©Claeria
Aku mengejap. Membuka mata lalu menutupnya kembali.
Sudah tiga kali aku mengulanginya, tetapi pemandangan di depanku tidak kunjung berubah. Aku terbangun dengan langit-langit warna putih di depan mata. Empat sisinya dihiasi lampu yang agak tersembunyi. Kamarku juga memiliki langit-langit berwarna putih, tapi lampunya tidak sebagus ini.
Apa aku masih bermimpi?
Ketika pikiran itu melintas, rasa pusing menghujam kepalaku, membuatku meringis. Baiklah, ini bukan mimpi. Kata orang, kita tidak bisa merasakan rasa sakit di dalam mimpi kan?
Sambil memegangi kepala yang pening, perlahan aku bangkit untuk duduk. Ketika aku sudah bersandar pada headboard ranjang, selimut tebal yang menutupi dadaku jatuh terkulai. Angin dari pendingin ruangan menyapa kulit dadaku yang terekspos, membuatku menggigil—
Sebentar.
Kenapa kulit dadaku bisa terekspos?
Sebentar, ada yang salah di sini.
Aku menggigit bibir dan memejamkan mata. Dalam hitungan ketiga, aku akan membuka mata. Piyama warna biru langitku pasti ada di sana, membalut tubuhku dengan hangat.
Satu.
Dua.
Tiga.
Aku membuka mata lebar-lebar dan menatap ke arah dadaku. Jantungku langsung berdebar dua kali lebih cepat. Bukan piyama biru yang aku temukan di sana. Bukan juga blus kerja yang mungkin lupa kutanggalkan karena ketiduran atau kaus oblong kepanitiaan waktu kuliah yang sering kupakai tidur. Aku bahkan tidak menemukan sehelai kain pun melekat di tubuh bagian atasku!
Dengan tangan gemetar, aku meremas selimut yang masih menutupi bagian pinggang ke bawah. Perlahan, aku mengangkatnya. Tanpa sadar, aku menelan ludah.
Tolong, semoga ini bukan seperti adegan di film dewasa yang pernah aku tonton!
Ketika melirik tubuh bagian bawahku, jantungku rasanya turun ke lambung. Aku tidak memakai apa-apa!
Aku buru-buru mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Dilihat dari interiornya yang khas, sepertinya aku ada di kamar hotel. Oh, astaga! Kondisi ruangannya benar-benar kacau! Sprei terbuka setengah. Blus, rok, dan pakaian dalamku berserakan di lantai, berdampingan dengan lampu nakas yang jatuh. Sebenarnya apa yang terjadi semalam?
Aku menutupi tubuhku dengan selimut dan turun dari ranjang. Kupunguti satu per satu pakaianku dan kukenakan dengan buru-buru.
Ketika aku baru selesai menarik ritsleting rokku, sayup-sayup suara gemericik air menyapa telingaku. Aku refleks menoleh ke arah sumber suara dan menutup mulut dengan kedua tangan.
Ada orang di kamar mandi!
Otakku langsung menawarkan pilihan yang harus aku ambil. Yang pertama, menunggu hingga orang di kamar mandi, yang kemungkinan adalah partnerku tadi malam, keluar dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Yang kedua, kabur secepatnya, menganggap tidak ada apa pun yang terjadi tadi malam, dan melanjutkan hidupku seperti biasanya.
Ketika aku masih sibuk berpikir, tiba-tiba orang di kamar mandi berdeham, membuatku meloncat kaget. Benar, suara seorang pria!
Sial, aku harus memutuskan segera!
Oke, baiklah. Aku akan memilih opsi nomor satu. Menemui pria itu dan meminta penjelasan.
Eh.
Tunggu.
![](https://img.wattpad.com/cover/300258610-288-k23769.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Proposal Escape
ChickLitSeperti perempuan pada umumnya, Sheren Callista Winata memimpikan kisah romantis yang berakhir dengan mengucapkan janji suci bersama di depan altar. Namun, ketika Joseph Kartawiharja, pria idaman wanita kantor yang tampan dan mapan meminangnya, Sher...