Yoen-ha menatap Papanya yang masih diam kebingungan. Sepertinya dia tidak berharap akan mendengar bayi didepannya untuk menyuruhnya memukul tembok menggunakan kepala.
Ya itu bisa dimengerti sih.
Namun Yoen-ha bersikeras untuk mencoba cara paling masuk akal. Dia ingin bercerita, namun lidahnya masih pendek, dia bahkan cadel. Yoen-ha merasa enggan untuk bercerita panjang-panjang.
Cale tampaknya enggan juga untuk menurut.
Dia ingin mengatakan tidak, namun Cale masihlah waras untuk tidak memperlihatkan ekspresi tidak suka/setuju kepada seorang bayi.
Apalagi sepertinya bayi itu adalah miliknya, walau dia tidak tau bagaimana itu bisa terjadi.
Cale kembali duduk di pinggir kasur tepat di sebelah bayi yang masih ada ditengah kasur. Dia menatap ke penampilan bayi itu yang sangatlah mirip dengannya.
'Apakah ini benar anakku? Jika benar, bagaimana bisa? Aku bahkan tidak pernah bersentuhan dengan perempuan. Lalu bagaimana bayi ini bisa ada?'
Mana mungkin bayi muncul tanpa dibuat oleh laki-laki dan perempuan. Ya kali bayi bisa muncul sendiri ತ_ʖತ
Yoen-ha mengulangi apa yang tadi dia katakan. "Papa, tembyok!"
"... Eee.."
'Bagaimana cara menolak permintaan bayi??' Cale benar-benar 0 dalam mengurus anak-anak, dia tidak tau apa yang harus dia lakukan, mungkin jika anak-anak seumuran Lily atau setidaknya paling muda 5 tahun dia masih bisa mengatasi.
Lha ini?
Masih 3 tahun :/
Yoen-ha menggembungkan pipinya.
'Papa! Aku tau bahwa request ku itu tidak masuk akal, namun ini untuk kebaikanmu sendiri!'
Cale dengan canggung mengangkat bayi tersebut ke pangkuannya. "Jadi.. bayi, aku bukan Papamu." Entah bayi ini paham atau tidak, sayangnya otak Cale terlalu kacau untuk memikirkannya.
Yoen-ha membelalakkan matanya.
'Papa! Aku ini anakmu! Anak kandung mu! Nadamu itu membuatku terdnegar seperti anak haram! Jika saja aku besar! Dah kuhantam kamu biar ingat sudah membuatku ಠ︵ಠ!!'
Yoen-ha bersumpah dia akan memukul kepala Papanya agar ingatannya bisa balik.
Dewa kematian berkata jika Yoen-ha harus mengatakan sesuatu tentang masa lalu Cale yang bisa memicu kembalinya ingatan sebelum beregresi. Sayangnya Yoen-ha tidak tau apapun soal Papanya.
Jika diingat lagi.. bukankah ibunya pernah mengatakan sesuatu saat dulu Yoen-ha bertanya dimana Papanya..?
Flashback
Yoen-ha kecil yang baru pulang dari sekolah segera berlari menuju ruang kerja ibunya, dia menendang pintu yang membuat ibunya sampai kehilangan konsentrasi saat membuat sesuatu dimejanya.
"Yoen-ha!"
"Mama."
Mamanya segera berbalik saat mendengar Yoen-ha memanggilnya, bukannya minta maaf. Dia melihat bagaimana Yoen-ha dengan sangat penasaran mendekatinya dan menanyakan sesuatu yang membuatnya membeku ditempat.
"Mama, dimana Papaku?"
".. Papamu?"
"Hm! Tadi disekolah, kami disuruh menuliskan pengalaman bersama Papa, besok dikumpulkan. Karena itu, dimana Papa?"
"Tunggu, Yoen-ha. Apa kamu mencari Papamu hanya untuk tugas itu?"
"Yap."
"Kamu nggak penasaran dengan Papamu?"