Dreaming - 02

12 3 0
                                    

Pagi ini langit nampak lebih cerah dari biasanya.
Orang-orang berlalu lalang melakukan berbagai aktivitas pada senin pagi ini.
Begitu pula dengan Rain. Gadis itu tengah berjalan dengan santai untuk menuju ke kampusnya.

Jarak dari apartemen dengan kampusnya tidak terlalu jauh, maka dari itu ia memilih berjalan kaki saja untuk berangkat ke kampus. Hitung hitung bisa berolahraga juga katanya.

Saat tengah asik berjalan sembari mendengarkan lagu dari earphone yang ia kenakan, tak sengaja pandangannya terpaku pada papan iklan yang terletak tak jauh dari tempatnya berdiri.

Ia memberhentikan langkahnya, sekedar memandangi lebih lama sosok tampan yang terpampang apik pada papan iklan tersebut.
Siapa lagi kalo bukan pemuda Kim, aktor kesayangan Jeon Rain.
Senyuman bahagia tak pernah lepas terpatri di bibirnya yang cantik.

Melirik pergelangan tangannya sekilas, waktu sudah menunjukkan pukul 08.30.
Yang artinya setengah jam lagi kelasnya akan di mulai.
Ia memandang sekilas pada papan iklan itu hanya untuk sekedar berpamitan pada lelaki pujaannya.

Kemudian ia melanjutkan langkah kakinya menuju kampus.

- - -

Rain berjalan keluar dari kelasnya setelah usai mengikuti pembelajaran hari ini.
Ia bergegas menuju ruang seni musik, tempatnya mengembangkan bakat yang ia miliki selama menjadi siswa di universitas ini.

Sesampainya di ruang musik, ia mengambil gitar yang terletak di sebuah rak.
Memangkunya sembari duduk di salah satu kursi yang tersedia di dalam ruangan tersebut.

Ia memetik gitarnya menyanyikan sebuah lagu milik penyanyi barat yang terkenal dengan panggilan Justin Bieber itu.
Ya, Justin Bieber juga salah satu penyanyi favoritenya sebelum mengenal si aktor tampan Kim.

Lirik demi lirik lagu yang berjudul Love Yourself ia nyanyikan, bersama dengan iringan gitar yang di petik jemari cantiknya.
Saat berada di pertengahan lagu ia mendengar derap kaki mendekatinya. Hafal betul siapa pemilik derap kaki tersebut, ia memilih menghentikan nyanyiannya.

"Masih tak berminat bergabung di club musikku, Rain-ssi?"

Mendengar suara bariton tersebut, ia menghela nafasnya pelan. Lalu memutar tubuhnya untuk memberikan atensi penuh pada pemilik suara tersebut.

"Bukankah kau sudah tau jawabannya, Oppa?"

Pemuda dengan suara bariton tersebut menatap lekat sosok cantik di depannya.
Lalu mengangguk pelan menyetujui ucapan si cantik.

"Lantas mengapa masih menanyakan hal itu setiap hari? Ishh-- menyebalkan sekali." ucap Rain sembari mencebikkan bibirnya kesal.

Pemuda itu hanya terkekeh mendengar respon si cantik.

Pemuda itu bernama Suga. Kakak tingkat Rain sekaligus ketua club musik di universitas ini.

Asal kalian tau, walaupun hampir setiap hari berlatih di ruang musik. Akan tetapi Rain tidak bergabung dengan club itu, ia hanya akan meminta bantuan Suga untuk mengembangkan bakatnya.
Hampir semua anggota club itu sudah hafal dengan tingkah laku Rain yang keluar masuk ruang musik sesuka hatinya.

Rain juga sangat di terima baik oleh anggota club itu, tak jarang beberapa anggota selalu memaksanya bergabung kedalam club musik yang mereka ikuti.
Namun percuma, karena jawabannya akan tetap sama.
Ia tak mau bergabung dengan organisasi apapun di universitas itu karena jadwalnya setiap hari sudah cukup melelahkan sebagai guru dance.

Ya, semenjak berada di Kota ini Rain menghidupi dirinya sendiri dengan bekerja sebagai guru dance murid sekolah dasar hingga menengah ke atas.
Tak jarang dari mereka ada yang meminta belajar privat, sehingga penghasilan yang ia dapat tergolong lumayan banyak untuk mahasiswi seeprtinya.

DreamingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang