-Enam- (revisi)

4.7K 382 47
                                    

🌈
















Ringisan pelan terdengar keluar dari bilah bibir tebal lelaki dengan paras tak manusiawi itu setelah merenggangkan otot otot lehernya yang sekiranya kaku akibat minimnya pergerakan.

Bola mata hitam kelamnya terpusat pada layar komputer yang menampilkan sederetan angka dan huruf serta grafik yang nantinya tentu menjadi penghasil pundi pundi dolar.

Pandangannya bergulir pada jam di pergelangan kananya.

17:27

Berapa lama dia menghabiskan waktu di ruangan kerjanya ini.

Jayson yang awalnya ingin bangkit dari bangku kepemilikannya itu dengan refleks urung saat mendengar ketukan bernada yang ditimbulkan dari pintu besar bercat coklat tua itu.

Do you wanna build a snowman?

Alis tebalnya dengan tak terperintah mengerut samar. Dan sepertinya dia tau siapa orang di balik pintu itu, karna hanya dirinya yang tinggal di rumah kecilnya itu dan satu pendatang baru.

Tangan beruratnya terulur untuk menekan tombol yang berada di balik meja kerjanya yang mana dengan otomatis membuat pintu tersebut terbuka.

Pandangan jayson terpatung pada sosok menggemaskan yang tengah berdiri di ambang pintu ruangannya dengan tangan yang senantiasa memggenggam telinga boneka kelinci besar berwarna pink tua.

"hi elsa!" sapa theo dengan kekehan kecil yang keluar.

Jayson tak mempermasalahkan panggilan yang lelaki cantik itu layangkan tapi yang menjadi pusatnya saat ini adalah penampilan sang kakak.

"shit- apa apaan itu?! Lucu sekali" geram jayson dengan mata yang terus bergulir menatap penampilan imut yang lebih tua.

Satu set sepasang baju tidur pink pudar dengan bagian celana sependek paha jauh di atas lutut dan kaos kaki bergambar kucing putih dipakainya.

Theo sendiri tak jauh berbeda, jujur dia sempat terperangah kecil melihat tampilan berantakan si lelaki matang di depannya ini.

Bagaimana bisa adik sepupu jauhnya ini makin terlihat hot dengan style berantakan khas pulang kantor seperti itu, kemeja putih yang bagian lengannya sudah tergulung hingga siku menampilkan guratan guratan urat yang menonjol serta ikat pinggang yang terlihat sudah sedikit di longgarkan.

Langkah pasti theo bergerak mendekati sang dominant.

"selesai mandi kak?" tanya jayson setelah menyugar pelan rambut berantakannya.

"iya! Kakak mau ke dapur tapi takut, sepi banget" seru theo menyenderkan berat tubuhnya pada meja kerja yang berada di ruangan luas itu.

"duh kakak pasti laper ya? Maaf kak- jayson lupa nyiapin makan" balas jayson sedikit gelagapan.

Lelaki tampan itu terlihat berdiri dari duduknya dengan tangan yang bergerak menjangkau ponsel pintarnya berada.

"aku pesenin makan dulu ya kak, tunggu bentar ya-"

"loh loh... Ga usah! Aku mau masak kok ini makanya nanyain dapur, ga usah pesen" potong theo mencegah jayson yang sudah ingin menelfon tempan restoran.

"kakak ga cape?" tanya jayson pelan bergerak menggaruk pelan area tengkuknya, masih merasa bersalah karna benar benar lupa menyiapkan makanan untuk tamu penting di rumahnya itu.

"engga, udah ayo ah! Kamu belum makan juga kan? Biar sekalian kakak masakin ya" ujar theo semangat menarik pelan pergelangan tangan berurat si dominant menuju lantai bawah.

Jayson terlihat pasrah menurut tarikan dari yang lebih tua.

"beneran gapapa kak?" tanya jayson kembali memastikan setelah menutup rapat pintu ruang kerjanya cepat.

"iya gapapa ih! Nanya lagi ku cubit nih pipinya" sewot si cantik yang mana sukses memancing kekehan kecil dari si lawan bicara.

Jayson pun bergerak menuntun sang kakak menuju dapur setelah kaki mereka menampak lantai bawah.

"aku cek kulkas dulu ya" izin theo yang mana dengan santai di angguki oleh si pemilik rumah.

"ouh lengkap banget... Kamu ga pernah telat belanja kebutuhan dapur ya?!" tanya theo setelah melihat begitu penuhnya kulkas besar yang baru saja di bukanya.

"no! bukan aku, tapi bi rita" balas jayson membenarkan.

"bi rita? Who?"

"tkw dari indo yang pipi kirim buat ngurus rumah dan masakin aku" jawab jayson terus terang.

"owh.. Terus sekarang bibinya mana?"

"pulang kak, bi rita ada tinggal seapartement sama keponakannya yang sekolah di sini and jam kerjanya bi rita cuma sampai jam 4 sore"

"owh..." gumannya lagi dengan kepalanya yang di anggukan tanda mengerti.

"kamu bisa masak ga?" tanya theo dengan tangan yang aktif mengeluarkan bahan bahan yang akan di kelolah menjadi masakan nantinya.

"eum... b- bisa, mungkin" jawan jayson yang jelas jelas terdengar tak yakin.

"kok ada mungkinya.." bingung theo dengan tawa yang perlahan terdengar. Lucu juga si ganteng.

"yaudah sini liatin aku masak aja biar ada temennya" panggil theo bermaksud menyuruh si tampan untuk mendekat lebih masuk ke dapur, karna posisi jayson masih stay berdiri di samping meja makan.

Jayson menurut.
Dengan anteng dia memperhatikan gerakan lihai tangan theo yang bertarung dengan alat dapur, benar benar terlihat seperti sudah biasa dan jayson sukses dibuat kagum.

















©humnRmbwou

©humnRmbwou

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Thanks for reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Thanks for reading.
(∩`-´)⊃━☆☞★

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 13, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KaKaKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang