Part I

83.2K 4K 10
                                    

Kelahiran anak itu memberikannya senyum yang sempat menghilang. Setelah melihat anak laki-laki yang kini ada dalam pelukannya, Meriska Salvia Hadinata bisa tersenyum lagi dengan tulus, tanpa paksaan dan tanpa beban. Walaupun Magenta Nugraha Hadinata, nama anak laki-laki yang ada di pelukannya sekarang bukanlah anak yang lahir dari rahimnya, tapi kini Magenta adalah mentari yang terlahir untuk menyinari dan memberi kebahagiaan untuknya.

Magenta adalah anak yang terlahir dari kesalahan adik Meriska, Dania Anggraini Hadinata yang usianya baru menginjak tujuh belas tahun. Keluarga Hadinata adalah keluarga terpandang, dengan segala kekayaan dan perusahaan yang dimilikinya. Sedangkan Dania, dia adalah anak yang menjadi aib bagi keluarga mereka. Demi menutupi aib keluarga, Papa Meriska, Wira Hadinata menyembunyikan kehamilan Dania dengan menempatkannya di villa keluarga mereka di pedesaan dekat pantai. Meriska yang sebelumnya memang sudah tinggal di sana karena sedang dalam masa penyembuhan dari rasa sakit hatinya, ikut membantu proses kehamilan dan kelahiran anak yang dikandung Dania.

Meriska Salvia Hadinata, usianya sudah menginjak 24 tahun. Sejak pengkhianatan mantan kekasihnya, dia melarikan diri dari dunia kemegahan yang diberikan keluarganya. Alvandi adalah pria yang sangat dicintai Meriska. Sudah empat tahun mereka menjalin hubungan tanpa rasa kecurigaan. Bagi Meriska, Alvandi adalah pria yang benar-benar sempurna. Kebaikan, keramahan, ketampanan, semuanya dimiliki Alvandi. Namun sejak satu tahun belakangan Alvandi sudah mulai berubah. Sikapnya menjadi dingin ke Meriska. Waktunya pun sudah jarang dihabiskan untuk berdua. Alvandi lebih sering menghabiskan waktunya bersama teman-teman klub futsalnya.

Flashback

Saat itu Meriska meminta Alvandi mengajaknya untuk ikut menemani Alvandi saat bermain futsal, tapi sayang Alvandi selalu menolaknya dengan alasan teman-teman yang lain tidak ada yang mengajak kekasih mereka. Meriska selalu mencoba mengerti keinginan Alvandi, sampai akhirnya dia melihatnya sendiri. Melihat Alvandi sedang bermesraan di pinggir lapangan futsal bersama wanita lain. Sebenarnya pertemuan itu tidak pernah direncanakan oleh Meriska karena hari itu Raisa sahabat Meriska mengajaknya untuk bertemu gebetan barunya di lapangan futsal. Tidak disangka gebetan Raisa adalah teman Alvandi di klub futsal. Dan tepat di depan matanya, Meriska melihat Alvandi sedang berpelukan dan mencium wanita itu.

"Bukankah itu Alvandi Mer?" Raisa masih bertanya karena tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Tapi Meriska yakin, karena lapangan futsal ini memang tempat Alvandi sering bermain dengan teman-temannya.

Tanpa sadar, Meriska sudah menangis membelakangi kedua insan yang sedang bermesraan itu. Raisa buru-buru menarik Meriska dan mengajaknya pulang. Tapi Meriska menahan langkah Raisa, memintanya jangan pergi. Dia ingin menyelesaikan semuanya dengan cepat.

Meriska menghampiri kedua insan yang sedang memadu kasih itu dengan emosi tanpa air mata yang sudah sejak tadi dia hapus dari wajahnya.

"Hai Alvandi!" panggil Meriska dengan senyum menyindir kekasihnya itu, kekasih yang beberapa menit lagi akan menjadi mantannya.

"Meri..." Alvandi terkejut dan terbata.

"Oh sekarang kamu sudah punya pacar baru ya? Kok gak dikenalin Van??" Meriska sudah menyodorkan tangannya ke arah wanita itu. Wanita yang terlihat masih lugu, lugu karena dia tidak tahu atau hanya wajah saja yang lugu. Meriska tidak ingin memikirkan hal itu, karena yang terpenting sekarang adalah kejelasan hubungannya.

"Aku Meriska, mantan kekasih Alvandi," ucap Meriska dengan bangga. Tentu saja bangga, karena wanita yang ada di hadapannya ini jauh daripada dirinya.

Wajah pastinya Meriska jauh lebih cantik karena dia memiliki darah campuran dari Mamanya yang keturunan Inggris. Tinggi apalagi, tinggi Meriska 170 cm. Untuk wanita Indonesia, 170 cm termasuk wanita yang tinggi, bahkan sangat tingi. Tubuh Meriska jangan ditanya lagi. Semua mata yang bertemu pandang dengan Meriska tidak akan sanggup untuk lepas dari pandangannya saat melihat Meriska. Hanya satu kata yang cocok untuk menggambarkan Meriska. SEMPURNA.

My SunsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang