Bagian 2 (Secret admirer)

6 1 0
                                    

Pukul 23.29

Sava masih terjaga dengan mata terbuka dihadapan cahaya terang dari layar ponsel. Rupanya ia sedang menonton drama korea. Tiba-tiba ia memekik seraya air matanya jatuh menuju belakang telinga, melihat sebuah adegan di dalam drama tersebut menunjukkan pemeran utama pria yang mati tertembak.

"KENAPA MATI?! GAK BOLEEEHHH!!"

Sava bangkit dari posisinya dan mengehmpaskan ponselnya kasar. Wajahnya menekuk dengan banjiran air mata di wajahnya, ia tidak terima dengan adegan yang baru saja dilihatnya.

"ANDWAEEEEE LIM SOO HO, PLIS JANGAN MATIIIIIII HUWAAAA MAMA" Sava berteriak dengan histeris, menangis kencang.

Tiba-tiba pintu kamarnya diketuk dengan keras,

"WOE DAH MALEM ELAH, TIDUR!"

Ternyata sang kakak yang mengetuk pintu kamarnya dan mengingatkan untuk ingat waktu jika ingin membuat keributan. Ini sudah malam, tidak baik jika berisik karena akan menganggu orang lain, lagi pula ini sudah waktunya untuk tidur.

Sava tidak menjawab sang kakak, namun segera menurutinya dengan tidak berteriak. Karena matanya juga sudah berat dan mengantuk, tidak butuh waktu lama untuknya masuk ke alam mimpi.

🌙🌙🌙🌙

09:17

Nata dan Sava sedang menyantap bakso mba minah dengan lahap. Tampilan bakso keduanya sangat berbeda, punya Nata seperti bakso beranak karena sangat merah sedangkan bakso Sava seperti sayur bening.

"Idih, apa rasa makan bakso bening begitu gak pake sambel?" Ucap Nata menyindir Sava dan baksonya.

Sava menoleh seraya menabok Nata.

"Lu lupa gue lagi dateng bulan? Ngaco aja kalau gue makan bakso model beranak, kayak punya lo!" Sewot Sava.

"Enak tau, sedep" ucap Nata meledek Sava, yang saat ini tidak boleh makan pedas.

Sava menghembuskan nafasnya kasar lalu berkata,

"Kesehatan itu, ini paling utama bestie"

Nata memutar bola matanya malas, sedangkan Sava tersenyum menang. Jika tidak sedang datang bulan juga bakso Sava sama saja dengan Nata, merah.

Setelah adegan ledek-meledek tersebut, mereka kembali melanjutkan makannya dengan tenang.

Namun tiba-tiba ada ada seseorang yang mengalihkan perhatian mereka dari bakso Mba Minah. Seseorang yang membawa sepiring siomay dan es teh manis duduk di samping Sava dan berhadapan dengan Nata.

"Join yeee" ucapnya dengan cengirannya lengsung pipinya yang khas.

"Anjay bang jojo, long time no see!!!" Sava menyambutnya dengan gembira dan menepuk pundak orang yang duduk di sampingnya dengan akrab.

Nata juga menunjukkan cengirannya, rupaya orang yang bergabung bersama mereka adalah Jonathan, atau biasa di panggil Jojo. Kaka kelas yang berada satu tahun di atas mereka serta baru saja pulang dengan gelar juara dari kompetisi di luar kota.

Mereka bertiga juga satu ekskul, dan sangat akrab. Oleh sebab itu Sava dan Nata sangat senang dengan kehadiran Jonathan.

"Asik, makan-makan dong kita?" Tanya Nata dengan menaik-naikan alis kanannya.

"Alhamdulillah dapet asupan dari bang jojo.. kuy lah bang kita ke ayam geprek depan!" Seru Sava semangat.

Jonathan tertawa dengan kelakuan 2 adik kelasnya ini.

"Dih, kok ketemu-ketemu langsung minta traktir? Orang mah basa-basi dulu nanya kabar" ujar jonathan.

"Yaudaaahh, bang jojo gimana kabarnya?sehat kan?" Ucap Nata menuruti ucapan Jonathan, demi traktiran. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 04, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sa dan NaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang