JunHao [Last | Yes! ]

71 6 3
                                    

*****Happy Reading Carat Hyungdeul! ^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****
Happy Reading Carat Hyungdeul! ^^

*****

Hao meremas ujung baju dengan gugup. Sesekali bibir bawahnya ia gigiti demi mengobati debaran jantung yang seperti mau meledak.

Junhui menyadari itu segera menggenggam tangan sang kekasih. Mengusapnya dengan ibu jari, kemudian menatap si empu yang juga menatapnya.

Junhui tersenyum. Sangat tampan, "Don't worry, okay?" bisiknya.

Hao mengeratkan genggaman tangannya pada Junhui, sebelum balas tersenyum.

"Tumben sunyi? Biasanya Hao kalau ketemu Jun langsung heboh."

Baik Junhui maupun Hao langsung menoleh ke arah sumber suara. Dimana Feifei tersenyum menggoda sambil membawa nampan berisi 3 cangkir teh ke hadapan mereka.

"Sakit perut kayaknya, karena itu anak ini diam terus," timpal Junhui. Mencoba menghilangkan raut tegang di wajah orang tercinta.

"Ish, Jun-ie!" Hao memukul lengan Junhui dengan satu tangannya yang bebas.

Junhui tertawa, pun begitu dengan Feifei. Sementara Hao cemberut karena digoda.

"Jangan manyun gitu, nih teh kesukaan Hao," Feifei menyimpan gelas di atas meja kemudian ia duduk di hadapan adik juga anaknya.

"Kok cuma tiga? Appa mana, Ma?" tanya Hao bingung. Seingatnya tadi malam dia sudah bicara dengan sang Papa kalau Junhui akan ke rumah membicarakan hal penting.

"Maaf Sayang. Tadi malam Appa mendapat telepon penting, jadi harus pergi."

"Kok Appa gak bilang dulu ke Hao sih?"

"Kau sudah tidur Sayang."

"Terus ini gimana? Jun-ie kan mau bicara penting sama Appa."

Feifei tersenyum, "Tenang saja Sayang. Appa sudah titip jawaban kok."

"Jawaban?" bingung Junhui. Yang dia tahu, dia belum memberikan pernyataan apapun pada Kyuhyun mengenai lamarannya untuk Hao.

"Kami sudah tahu, kalian mau minta izin untuk menikah kan?"

"HUH?!" Junhui dan Hao berseru barengan.

Feifei tertawa, "Ekspresi kalian lucu sekali."

Hao mengedipkan matanya beberapa kali. Mencoba memahami situasi.

"Bagaimana kalian tahu kalau aku dan Hao..?" tanya Junhui.

"Kau pikir tatapan dan sikap mu pada Hao selama ini wajar?"

"M-mwo?"

"Aku sudah lama tahu Jun, kau mencintai anakku yang juga keponakan mu sendiri."

Junhui dan Hao mematung.

"Makanya aku sering menjodoh-jodohkan mu dengan perempuan lain supaya kau bisa menghapus perasaan pada Hao. Namun ternyata sulit sekali, apalagi saat aku tahu Hao pun mencintaimu sebagai pria bukan pamannya," lanjut Feifei.

Junhui menunduk, "..maafkan aku Ci."

"Hao juga minta maaf Ma.."

Feifei melangkah ke hadapan Junhui dan Hao. Ia usap lengan mereka berdua sebelum akhirnya ia peluk erat.

"Berbahagialah. Aku dan Kyuhyun Oppa merestui kalian."

Hao menitikkan air matanya, sambil membalas pelukan Feifei.

Feifei merenggang pelukan, ia tatap dua wajah kesayangannya di depan.

"Aku tidak mau mendengar kata putus dari kalian. Kalau sampai aku mendengarnya, ku cincang kalian. Ingat?" ancam Feifei.

Hao semakin terisak sementara Junhui menggenggam tangan kakaknya.

"Terimakasih Ci. Aku akan mencintai anakmu sebagaimana Cici mencintainya."

"Ku titipkan dia padamu, Jun."

~o0o~

"Baby sudah dong, jangan nangis terus."

Junhui mengusap mata sembab Hao. Kekasihnya ini tak berhenti menangis bahkan setelah mereka ada di apartemen Junhui sekarang. Duduk berdampingan di sebuah sofa.

"Habisnya hiks, Hao bahagia Appa Mama kasih restu. Hiks Hao pikir kita akan berakhir menyedihkan."

"Aku kan sudah bilang, aku tidak akan membuat cerita kita berakhir air mata," Junhui mengusap pipi merah Hao, "Kecuali air mata bahagia seperti ini kkkk," kekehnya.

Tangisan Hao malah semakin kencang, "I love you so much Jun-ie.., hiks."

Junhui tersenyum kemudian ia rengkuh tubuh ramping Hao, "Aku lebih-lebih mencintaimu, Baby," ia menepuk-nepuk punggung sempit Hao, "..ayo kita menikah." imbuhnya.

Tangisan Hao meledak dan Junhui malah tertawa kecil mendengarnya.

"Jadi.. your answer?"

"Y-yes! Ayo kita menikah."

©Dede Ihot

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

©Dede Ihot

Love Story | Seventeen Member [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang