Author P.O.V
Ttiiinnn...
Tttiiiiiinnn...
“woy, ada gebetan elo tuh.” teriak kakak kandung Hazel di luar kamar. Sedangkan gadis yang diteriaki itu sendiri—hazel, sedang bernyanyi-ria sambil memakai sepasang sepatu.
Bbrrraaakkk...
“apaan sih lo. Gebetan-gebetan.” sewot Hazel sambil membenahkan tas selempang kecilnya. “gue berangkat. Awas aja lo nyentuh barang-barang dikamar gue.” sambung Hazel garang. Dan mulai menginjak beberapa anak tangga.
“alah, kagak. Gue juga nggak berniat nyentuh barang-barang rongsokan ditempat sampah.” ujar kakak kandung Hazel—Angga dengan santai.
Gue melotot.
“apa lo bilang ?” bales Hazel tetapi tidak santai layak kakak kandungnya.
“gue bilang, barang-barang dikamar lo itu sama aja ama barang-barang rongsokan di tempat sampah. Oh yeah, jangan lupa bawain gue oleh-oleh. Kalo kagak, ancur lo.” ancam Angga.
Dan gadis manis yang diancam oleh kakak kandungnya itu pun hanya berdecih sembari menghampiri seorang laki-laki-lebih tepatnya cowok, yang sedang berdiri di pintu utama rumahnya dengan kerutan di dahinya.
Seorang cowok itu memberi tatapan pada Hazel seolah mengutarakan dia-siapa ?
“dia ?” tunjuk Hazel pada Angga yang sekarang sedang fokus bermain play station. “dia babu gue.” acuh Hazel.
“nggak kebalik hah ?” sahut Angga, tapi penglihatannya masih fokus pada play station yang sedang dimaikannya.
Gadis manis itu pun lantas mengalihkan pandangannya pada kakak kandungnya tersebut.
“nyaut aja lo.” bales Hazel dengan tatapan lasernya. “udah lah. Cabut aja. Gue males disini. Panas banget nih.” sambumg Hazel sambil mengalihkan pandangannya dari kakak kandungnya menuju seorang cowok yang sedang berdiri di depan pintu utama rumahnya dengan pose cool layaknya model internasional sembari mengibas-ngibaskan tangannya didepan mukanya yang manis itu.
Cowok yang sedang berpose cool itu mengangkat sebelah alisnya.
“oh-ehm. Ayok.”
Mereka berdua pun melenggang pergi dari pintu utama rumah gadus manis itu.
“dia itu sapa sih ?” tanya seorang cowok yang bejalan bersisian bersama Hazel.
“kakak kandung gue yang gue anggap sebagai babu gue.” jelas Hazel singkat sembari menunduk.
Sepertinya ia masih bete dengan perkataan kakak kandungnya tadi. Itu dibuktinan dengan lengkungan bawah dibibirnya.
“lo manyun aja sih ?” tanya cowok itu lagi—Gerald.
Hazel mendongak setelah kalimat Gerald bersuara dan langsung memasang mimik kaget setelah melihat muka gantengnya Gerald tepat didepan mukanya.
“o-oh e-enggak. Gue ng-nggak ma-manyun kok.” kata Hazel yang terbata-bata dan setelahnya, ia menelan ludah.
“masak sih ?”
“enggak. Gue bilang enggak.” bentak Hazel.
Gue kok jadi suka bentak-bentak plus teriak-teriak gini sih ? Gue nggak niat dan nggak akan punya niat buat gantiin Candil loh yah. Batin gadis imut itu.
Dan merekapun sudah menduduki kursi penumpang di mobil sport milik Gerald.
“lo PMS yah ?” tanya Gerald tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hazel
Teen FictionDevan Arya. hhmmm, cowok sombong yang sukanya bikin gue nangis. Tapi, dengan ketolol-an gue, hati gue masih aja tuh berharap sama dia. Tapi, makin berjalannya waktu, hati gue berubah. Apa mungkin hati gue udah punya kandidat pengganti Devan ? ♥__★__...