BAGIAN 03

2.7K 417 10
                                    

**✿❀○❀✿**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**✿❀○❀✿**

Renjun baru saja kembali setelah menemani tidur Chenle dan Logan, kedua anaknya tampak lelah setelah pesat di rumah sang nenek. Ayden pun juga sudah tidur dengan di gendong Jeno sebelum ini.

Saat Renjun masuk kedalam kamar, ia melihat Jeno tengah berkutat dengan laptop dan beberapa lembar kertas. Jeno mendongak, menatap sang istri sekilas sebelum kembali fokus pada pekerjaannya.

“Chenle dan Logan sudah tidur?” Tanya Jeno sedang mata fokus menatap layar persegi dan tangan tak berhenti bergerak.

“Ya, mereka langsung tidur tanpa banyak drama.” Ucap Renjun yang kini mengambil piyama dalam lemari, kemudian ia menghilang di balik pintu kamar mandi guna mengganti baju.

Tak lama kemudian, Renjun keluar dari kamar mandi, manik mata melihat Jeno yang sudah mematikan laptop juga membereskan lembar-lembar kertas yang ada di atas ranjang.

“Sudah selesai? Cepat sekali.” Ucap Renjun sambil menggantung baju yang tadi ia pakai di dalam lemari.

Renjun tersentak kaget ketika Jeno memeluknya dari belakang, “Apa yang kau lakukan, Jeno?” Ucap Renjun tak nyaman, apa lagi sekarang Jeno tengah sibuk mencium ceruk kan leher Renjun, membuat sang terkasih geli, “Hentikan, geli.. ishh,” Renjun mencubit kecil lengan Jeno, hal itu berhasil menghentikan kegiatan Jeno. Namun, ia masih tidak melepaskan sang istri.

“Sayang...”

“Apa?”

Renjun bukan tidak tahu maksud Jeno jika sudah bersikap seperti ini. Tapi, sungguh demi apapun Renjun sangat lelah dan tidak berniat melakukannya, belum lagi Jeno tidak akan puas jika hanya satu ronde saja, mereka bisa begadang semalaman.

“Ayo kita buat adik untuk Ayden..” Bisik Jeno di telinga Renjun. Benarkan dugaan Renjun, Jeno itu mudah sekali di tebak, mengingat mereka sudah hidup bersama bertahun-tahun.

“Jangan gila kau, Jeno! Ayden masih kecil, Chenle dan Logan juga.. Aku masih belum ingin punya anak lagi.” Renjun melepaskan pelukan Jeno dan melenggang menuju ranjang.

Jeno mempoutkan bibirnya, ia menyusul sang istri yang sudah berbaring dan menutup tubuh dengan selimut.

“Ayolah Sayang, apa kau tidak kasihan padaku?” Agaknya Jeno masih belum menyerah. Wajar saja, sudah beberapa hari ia tidak mendapatkan jatah dari sang istri. “Renjun... ayolah...” Sekarang ia merengek seperti anak kecil.

Renjun membuka mata, “Aku bukan tidak mau, Jeno. Tapi sungguh aku sangat lelah, besok saja!” Renjun kembali memejamkan mata, menutup tubuh dengan selimut dan memunggungi Jeno.

Lee & Lee ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang