SHEREIN THREE

22 2 0
                                    

Senyum Sherein mengembang melihat banyak anak berlarian kesana kemari, memang benar kata Raga ia bakalan senang dibawa kesini.

"Raga kita ga bawa apa apa, gimana ini." Ujar Sherein menatap Raga.

"Lo tenang aja gue bawa cemilan kok di jok belakang."

Sherein lantas melihat ke belakang, karna sudah lama juga Sherein tidak datang kemari secepatnya Sherein keluar dari mobil bersamaan dengan Raga yang baru saja mengambil beberapa kantung cemilan dan mainan.

"Wah!! bang RAGA." Teriak salah satu anak panti melihat Raga antusias.

"Kak Rein!!!!" Semua dari mereka mulai mengerubungi Sherein dan Raga.

Sherein tersenyum manis menatap satu persatu anak disana.

"Siapa nih yang kangen sama kak Sherein?" Tanya Raga pada semua anak panti di hadapan nya.

"Kita kangen banget sama Kak Rein trs bang Raga."

Sherein tertawa," Lucu banget kalian, udah pada makan belum nih."

"Udah kak!!" Ucap seluruh anak panti.

"Ada yang mau cemilan sama mainan ga nih." Raga berujar sembari membagikan Anak-anak makanan juga mainan yang tadi dibawa nya.

Sherein juga keasikan melihat betapa bahagianya anak anak, membuat hati Sherein hangat, lantas membantu Raga membagi bagikan.

"Loh kok ada den Raga sama Sherein." Sherein mengalihkan perhatian melihat Ibu Panti menghampiri keduanya.

"Ga bilang bilang toh mau datang kemari, kan ibu bisa nyiapin makanan buat kalian."

"Gapapa kok Bu, kita juga udah makan tadi sebelum kemari." Ucap Raga, " Terus kangen buat liat anak anak, udah lama gak ngunjugin mereka."

"Yasudah ayo masuk dulu, kita ngobrol di dalem." Ajak Ibu Panti kepada keduanya.

Sherein juga Raga mengikuti Ibu Panti dari belakang, menatap ke sekeliling, melihat ada sedikit berbeda Sherein lantas mengernyit.

Ibu panti tau arah tatapan Sherein lantas," Itu tanda bahwa tanah panti ini akan segera di ambil alih, bahkan dari mereka sudah menegur kami untuk segera mengosongkan tempat ini." Ujar nya lirih.

"Loh bu kenapa gitu, Panti udah dibangun dari lama disini banyak kenangan kita semua kalo di gusur sayang banget." Sherein menyanyangkan bagimana hati seorang yang akan menggusur kan tempat ini, apakah tidak ada rasa bersimpati antar sesama manusia.

"Itulah yang ibu ga habis pikir, gimana nasib nya anak Panti kalo tempat ini di gusur, bukannya ibu mengeluh tapi ibu sayang banget ke mereka, Ibu mau tempat terbaik untuk mereka," Ucapan Ibu Panti sukses membuat hati Sherein sakit.

"Itu siapa yang mau gusur, biar saya aja yang urus." Raga berujar serius, mengetatkan rahang memikirkan berbagai kemungkinan kemungkinan di pikirannya.

"Anu den, Ibu ga berani bilang tapi perusahaan keluarga aden."

Sherein juga Raga terdiam dengan pikiran masing masing.

"Kalo mama ga mungkin Bu, saya tau mama saya yang membangun tempat ini dan tanahnya juga atas nama mama sayakan."

Ibu Panti hanya terdiam tidak membenarkan juga tidak mengelak.

"Ga mungkin mama saya kan?" Desak Raga ke Ibu Panti, namun Raga udah memantapkan satu orang yang mungkin dibalik semuanya.

"Rein kita balik dulu, gue ada urusan abis ini." Raga lantas beranjak menuju mobil.

"Sherein tenangin Den Raga Ibu mohon, Ibu udah lama kerja di keluarga Den Raga, Ibu tau aden gimana orangnya."

Sherein tersenyum ke Ibu Panti mengangguki ucapan tersebut.

"Pasti kok Bu, Rein gatau permasalahan nya gimana tapi Rein akan tenangin Raga agar ga emosi." Ucap Sherein tulus, setelah nya Sherein berpamitan lalu menyusul Raga yang sudah menunggu.

Keduanya bungkam, tidak ada yang memulai pembicaraan Sherein merasa canggung dengan suasana seperti ini.

Namun karna bukan arah perumahan Sherein yang dituju lantas Sherein menoleh.

"Raga kok arahnya beda, kita mau kemana lagi." Raga tidak menyahut malah melajukan mobil dengan kecepatan diatas rata rata.

Sherein takut bagaimana pun sisi Raga yang satu ini sangat jarang Raga tunjukan, Sherein paham kepada teman masa kecilnya itu.

"Raga udah tenangin diri kamu, kamu ga boleh kaya gini nanti kamu juga ga bisa nyelesain masalah kamu kalo kamu ga dengan hati yang baik." Sherein berucap berharap Raga tenang.

"Ga Rein, lo gaakan tau permasalahan gue, kenapa harus semuanya direbut," Raga menjeda. "Gue ga habis pikir segala yang bikin gue bahagia harus di singkirin satu satu, dan gue tau orangnya siapa."

Sherein mengerjap bingung, seharusnya Sherein tau keluh kesah Raga namun soalan keluarga Raga selalu tertutup begitu juga dirinya.

Setelah berapa lama mobil yang dikendarai Raga juga Sherein memelan masuk ke area yang asing bagi Sherein.

Banyak suara druman motor bersaut satuan, juga dengan banyaknya manusia berlalu lalang di depan sana.

"Rein lo tunggu disini jangan kemana mana."

Sherein hanya mengangguki Raga, setelahnya Raga keluar Sherein menatap kepergian Raga hingga punggung itu menghilang.

Selang beberapa menit juga tidak ada tanda tanda bahwa Raga balik, Sherein inisiatif mencari Raga, mungkin Raga lupa dirinya yang menunggu pikir Sherein.

Sherin kebingungan banyak orang berlalu lalang, jam menunjukkan 09:31 namun semakin larut semakin banyak orang berdatangan.

"Aduh harus kemana ini, rame banget." Gumam Sherein pada dirinya sendiri.

"Kalo gini bisa kesasar aku."

Bughh

Terdengar suara teriakan juga suara pukul pukulan yang bersahutan, Sherein mengernyit melihat keramaian disana, karna Sherein penasaran lantas menuju di satu titik itu.

Memasuki kerumunan lantas Sherein terkejut dengan apa yang dilihatnya.

"RAGA STOP!!" Raga tidak mendengar ucapan Sherein.

Inisiatif Sherein berlari menghalau antar keduanya hingga tidak sengaja pukulan mengenai Sherein.

Sherein tidak siap pun kehilangan kesadarannya detik itu juga.

"Arghhhh sial! urusan kita berdua belum selesai Wa." Ujar Raga, lantas mendekap tubuh Sherein dan membawanya, "Rein sadar, gue bawa lo ke Rumah Sakit sekarang." Gumam Raga.

Sadewa berdecih seraya memandangi gadis yang dibawa oleh Raga yang menarik perhatian nya.

***

Halloooo
Udah lama ga update, gimana nih SHEREIN THREEnya? lebih panjang sih dari yg kemaren so jangan lupa tinggalin jejak.

with love
Gulalie1🌻



SHEREINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang