"Dia menyusulnya. Oh, Falco berhasil melewati Gabi!"Aku, Reiner, Pieck, dan Galliard menjadi saksi hidup bagaimana untuk pertama kalinya, adikku sanggup menyaingi Gabi. Siang ini, para kandidat pejuang menjalani ujian lari jarak jauh dengan membawa senapan dan ransel militer. Falco, dengan kekuatan yang tak terduga berhasil melewati Gabi menjelang garis akhir. Sulit dipercaya, dari mana dia mendapat tekad seperti itu?
Udo dan Zofia langsung menghampiri Falco di garis akhir untuk merayakan kemenangan perdananya. Bahkan teman-teman dekatnya pun tampak terkejut atas perjuangan adikku.
"Huh, baru menang sekali saja sudah menggila dengan selebrasi seperti itu. Dasar lebay," ucap Galliard dengan nada sinis.
"Tapi mau bagaimanapun juga, di tahap ini Gabi masih punya keuntungan untuk mewarisi Armored Titan," kataku mencoba memuji sepupu Reiner.
Galliard mendecih kesal mendengar pujianku. "Ah, yang benar saja? Aku penasaran pada hasil akhir yang akan mereka terima. Bahkan kriteria untuk jadi pejuang masih tidak jelas, kan?"
Si bungsu keluarga Galliard itu melirik ke arah Reiner dengan tatapan tajam, sementara Reiner hanya menunduk lemah. Aku tak menyangka kalau dia masih menyimpan dendam pada Reiner, karena dirinya tak terpilih sebagai pewaris Armored Titan 11 tahun lalu.
"Apa maksudmu? Kurasa Marley tak akan memutuskan sesuatu tanpa alasan seperti itu," kataku menyangkal Galliard.
"Dan juga saat ini ... tidak ada alasan bagi Falco untuk jadi pejuang."
"Hati-hati, Colt! Apa kau ingin meremehkan kehormatan pejuang?"
Tuan Zeke yang sedari tadi hanya mendengarkan percakapan kami, akhirnya angkat suara dengan menyela dan menegur ucapanku. Kehormatan pejuang. Astaga benar juga. Aku jadi teringat pada sumpah Eldia-Marley untuk setia pada tanah air yang menerima ras terkutuk seperti kami. Dan dengan menjadi pejuang, adalah bentuk rasa terima kasih kami untuk mengabdi pada negara ini.
Meremehkan kehormatan pejuang ... sama saja dengan menunjukan ketidaksetiaan dan pemberontakan. Bodohnya diriku.
"Ma–maaf karena sikapku yang gegabah."
"Yah, mau bagaimana lagi? Mungkin itu merupakan bentuk rasa sayangmu sebagai seorang kakak," kata Tuan Zeke sambil memindahkan berat tubuhnya dari dinding.
"Ayo kita pergi, Colt."
Mentorku yang terhormat itu beranjak dari balkon lantai dua dan mengajakku pergi dengan isyarat jarinya.
"Kalian mau ke mana?" tanya Pieck.
"Main lempar-tangkap," jawab Tuan Zeke singkat.
Layaknya anak ayam yang tengah mengekor induknya, aku ikut berjalan di belakang mentorku. Sudah menjadi kebiasaan bagi kami untuk menghabiskan waktu dengan bermain lempar-tangkap. Hobi yang kini juga aku tekuni sebagai bentuk jalinan emosi antar pewaris Beast Titan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelukan - Colt Grice & Falco Grice
Fanfiction"Aku ingin jadi pejuang seperti kakak." Colt mengerang dalam hati ketika mendengar adiknya bersikeras ingin menjadi pejuang seperti dirinya. Untuk apa? Biarlah dia sendiri yang mengemban tugas jadi pejuang untuk menghapus dosa keluarga Grice. Anak s...