanpa pengawasan bodyguard. Entahlah apa yang membuat pria itu terlihat memiliki banyak waktu luang untuk bersamanya, bahkan ketika Idol lain hanya memiliki jam tidur 4 sampai 5 jam sehari.
Mungkin... Laki-laki itu juga bekerja keras setelah pulang mengerjakan tugas bersama. Atau memang mereka tidak memiliki jadwal yang padat--Ayu tidak berani untuk menanyakan hal tersebut.
"Padahal kalau kamu mau keluar dan berkeliling. Korea itu indah."
"Arraseo... Itu kenapa aku menjadikan negara ini pilihan untuk bekerja."
Se-hoon mengangguk. "Kamu sangat beruntung. Tidak hanya cerdas, tapi kamu juga cantik."
Ayu menoleh ke arah Se-hoon, menahan diri supaya tidak salah tingkah mendengar ucapan pria itu barusan.
"Cantik?"
"Ne... Di negara ini, tidak mudah mendapatkan pekerjaan jika kamu tidak cantik. Meski kamu tidak memiliki standar kecantikan Korea, tapi kamu cantik. Cantik yang... Unik?" Se-hoon sendiri tidak yakin dengan pendeskripsiiannya dengan Ayu. "Meski pun pintar, di sini tidak sebanding jika kamu tidak cantik atau tampan. Pekerjaan lebih mudah didapatkan oleh orang cantik dan tampan. Itulah mengapa orang-orang di sini kebanyakan operasi plastik setelah usia 17 tahun. Karena terkadang, yang hanya pintar pun tidak terlihat."
"Betapa kerasnya negara ini..." Ayu melipat bibir. "Tapi, di Negaraku mulai sama sih. Memandang fisik. Tidak harus pintar, tapi mereka lebih mengandalkan yang cantik. Entah ini hanya di kota tertentu atau pekerjaan tertentu saja. Untuk sales dan pegawai bank yang butuh nasabah, mereka butuh fisik yang bagus. Tapi kalau untuk pekerjaan yang penting--mereka masih kewalahan mempekerjakan orang bodoh sepertinya."
"Begitulah... Terkadang hidup itu tidak adil."
Ayu mengangguk. "Mmmm, mianhae Se-hoon... Apakah kamu juga melakukannya?"
"Melakukan apa?"
"Operasi plastik..." Ujar Ayu hati-hati.
"HAHAHAHAHA..." Se-hoon tertawa. Dia tidak tersinggung saat ditanya hal tersebut. Karena memang budaya orang sana seperti itu. "Ani... Ini asli sejak lahir. Jika tidak, karyawan dari agensi tidak akan mengejarku saat aku masih SD."
KAMU SEDANG MEMBACA
a Love so Beautiful
FanfictionTentang cinta yang terlarang lautan manusia. Tentang cinta yang terlarang jarak dan bahasa. Tentang Se Hoon yang kehilangan Ayu-nya.