"Gimana hari pertama lo di sekolah baru?"
"Lo ngarepin apa dari cerita gue? Kayak baru kenal gue kemarin sore aja lo."
Suara gemericik air terdengar saat Hazel mencuci kedua tangannya di wastafel kamar mandi sekolah. Jam pelajaran masih berlangsung namun Hazel sudah melarikan diri ke tempat ini.
Hazel menyimpan ponsel di dalam saku seragam sekolahnya untuk berkomunikasi.
Suara Cilla-teman dari sekolah lamanya diseberang sana kembali terdengar melalui panggilan yang masih tersambung.
"Ya, mana tahu ada cerita lucu kayak lo tiba-tiba keciprit di celana karena gugup."
"Gue gak sepayah itu ya, njing."
"Santai, bestie." Cilla ngakak diseberang sana. "Gue masih gak rela lo pindah, Zel. Berasa kurang aja tanpa lo yang biasanya kita porotin."
Hazel memutar bola matanya malas, sambil mengeringkan kedua tangan dengan kain lap yang tersedia. "Kenapa diantara kelakuan gila kita cuma itu yang lo kangenin?"
Hazel melangkah keluar setelah membuka pintu, namun tiba-tiba dirinya dikejutkan oleh seorang siswa yang jatuh tepat dibawah kakinya. Siswi berkaca mata bulat dengan rambut dikepang dua yang menangis. Lalu tatapan Hazel naik, mengamati tiga orang siswi yang berdiri tidak jauh dari hadapannya.
Tanpa bertanya pun, jelas pemandangan di depannya adalah perundungan. Hazel sudah akrab dengan adegan semacam itu di sekolah sebelumnya.
"Apa lo liat-liat?" Menyadari keberadaannya, salah satu dari pembully itu mendelik tajam kearah Hazel. Kedua bola matanya sampai melotot seakan mau meloncat keluar dari tempatnya.
"Gue?" Hazel menunjuk dirinya sendiri. "Punya mata kali."
"Awas lo, lapor guru!"
"Ampun kak, maafin aku."
Hazel menatap korban yang sudah basah kuyup karena disiram air. Kasihan sih, tapi Hazel tidak berniat membantunya sebab dirinya masih cukup waras untuk tidak ikut campur karena dirinya hanyalah murid baru.
"Helooo... Hazel! Lo masih di sana kan?"
Hazel mengeluarkan ponselnya dan menempelkannya ditelinga. "Iya, gue masih disini." Lalu beranjak pergi meninggalkan kamar mandi itu.
***
"Gue lihat pakek mata kepala gue sendiri.""Kayaknya, itu bakal jadi saingan lo deh."
Hazel masih menempelkan ponsel di telinga, seketika memutar kedua bola matanya malas mendengar celetukan Chilla. Cewek itu baru saja menceritakan adegan perundungan yang ia lihat di kamar mandi tadi. Saat melewati lorong itu, Hazel bahkan kentara sekali kelihatan tidak peduli ada orang yang memergoki kelakuannya.
Namun tepat saat bel istirahat berbunyi, bersamaan dengan itu pula, muncul dua orang cowok yang tiba-tiba menghadang jalannya. Hazel menghela napas jengkel melihat kedua cowok itu. "Surprise!"
"Apa?" Tanya Hazel ketus. Pertanyaan Hazel, cewek itu tujukan terkhusus untuk seorang cowok yang tengah bersandar pada tembok sambil melipat tangan di depan dada. Cowok itu Kharel dan kedua anak buahnya Erik dan juga Julian.
"Ikut gue," kata Kharel bergerak pergi. Hazel tentu saja tidak langsung menurut begitu saja. Namun, tidak bertahan lama karena Erik dan Julian sudah mengangkut tubuhnya secara paksa.
***
"Lain kali, bawa duit yang lebih banyak ya, cantik." Meta menepuk pelan sebelah pipi cewek yang baru saja ia rampas uang sakunya.
Meta, Moza dan Nada kemudian melangkah keluar kamar mandi, usai memasukkan uang saku hasil rampasannya ke kantong saku sendiri.
"Btw, cewek yang tadi mergokin kita, gue baru lihat. Apa mungkin cewek baru pindahan ya?"
Meta dan Nada dengan kompak mengangkat kedua bahu masing-masing. Tampak tidak ingin ambil pusing dengan topik yang Moza bicarakan. Lalu tiba-tiba terdengar seruan suara seseorang yang memanggil nama mereka bertiga.
"Meta! Moza! Nada!" Anak dari kelas sebelah mendatangi mereka bertiga. Cewek dengan name tag Tiara itu terlihat ngos-ngosan saat tiba dihadapan ketiga cewek famous itu.
"Apa sih, Ra, dateng-dateng teriak gak jelas panggil nama kita."
"Hooh." Angguk kedua teman Meta.
"Ada hot news."
"Berita apaan?"
"Anak-anak Apolloza ada di kantin sekolah."
Mendengar berita itu, Meta dkk sontak langsung memutar kedua bola mata mereka malas. "Hot news-hot news gundulmu! Kalau kasih berita itu yang bener. Lo mau main-main sama kita!"
Tiara langsung menarik mundur kepalanya agar terhindar dari jambakan Meta. Masalahnya, Meta itu duta jambak-menjambak.
"Gue serius, anjir. Gue lihat pakek mata kepala sendiri mereka semua masuk kantin bareng cewek."
Meta terkejut mendengar itu. "Tunggu, cewek? Siapa? Cewek mana yang berani-beraninya masuk circle Apolloza"
Tiara tampak mengingat-ingat sesuatu. "Oh, itu. Anak baru di kelas gue."
Meta tampak mengepalkan kedua tangannya kesal mendengar informasi itu. "Berani-beraninya anak baru mau rebut posisi gue."
"Sabar, ta... Sabar," kata Moza dan Nada.
"Gak. Ini gak bisa dibiarin."
Meta dkk khirnya memutuskan untuk pergi ke kantin, memastikan sendiri kebenaran informasi tersebut.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy vs Playgirl
Teen FictionTentang Virgo Nathanael Alatas, ketua Apolloza yang dikenal galak dan dingin, namun memiliki pacar tukang selingkuh. Hazel Natanegara bisa menjadi pacar yang manis untuk Virgo, namun di saat yang sama, Hazel bisa berubah menjadi centil dan penggoda...