perhatian

414 50 0
                                    

Pembelajaran pertama berlangsung, disaat itu juga Renjun mengawasi kekasihnya dari bangku belakang.

maafkan aku na

"Nah ada yang bisa membedakan cinta dan sayang?"

ah iya, 20 menit terakhir untuk random talk dari guru cantik, bu Wendy.

satu kelas hanya diam, binggung dengan pertanyaan yang kelewat random itu.

"Bu!"

"Ya Jaemin?"

"Kalau cinta itu sudah pasti sayang, tapi sayang belum tentu cinta"

Guru manis itu menangkap sebuah kejanggalan kecil dari ungkapan Jaemin, lalu tersenyum simpul dan memberikan tepuk tangan.

"Bisa berikan contoh?"

Jaemin termangu, kemudian tersenyum.

"aku milikmu, tapi kamu bukan milikku"

Mendengar itu hati Renjun mencelos, kenapa terdengar begitu sakit?

"bagus Jaemin, nah ada yang lain?"

"Bu!"

"Ya Jay?"

"Cinta itu tahap akhir dalam pernyataan perasaan tapi kalau sayang tahap pertengahan, seperti Jaemin bilang, cinta sudah pasti sayang tapi sayang belum tentu cinta"

"Bagus, bisa beri ibu contoh?"

Jay hanya menapakkan giginya, tanda tak bisa memberi contoh, namun Jeno mengangkat tangannya tinggi tinggi.

"Ya Jeno?"

"contohnya gampang banget ini Bu, kisah nyata lagi"

"Iya? Wah wah seharusnya yang begitu jangan terjadi"

"tuh! Renjun sama Jaemin Bu!"

Renjun terdiam, menatap sendu pada punggung Jaemin, berkaki kali mengucapkan kata maaf.

"Jaemin?"

Guru itu terdiam, miris sekali percintaan muridnya ini.

"iya Bu?"

"Toxic relationship? segera selesaikan masalah kalian, jangan terlalu larut dalam satu pikiran, kalian pasangan, saling terbuka satu sama lain itu perlu"

"Baik bu..."























"na? Ayo ke kantin"

Jaemin menghela nafas, tumben sekali?

"um? tumben sekali, Kaka kenapa?"

Lagi lagi hati Renjun mencelos, ia sangat jarang mengajak Jaemin makan bersama dikantin, hampir tidak pernah lagi setelah kelas 11 ini.

"gapapa, ayo?"

"sebentar, nana cari hp nana"

Renjun tersenyum, kebiasaan sekali, padahal ia pegang.

"yang kau pegang itu apa sayang?"

Jaemin terkejut mendengar panggilan dari Renjun, lalu menatap tangannya.

"kok ada ya, hehe"

"Sudah sudah, ayo makan"

"Malas ah, nana mau dikelas, Kaka sendiri saja, atau bersama jieun? Atau tara"

Keempat kalinya, hati Renjun mencelos, ia memang sering ke kantin, tapi bersama perempuan atau laki-laki lain.

Renjun tersenyum, lalu menggendong bridal Jaemin pergi ke kantin.

"Ka, turunin, malu"

"Kenapa malu na?"

"turun!"

"Tidak"

"Turunnnn, turunin nana!"

Jaemin bersembunyi pada bahu Renjun, mendusal gelisah ketika memasuki kantin.

"mau makan apa?"

"tidak, nana malu"

Tetap saja, Renjun duduk dengan Jaemin dipangkuannya, ia usap rambut itu memberi kecupan kecupan kecil disana.

"Jen, pesenin nasgor satu sama pop es, pudding juga"

Jeno yang sedang asik suap suapan dengan Mark- pacarnya, tidak terima.

"Kok gue?"

"Udah sih sono, kan biasa juga lo ngebabu"

"bangsat Renjun"

"Udah udah, aku aja yang pesen, sekalian kamu minta pudding juga kan?

"hehe makasih makeuu"

"Iya"

Renjun mendelik, cih bucin sekali oknum Mark Lee ini.

"ka"

"Kenapa na?"

"Nana mau turun"

"tidak, nanti kamu kabur"

"Tidakkk, nana ga akan kabur!"

"sudah diam, tanganmu masih sakit kan?"

tau darimana ka Renjun?

"tau, aku kemarin melihat perban di bahumu"

Yah... Ternyata perhatian juga...

"umm.."

Renjun tersenyum tipis, mengecup pipi gembil pemuda kelinci itu.

"lain kali hati hati kalau bawa motor"

"iyaa, kan nana tidak sengaja"

Setelahnya, Mark datang membawa pesanannya.

"nih, pudding nya tinggal rasa vanilla doang"

"Gapapa, thanks"

"Yo"

"Nana? Makan dulu ini"

Jaemin hanya diam, setelahnya Renjun menyuapi Jaemin pudding dan bergantian dengan dirinya memakan nasi goreng.














Seperti biasa kan? Siapa lagi setelah ini?

parau || RenminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang