little Meow [END]

185 16 0
                                    

"Yoongi, sayang, sudah waktunya tidur." ujar Seokjin dengan senyum manis di bibirnya saat dia melihat Yoongi. Si kecil yang berbaring di lantai kamar tidur dengan posisi tengkurap, dan buku mewarnai terhampar di depannya dan juga krayon biru di tangannya.

"Sikat gigi dan ganti piyamamu."

"Tapi aku masih ingin mewarnai." Yoongi mengerucutkan bibirnya yang menggemaskan, dan hampir membuat Seokjin luluh.

Tapi aturan ada karena suatu alasan, dan Seokjin akan menegakkannya.

"Kamu bisa mewarnai lagi besok. Aku janji." Seokjin memperhatikan saat Yoongi bangkit dari lantai dan meletakkan buku mewarnai dan krayonnya. Sangat penurut bukan. Itu membuat Seokjin bangga melihat bagaimana sikap Yoongi yang baik.

"Bolehkah aku menggunakan pasta gigimu, appa?" Yoongi bertanya sambil meraih tangan Seokjin, menatapnya dengan tatapan yang sayu. Meski ingin mewarnai lebih banyak, dia benar-benar mengantuk.

Seokjin menggelengkan kepalanya lalu  pergi ke kamar mandi dengan Yoongi di gandengan nya.

"Tidak, sayang. Kamu tidak akan menyukai pasta gigiku."

Sesampainya di kamar mandi, Seokjin menyalakan lampu dan mengambil pasta gigi mereka dari lemari.

"Pasta gigi buah~" Yoongi bernyanyi sambil meraih sikat giginya dari tangan Seokjin lalu dudukan di samping wastafel.

"Sikat gigimu, ya" Seokjin dengan lembut menyenggol lengan Yoongi dengan sikunya lalu meraih sikat giginya sendiri.

Saat mereka berdua menggosok gigi, Seokjin merasakan kehangatan di hatinya saat dia mendengarkan nada yang teredam dan tidak terdengar yang Yoongi coba senandungkan. Tentu saja, sikat gigi di mulutnya membuatnya  sulit untuk berbicara.

"Kamu sedang dalam suasana hati yang sangat baik malam ini, Sayang."

Yoongi menatap Seokjin begitu polos, mengeluarkan sikat gigi dari mulutnya untuk berbicara.

"Makan kue mangkuk untuk makan malam. Jadi aku senang."

Hal itu membuat Seokjin terkekeh. Mereka sebenarnya makan sandwich danging untuk makan malam, tapi Yoongi menggunakan imajinasinya untuk berpura-pura seperti sedang makan kue mangkuk. Imajinasi si kecil terkadang membuat Seokjin terheran. Begitu mereka selesai menyikat gigi, dia dengan lembut mengacak-acak rambut Yoongi.

"Sudah selesai, sekarang ganti bajumu oke"

"Oke, Pa." Yoongi berjingkrak kembali ke kamar tidurnya, siap berganti piyama favoritnya. Dia bisa mengingat betapa bahagianya dia ketika appa nya membelikan piyama untuknya. Tentu saja, itu juga karena piyamanya baru dibeli minggu lalu.

Setelah masuk ke kamarnya, si kecil segera melepaskan pakaiannya dan mengenakan piyamanya, onesie kucing lengkap dengan telinga dan ekornya. Dia pada dasarnya memohon pada Seokjin untuk onesie ini dan suatu hari marah karena tidak mendapatkannya. Beberapa hari kemudian, dia terkejut dengan hadiah yang Seokjin berikan itu dengan alasan ia yang sudah berperilaku baik.

Seokjin berjalan ke kamar Yoongi setelah memastikan lampu di kamar mandi dimatikan. Melihat Yoongi di tempat tidurnya, dia tidak bisa menahan senyum yang mengembang di bibirnya.

"Kamu adalah kucing yang paling menggemaskan di dunia." Seokjin mengambil pakaian Yoongi dari lantai, lalu ia melemparkannya ke keranjang di sudut ruangan lalu melangkah ke tempat tidur.

"Berbaringlah, Yoon."

Yoongi pun berbaring seperti yang diperintahkan, Yoongi merasa nyaman saat selimut ditarik menutupi tubuhnya.

"Maukah appa tidur denganku? Aku mau tidur dengan mu" Ini adalah sesuatu yang sering Yoongi minta, tapi dia tidak pernah mendapatkannya.

"Tidak, sayang. Kamu sudah besar." Seokjin menyelimuti Yoongi dengan manis, Seokjin membungkuk dan mencium keningnya. Dia sedang berusaha menghentikan kebiasaan Yoongi untuk tidur dengannya. Selama beberapa bulan pertama Yoongi tinggal di sini, dia tidur di ranjang Seokjin, tapi Seokjin ingin dia terbiasa tidur di ranjangnya sendiri. Sejak dia mulai membuat Yoongi tidur di ranjangnya sendiri, si kecil selalu meminta appa nya untuk tidur dengannya.

YoonJin One ShotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang