Kata orang, kesabaran itu akan memberikan hadiah yang paling indah melebihi semesta dan isinya.
Mereka menyuruhku untuk menanam pohon itu dengan penuh kasih sayang, hingga tubuh dengan hati yang lembut.
Mereka memintaku untuk menyirami pohon itu dengan rasa cinta, hingga bunga yang mekar menjadi sangat indah.
Aku sudah menanam dan menyiram sesuai dengan saran mereka, tapi pohon tumbuh di luar kendaliku. Lalu mereka menuduhku karena tidak becus menjaganya.
Mereka bilang, pohon yang kecil tidak dapat menerima hujan badai, bibit yang baru muncul tidak bisa menerima cahaya yang terlalu panas.
Katakan padaku, apa yang harus aku lakukan agar pohon ini tidak tumbuh semakin besar dan tinggi. Aku merasa jika aku tidak dapat menahannya lagi lebih lama, aku bersungguh-sungguh tentang itu.
Semakin lama, pohon itu menyerap gairah ku. Semakin hari semakin besar dan besar hingga rasanya hatiku tidak seluas itu untuk membiarkan pohon itu terus tumbuh, rasanya jantungku tidak bisa melambatkan detaknya hingga terkadang aku merasa lelah dengan sendirinya.
Pohon itu akhirnya aku biarkan tumbuh di depan gubuk, bersama dengan bunga-bunga yang kau tanam dulu, menjaga padang bunga itu dari cahaya matahari yang sangat panas akhir-akhir ini dan melindunginya dari hujan yang datang saat matahari masih menyinari padang itu.
Pemandangan itu lumayan indah, karena padang bunga yang di terangi matahari itu menjadi basah hingga menciptakan beberapa pelangi yang indah di sisi pohon itu.