Chapter 7

170 24 4
                                    

Tiga minggu setelah kepulangan Younghoon dan Chanhee dari bulan madu. Jam menunjukkan pukul enam pagi dan sepasang suami istri itu sedang tertidur pulas dengan posisi saling berpelukan di bawah selimut yang menutupi tubuh polos keduanya. Entah kenapa, tiba-tiba Chanhee terbangun karena merasakan sesuatu yang tidak enak dari perutnya. Ia membuka mata dan mencoba duduk bersandar di dipan sambil memakai bajunya yang semalam berserakan di lantai dengan gerakan sehalus mungkin agar tidak membangunkan Younghoon, tapi lama kelamaan rasa mual itu semakin menjadi-jadi dan membuatnya segera berlari menuju kamar mandi.

Younghoon yang merasakan gerakan tiba-tiba di sisi lain kasur mewah mereka perlahan membuka mata. Ia melirik ke samping, berusaha mencari istrinya dengan mata yang masih mengantuk. "Chanhee?"

Tiba-tiba, terdengar suara seseorang yang muntah dari arah kamar mandi dan seketika Younghoon segera terjaga. "CHANHEE?!" teriaknya keras dan segera memungut celananya dengan asal kemudian memakainya sebelum berlari ke arah kamar mandi. Ia tidak peduli dengan tubuh bagian atasnya yang masih bertelanjang dada.

"Hei, kau baik-baik saja?"

Younghoon segera menghampiri Chanhee yang tengah menunduk di depan wastafel berusaha mengeluarkan isi perutnya, meski sebenarnya tidak ada yang keluar dari mulutnya. Ia berdiri di belakang si cantik sambil memijat pelan tengkuk istrinya.

Chanhee masih menunduk dalam-dalam dengan mata yang berkaca-kaca dan bibir yang bergetar. Entah kenapa badannya terasa sangat tidak enak. Perutnya mual, kepalanya pusing, dan perasaannya seperti kesal tanpa alasan. Ia memejamkan mata sejenak menikmati pijatan lembut Younghoon di tengkuknya.

"Kenapa, hmm?"

Chanhee membuka mata dan mendapati pantulan sosok Younghoon di cermin besar di hadapan mereka. Si tampan terlihat cemas, tapi berusaha tetap tenang dan terus menatap Chanhee dengan penuh kasih sayang. Setelah membasuh mulutnya, Chanhee segera berbalik dan memeluk Younghoon erat.

"Tidak tahu. Perutku tidak enak." rengek si cantik dengan mata berkaca-kaca dan menyembunyikan wajahnya di dada Younghoon.

Younghoon membalas pelukan Chanhee dengan melingkarkan kedua lengannya erat-erat di pinggang ramping si cantik dan mengelus rambutnya dengan lembut. "Kita kembali ke kamar, ya?"

Chanhee mengangguk. Tubuhnya terasa lemas. Younghoon yang peka segera mencium pelipis Chanhee dan mengangkat tubuh ringan Chanhee ke dalam gendongannya ala koala dan membaringkannya dengan lembut di atas kasur.

Younghoon melirik ke arah jam dinding. Pukul enam tiga puluh. Mengingat ini hari Senin dan ia harus pergi ke kantor, ia memutuskan untuk bersiap-siap mandi. "Sayang, kau istirahat saja, ya? Aku mandi dulu sehabis itu aku akan menyiapkan sarapan untuk kita berdua."

Chanhee yang tengah terpejam dengan lengan yang menutupi matanya mengangguk.

"Bagus. Tunggu di sini ya Sayang." ucap Younghoon dan mencium dahi Chanhee sebelum masuk ke kamar mandi.

Sepuluh menit kemudian, Younghoon sudah selesai mandi dan kini sedang menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Chanhee. Biasanya hal ini dilakukan oleh Chanhee, tapi karena hari ini istrinya itu sedang sakit jadi Younghoon berinisiatif untuk melakukannya. Lagipula, ia masih punya banyak waktu sebelum pergi ke kantor.

Ia membuat sarapan sederhana berupa toast dengan butter dan beberapa jenis selai, telur dan juga sosis goreng serta keju. Tak lupa ia juga menyeduh kopi dan susu untuk Chanhee. Setelah semuanya siap, ia kembali ke kamar dan membangunkan si cantik.

"Sayang, bangun dulu, yuk? Sarapannya sudah siap."

Chanhee terbangun begitu merasakan lengannya diguncangkan halus oleh seseorang. Ia membuka mata dan disuguhi wajah tampan Younghoon yang sedang tersenyum manis. Meski kepalanya masih sedikit berat, tapi Chanhee membalas senyuman itu dan bangun dari tempat tidur dibantu oleh Younghoon. Younghoon merangkul Chanhee dan membimbingnya ke meja makan.

Bbangnyu - Stupid Sorry [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang