🍓|00.2| Dance

202 15 0
                                    

Mentari hampir menenggelamkan dirinya, langit yang berwarna oranye kemerahan itu tak membuat Rena berhenti melakukan aktivitas dancenya. Gadis keturunan Jepang ini hanya akan menari hingga seluruh tubuhnya rontok. Orang tuanya juga tidak akan peduli jika pulang-pulang badannya letih. Orangtuanya kan hanya mementingkan uang.

"Rena! Udah dong dancenya!" pekik Abel yang sedari tadi menunggu Rena.

"Duluan aja! Gue mau ngapalin dancenya!" balas Rena.

Abel berdecak. "Kita mau kerja kelompok kalo lo lupa."

Rena memandang Abel, "Kan kerja kelompoknya hapalin dance trus perfom. Ya gue ngapalin duluan."

Abel menghela napas. "Gue udah hapal dancenya. Udah dari lama malah. Gue ngajarin kalian biar tau letak salahnya dimana. Udah ayok ikut gue!"

Abel menarik tangan Rena keluar dan menuju parkiran. Padahal, baik Abel maupun Rena keduanya belum mempunyai sim. Fyi, yang baru mempunyai sim hanya Jina dan Bian, kan mereka hobinya balapan, eh?!

Oke lanjut, Abel menjalankan motor scoopy merahnya dengan tenang dan tanpa.. helm. Nyari mati memang.

Perjalanan menuju rumah salah satu teman sekelompok mereka terasa hening karena tidak ada yang buka suara.

Perjalanan singkat diatas motor itu berhenti ketika sampai di depan rumah dengan cat berwarna putih dan hitam. Abel memencet klaksonnya, dan sedetik setelahnya keluar sosok lelaki yang menatap horor ke arahnya dan Rena.

"Bagus ya telatnya. Untung lo yang ngajarin Bel." ucap lelaki tadi.

Abel menunjuk Rena. "Salahin anak ini. Capek gue ngajak keluar dia dari ruang seni."

Rena memutar matanya malas. "Iya-iya, gue emang serba salah!"

Wildan—lelaki tadi memutar matanya dan dengan cepat berucap, "Mending kalian berdua masuk. Ada gebetan gue njir! Untung ada Kevin" ucapannya dengan pelan di 2 kalimat terakhir.

"Mon maap nih, gimana caranya gue mau masuk kalo ngalang di depan pintu?" tanya Abel malas.

Rena langsung menyingkirkan Wildan dari depan pintu dan langsung masuk kedalam, tentu sudah mengucapkan salam dong. Emangnya tetangga samping rumah gue yang kalo main, main masuk-masuk aja? (Maaf nyindir)

"Assalammualaikum, bagi yang merasa dirinya muslim tolong dijawab. Gak jawab dosa." ucap Rena ketika masuk ke dalam.

"Waalaikum salam!" balas Kevin yang merasa dirinya satu-satunya muslim di ruangan itu, oh ditambah Rena dan Abel.

Cia melambaikan tangannya, "Hai Bella, Rena."

"Halo juga Cia." sapa keduanya berbarengan.

"Oke, jadi kita mau ngedance lagu apa nih?" tanya Wildan.

Rena mengetuk-ngetuk dagunya dengan jarinya. "Kalo gak salah lagunya KARD, tapi gue lupa judul."

Abel mengangguk. "Iya, lagunya KARD. Dan sialnya gue nggak punya kouta buat buka lagunya. Ada yang mau minjemin hpnya atau hotspot?"

"Gue gak bawa hp, gimana dong?" ucap Cia.

Kevin mengecek hpnya. "Njing kouta gue abis. Maaf gak bisa."

"Hp gue kecebur dengan aesthetic nya di kolam ikan. Ini baru mau diservis." ucap Wildan.

Rena merogoh kantong celananya. "Njir hp gue ketinggalan di ruang seni! Padahal itu koutanya lagi banyak-banyaknya."

"Terpaksa latihannya kita tunda deh. Lagian udah malem, gue sama Rena gak bawa helm. Kita pulang dulu ya!" ucap Abel final dan langsung keluar rumah bersama Rena.

~~'(つ≧▽≦)つ'~~


Cast tambahan disini gak gue kasi visualisasi supaya kalian bisa berimajinasi🌈

Tapi kalo gue, Wildan=Win, Cia=Bae, Kevin=Kyungmin.

Terserah mau ngebayangin siapa

©orange__jj

The 딸기: Strawberry GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang