Cakrawala yang saat ini hampir berwarna gelap sepenuhnya, digores oleh guratan warna oranye yang terang namun abstrak. Sebagai tanda bahwa matahari akan segera terbenam sepenuhnya. Tapi Heeseung tampak tidak peduli dengan itu.
Justru dia menyukai ini! Ditemani sapuan angin laut sore, Heeseung menyelonjorkan kaki diatas pasir. Menikmati pemandangan matahari terbenam yang seakan-akan bisa tenggelam ke lautan jika dilihat dari tepi pantai.
Ah, tapi bukan itu yang paling Heeseung sukai. Ada yang lebih menarik buatnya daripada sekedar matahari terbenam
Yaitu lautan.
Airnya saat pagi terlihat jernih kebiruan. Seakan-akan kita bisa melihat apa yang ada didasar hanya dengan berdiri diatasnya. Heeseung suka melihat kakinya sendiri di dalam air ketika dia menenggelamkan diri sebatas dada ke laut.
Lalu ketika sampai di penghujung hari, air tersebut akan berwarna oranye karena memantulkan cahaya matahari terbenam. Pantulannya di permukaan air yang berombak pelan terlihat lebih cantik daripada guratan oranye diatas sana.
Hah... tapi apakah bisa matahari benar-benar tenggelam di laut? Kalau iya, akan bagaimana jadinya, ya? batin Heeseung geli.
Heeseung terkekeh, menertawakan imajinasinya yang terlalu kreatif. Setidaknya, begitulah dia menyebutnya.
Kebanyakan orang berkata bahwa berimajinasi hanyalah kegiatan yang membuang-buang waktu, tidak berguna, dan bodoh.
Hah, mereka tak tahu saja. Bahwa dari berimajinasi, kita bisa menghasilkan sesuatu yang menarik. Buku fiksi fantasi misalnya. Berisikan cerita-cerita yang abnormal namun menarik dan bisa membuat calon pembaca penasaran. Bahkan bisa merasakan suasana 'dunia lain'.
Bukankah buku-buku bergenre fantasi selalu laku? Untuk itulah Heeseung berimajinasi.
Tapi kali ini, imajinasinya sepertinya sedang tidak bersahabat.
Biasanya, dalam sehari Heeseung bisa menghasilkan banyak ide-ide cemerlang untuk buku-buku yang akan dia terbitkan.
Namun, selama seminggu terakhir Heeseung tidak mendapatkan ide yang menarik. Ide-ide yang sebelumnya sudah dia pakai dan tidak mungkin dia menggunakannya untuk yang kedua kalinya.
Aku harus mendapat ide baru yang segar, Heeseung menarik kaki kanannya untuk dijadikan tumpuan bagi tangannya. Ayolah Lee Heeseung, apa yang terjadi pada otak cemerlangmu ini?
Heeseung menghela nafas lelah. "Hahh... kukira dengan berada disini lebih lama aku bisa mendapatkan ide. Tapi semuanya basi. Aku pulang sajalah. Sepertinya tak ada bukuku yang akan terbit bulan ini."
Heeseung berdiri dari duduknya lalu menepuk-nepuk belakangnya untuk membersihkan celananya yang kotor oleh pasir. Kemudian barulah dia berbalik untuk beranjak pergi.
Namun baru saja dia melangkahkan sebelah kakinya, telinganya menangkap sebuah suara kecipak air yang dibuat dengan sengaja.
Pyak! Pyak!
KAMU SEDANG MEMBACA
Thálassa [ Heeseung ENHYPEN ] ✓
RomanceGenre [ Fantasy ] [ Romance ] Tentang sebuah kisah cinta yang terukir diatas pasir dan lautan Juga ... kisah cinta beda dunia yang antara seorang manusia biasa dengan makhluk laut cantik setengah manusia setengah ikan yang selama ini dipercaya sebag...