47

667 84 16
                                    

Setelah kemarin bertemu dengan teman-teman dan kakak iparnya, hari ini Vivi akan kembali ke Jakarta untuk menemui Chika.

Semua barang-barangnya sudah siap, bahkan oleh-oleh untuk Chika pun tak lupa ia bawa. Pesanan yang Chika ingin dari tiga bulan lalu.

Dengan baju hitam di balut cardigan biru muda dan jeans yang senada dengan cardigan, Vivi sudah menyiapkan diri untuk bertemu istrinya.

"Bismillah semoga selamat sampe ketemu ayang." Gumamnya sambil menutup mata dan menghela nafas.

"Anjir alay banget gua ayang ayang segala."

Vivi kembali melihat dirinya di cermin, tersenyum tipis menatap dirinya yang sebentar lagi bertemu dengan seseorang yang sangat ia rindukan.

Tak ingin mengulur banyak waktu, Vivi pun keluar sambil membawa barang-barangnya.

Supir pribadinya sudah menunggu di lobi apartemen ditemani oleh Vino, Gito, Chiko, dan Rena.

"Widih mantep banget diliat-liat nih bos kita ini." Ucap Rena yang melihat Vivi dengan tampilan yang sangat berbeda.

"Biasa lah kan mau ketemu pujaan hati jadi harus mantep." Balas Gito.

Vivi hanya tersenyum tipis, ia benar-benar tidak berhenti berdoa didalam hati berharap Chika akan menerima kehadirannya kembali.

"Yauda berangkat gih keburu makin siang, urusan kantor biar kita kita aja yang urus." Ucap Vino diangguki oleh Gito, Rena dan Chiko.

"Doain ya guys semoga baik-baik aja ga ada hambatan." Ucap Vivi.

"Amin." Balas teman-temannya.

Vivi pun pamit dan masuk kedalam mobil. Perlahan mobilnya mulai menjauh dari penglihatan Vino, Rena, Gito dan Chiko.

"Semoga baikan deh biar kita dapet ponakan tahun ini." Ucap Vino.

"Amin."

***

Sementara itu mulai hari ini Chika membiasakan diri untuk banyak kegiatan. Sedari pagi ia sudah mengerjakan banyak pekerjaan rumah, mulai dari menyapu, mengepel, menyiram tanaman, berkebun, mencuci mobilnya, mencuci motor kesayangan Vivi, mencuci baju, membereskan kamar, dan masih banyak lagi.

Bahkan wajahnya pun terlihat lebih segar dari hari-hari sebelumnya. Ia sudah kembali menggunakan make up, perhiasan dan baju yang membuatnya terlihat seperti istri dari seorang CEO.

"Mba, bahan makanan masih ada ga?" Tanya Chika pada Santi yang sedang mengelap meja makan.

"Dikit lagi bu, katanya nanti siang mba Yuni mau beli." Chika mengangguk.

"Bilangin ke Yuni ya, biar saya aja yang belanja sekalian nyari angin udah lama saya ga keluar rumah."

"Baik bu, ibu sama siapa belanjanya?"

"Saya dianter supir aja deh biar ada yang bantu naikin belanjaan."

Santi mengangguk. "Hati-hati ya bu."

Chika tersenyum dan mengangguk kemudian pamit.

"Pak, anterin saya ke super market ya mau belanja bulanan sekalian cari angin." Pa Udin selaku supir pribadi Chika pun mengangguk dan langsung menyiapkan mobil untuk Chika.

***

"Bapak tunggu di mobil atau mau ikut turun?" Tanya Chika.

"Saya tunggu disini aja bos, bos gapapa turun sendirian?"

Chika tersenyum dan mengangguk. "Gapapa kok pak, yauda saya masuk dulu ya."

"Siap bos, nanti kalau ada apa-apa langsung hubungi saya aja bos." Chika kembali mengangguk dan masuk kedalam super market itu.

Tentang Kita 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang