Prolog

34 4 0
                                    

Zora POV

Monday,

Sore ini langit mulai menggelap, sepercik hujan mulai jatuh. Ku tadah kan telapak tanganku ke udara, tidak lama hujan turun dengan deras. Ku lihat disebrang jalan semua orang berteduh. Hanya aku sendiri yang berdiri dihalte menunggu kedatangan bus. Rasa lelah dan kantuk harus ku tahan, demi sesuap nasi badai pun harus ku terjang.

Jam menunjukkan pukul 5.30, sedari tadi ku menunggu, bus tidak muncul juga. Kaki ku pun mulai pegal untuk terus berdiri, ku putuskan berbalik badan dan hendak duduk. Akan tetapi nasib sial menimpa ku, sebuah mobil dengan kecepatan tinggi melaju dengan kencang, membuat air dijalanan menyiprat ke seragam sekolah ku.

Aku basah kuyup.

Sang pemilik mobil turun menghampiri ku.

Dia berdiri di hadapan ku.

"Kamu baik-baik saja?"tanyanya.

Ku tegakan kepala ku kepada sang pemilik suara.

Dia seorang pria dengan perawakan tinggi, wajahnya tampan, kulitnya putih dan manik matanya indah. Dia memakai kemeja berwarna putih sambil memegang sebuah payung.

Seperti nya dia seorang bos di perusahaan, pikirku.

Aku diam beberapa detik. Dan tersadar ketika dia bertanya kembali padaku."Hei, kamu baik-baik saja?"

Aku mengangguk. Mulutku masih bungkam untuk berbicara satu katapun.

"Seragam sekolah mu basah, kamu bisa sakit."kata nya dengan raut wajah khawatir.

"Aku-"

Belum sempat ku jawab, pria itu menarik pergelangan tanganku dan membawaku ke depan pintu mobil miliknya.

"Kamu mau bawa aku kemana?"tanyaku.

"Aku sudah membuat seragam sekolah mu basah, aku takut kamu sakit. Sebagai gantinya kamu harus ikut aku ganti seragam mu,"

Aku menolak. Hari sudah semakin sore. Aku tidak mau membuat orang rumah khawatir tentang keberadaan ku yang belum pulang.

"Tidak perlu,"kataku sambil melepaskan tanganku dari nya.

Dia mengeluarkan sebuah kertas kecil dari dompet miliknya. Lalu menyodorkan benda itu padaku,"Ini kartu nama ku, kau bisa menelfon nomor yang ada disini jika kau butuh sesuatu."

Ku baca nama yang tertera dikartu itu.

"Arkanza Arcello Alexan,"

"Ya itu namaku, kamu bisa memanggilku Arkan."

Pemilik perusahaan Alexan group. Perusahaan yang maju dan sukses dan sering muncul di televisi.

Tapi setahu ku pemiliknya bukan bernama Arkanza. Apa ini cabangnya?

"Kamu bisa memakai payung ku."Dia memberikan payung nya padaku, dan kini tanganku yang mengambil alihnya.

"Kalau tidak ada yang mau dibicarakan lagi, aku pamit pulang."Ucapnya padaku, kemudian pria itu bergegas masuk ke dalam mobil mahal miliknya dan melajukan mobilnya meninggalkan ku dengan payung transparan yang dia berikan padaku.

Tidak lama bus yang ku tunggu-tunggu ahkirnya datang juga. Aku segera menutup payung yang ku pegang lalu masuk ke dalam sana dan duduk dibangku paling ujung.

Diperjalanan pulang kilasan kejadian tadi muncul dikepalaku.

Ku pegang erat payung milik pria tadi berserta kartu namanya sambil ku tatap kedua benda itu.

Berharap bisa membalikkan pada sang pemilik nya nanti jika bertemu kembali.



Selasa,21.26.

Dariku Untuk ArkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang