Aira tengah berdiri di depan cermin untuk melihat penampilannya malam ini, tiba-tiba saja Abim datang dari belakang dan memeluknya sambil menaruh dagunya di bahu Aira yang lebih pendek darinya.
"Cantik banget sih Aira." puji gadis tomboy itu.
Gadis itu terkekeh saat Abim yang sengaja mencium pipinya. "Abim jangan di cium ih, Aira baru make up." protesnya.
Sementara diluar kamarnya tampak Yura yang tengah menguping, ia kemudian melihat Tiara yang sedang menunggu kabar darinya.
"Gimana?" tanya wanita paruh baya itu pada sang sahabat.
Yura kemudian mengangguk. "Kayaknya kecurigaan kamu bener Ti soal anak kita yang ..." diakhir wanita itu menyatukan tangannya dengan satu tangannya lainnya.
"Kan bener," dugaan Tiara. "Soalnya waktu itu aku denger di kamar Abim suara-suara itu, kaget aku Ra."
Yura mengangguk paham. "Apa kita sidang aja mereka?"
Lantas Tiara menggeleng tak setuju. "Jangan, kayaknya kita harus nunggu mereka buat jujur dan bilang langsung sama kita berempat."
"Kalau sampe nggak?"
"Paksa buat jujur lah!"
"Abim jangan kayak gitu, Aira geli!" protes Aira yang sudah tak kuat dengan tawanya sambil membuka pintu kamar supaya Abim menghentikan kegiatannya yang menggelitiki pinggangnya.
Ceklek!
Mereka saling terkejut ketika melihat satu sama lain, posisi Abim yang tadinya seperti memeluk Aira kini langsung berubah menjauh dan pindah untuk keluar dari kamar.
"Mama, Bunda." panggil Aira sama terkejutnya. "Ngapain disini?"
Kedua wanita itu langsung memutar otak saat mendapatkan pertanyaan seperti itu dari anaknya.
"Ini lho ..." ucap Tiara menjeda yang membuat Aira menautkan alisnya. "Gini sayang sebenernya, tadi kita mau ngajak kalian buat makan diluar."
"Betul sekali." timpal Yura untuk mendukung alasan yang dibuat sahabatnya itu. "Tapi ini kalian berdua rapi kayak gini mau kemana?"
Abim kemudian membuka suara. "Bunda sama Mama Yura lupa ya tadi Abim izin apa sebelumnya?"
"Memang izin apa?" Tiara bertanya yang memang tidak ingat.
"Ish, mentang-mentang orangtua jadi pelupa!" celetuk Abim yang di hadiahi sentilan di dahi oleh sang Bunda sampai dirinya mengaduh kesakitan.
"Kurang ajar kamu ya, apa susahnya kasih tau Bunda lagi." omel Tiara pada gadis tomboy itu.
Aira pun mencubit perut Abim yang membuat si empunya mengeluh sakit, ia menatap Aira protes tetapi Aira malah melotot galak membuat Abim takut.
"Maaf ya Bunda, Mama. Kita berdua gak bisa ikut sama ajakan kalian tadi, soalnya sekarang kita mau pergi ke acara birthday party temen." beritahu Aira dengan nada lembut.
"Oh gitu." sahut Yura. "Yaudah kalo gitu, kita berdua aja lah Ti sama ajak Mas Arga dan Danu."
Akhirnya mereka memutuskan akan pergi makan malam dengan para suami tercinta, padahal niat aslinya bukan untuk itu.
Kedua wanita paruh baya itu turun lebih awal meninggalkan anak-anaknya yang masih terdiam di depan kamar.
Abim kemudian menatap Aira yang saat ini nampak gelisah.
"Kamu kenapa Aira?" tanyanya lembut seraya membelai pipinya.
Kemudian Aira menggeleng, menatap balik. "Cuma feeling gak enak aja."

KAMU SEDANG MEMBACA
Felicity [GxG]
ChickLitLgbt content. Apakah kamu yakin dalam persahabatan dua orang tidak ada salah satu dari mereka yang menyukai sahabatnya? Dalam persahabatan yang terjalin oleh dua orang pasti salah satu diantaranya ada yang memiliki perasaan lebih, dan hal itu sering...