"Dengar! angan keluar dari sekolah, sebelum aku menjemputmu.
"Iya."
"Tidak perlu ikut kelas malam hari ini. Mengerti?"
"Iya. Ayo berangkat, nanti aku telat."
🍁
Setelah mengantar Sooyeon ke sekolah, Sooha langsung menuju gedung Bighit.
"Sooha-ssi, bukankah hari ini hari liburmu?" tanya salah seorang rekan kerjanya yang menyambut dia datang di ruangan kebersihan.
"Ah, iya. Aku ingin mengambil sesuatu yang tertinggal."
"Apa itu?"
"Kurasa terjatuh di studio, kemarin aku membersihkannya."
"BTS hari ini memakai studio, kau tidak bisa masuk."
"Mereka sudah memakainya kemarin."
"Jadwalnya berubah lagi? Ah ... kenapa mereka suka sekali mengubah jadwal ruangan, staf kebersihan jadi kesulitan."
"Iya. Sudah ya, aku harus mencari manajer dulu!" ujarnya buru-buru berlari meninggalkan perempuan tinggi yang mengajaknya bicara.
"Iya! Semoga menemukan barang yang kau cari!"
Sooha berlari menyusuri lorong-lorong perusahaan, terutama arena artis. Dia mungkin akan kena tegur karena berkeliaran di sana tanpa kepentingan.
"Ah ... kenapa gedung ini luas sekali," ocehnya. "Dia dicari tidak ketemu, saat tidak diinginkan selalu muncul di hadapanku."
"Ah Hyung!!"
Sooha menghentikan langkahnya kala mendengar suara seseorang yang sedari tadi dicarinya. Asalnya dari ruang tunggu.
Kakinya melangkah lagi ke suara ribut itu, hingga dia berhenti ketika matanya menangkap sesosok laki-laki yang dicarinya tengah tertawa riang bersama teman-temannya.
"Lee Sooha!" teriak Taehyung girang ketika dia melihat gadis itu.
Sooha terpaku di tempatnya. Dia mengembuskan napas lega sambil menutup mata. Dia sempat berpikir laki-laki ini mungkin terbaring di rumah sakit, atau mati di tangan ayah tirinya. Walau sebenarnya jika itu terjadi, dunia sudah ramai karena beritanya.
"Kau baik-baik saja?" tanyanya sembari menelaah satu per satu tubuh lelaki itu. Lengkap. Tangan dan kakinya, wajahnya masih sama tampannya seperti sebelum-sebelumnya, hanya ada sebuah plester tertempel di rahang dekat dagunya.
"Kau menghawatirkanku?" tanya Taehyung girang, dia juga sudah berdiri di hadapan Sooha.
"Tentu saja! Kenapa kau pergi begitu saja seperti di telan bumi? Kupikir mayatmu dilarikan pria tua itu! Hidupku sudah sangat sulit, aku tidak perlu lagi menambah kesulitan dengan menjadi incaran para penggemarmu!"
"Itu yang kau khawatirkan?"
"Kau pikir?"
"Is! Kau kejam sekali! Aku membantumu tau! Setidaknya berterimakasihlah! Jika aku membiarkanmu, salah satu di antara kalian akan mati, satu yang lainnya mendekap di penjara."
"Baiklah. Terima kasih. Aku berterima kasih dan bersyukur karena kau membantuku. Tapi ... tidak ada yang menyuruhmu melawannya sendirian. Bagaimana jika sesuatu terjadi?!"
"Kenapa dia terlihat khawatir?" bisik Hoseok di belakang.
"Dia juga menyukainya," jawab Seokjin tenang.
"Benar kan Hyung, aku juga berpikir begitu," sambung Jimin.
"Aku baik-baik saja, jangan terlalu khawatir begitu, aku jadi malu." Taehyung mengulum senyum malu-malu sambil menjentikkan kedua jari telunjuknya di depan dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ IDOL SERIES: KTH || Tn. Takdir
Short Story~ Idol Series: Kim Taehyung ~ Cerita kedua dari Idol Series. [END] . "Kau tidak tahu aku?" "Memangnya kau siapa?" "Kau benar-benar tidak tahu?" "Siapa kau tuan?" "Kim Taehyung." "Siapa Kim Taehyung?" *Pict by Pinterest; edited by Auradisty