Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
⚠18+ Bijak dalam membaca ya guys..
Renjun sampai di rumahnya saat hari masih sangat pagi, selama perjalanan ia merasa tidak tenang sebab meninggalkan Jeno bersama dengan kedua anaknya. Bukan ia tidak percaya pada Jeno, hanya saja ini adalah pertama kalinya ia meninggalkan Jeno dengan anak-anak, ia khawatir Jeno kewalahan menjaga kedua anaknya.
Ketika taxi sempurna berhenti di depan rumahnya, Renjun buru-buru turun sembari menggendong Chenle yang masih terlelap. Ia sedikit kesulitan ketika mengambil kunci serep yang berada di dalam tas.
Renjun sedikit terkejut kala memasuki ruang tamu rumah yang berantakan. Renjun tersenyum kecil, rumahnya sudah seperti baru saja di terjang angin topan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Sepertinya mereka masih tidur.." Gumam Renjun, melanjutkan langkahnya menuju kamar anak-anak, ia memilih menidurkan Chenle terlebih dahulu serta melihat mungkin Jeno tidur di kamar anak-anak.
Rupanya kamar itu kosong, ia menidurkan Chenle, tak lupa menutup tubuh si kecil dengan selimut lalu melangkah hati-hati keluar dari kamar anaknya.
Renjun menuju kamar utama, di bukanya pintu berwarna putih itu pelan dan benar saja ketiga prianya tidur disini. Renjun tersenyum, merasa lucu melihat bagaimana posisi sang suami tidur dengan kedua buah hati mereka.
"Astaga, posisi tidur macam apa ini? Memangnya tidak sakit?" Gumam Renjun sembari geleng-geleng kepala.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
