𝟏𝟎. 𝐔𝐧𝐢𝐭 𝟕𝟎𝟏

6.3K 497 179
                                    

KILAS BALIK
Unit 701, Joe's Apartment

Suara dering terus terdengar dari dalam tas Hanna, kala Joe menempelkan gawainya pada telinga.

"I call hazelnutties, and your phone is ringing. Pick up your phone, Hanna. Or should I call you ... Hazel?"

Hanna rasanya ingin mati saat itu juga. Ia tak mengerti apa yang tengah semesta perbuat pada dirinya. Bagaimana bisa, gawai itu berdering, tepat saat Joe menghubungi pengguna akun alter tak bertanggungjawab itu?

Hanna tidak mengerti, sampai-sampai ia gugup, dan pikirannya kosong saat itu juga. Bahkan jemarinya tak mampu bergerak banyak, selain bergetar dalam balutan sweater oversized.

Ia tak mampu untuk sekedar meraih gawainya, hingga masa tunggu panggilan itu untuk dijawab berakhir sudah. Joe menurunkan gawainya dari telinga, dering pun sudah tak lagi terdengar.

Namun, betapa beruntungnya Hanna, sebuah keajaiban pun datang.

Secara tiba-tiba, gawainya kembali berdering kencang, padahal Joe tidak sedang menghubungi Hazelnutties seperti yang disebutkan.

Raut bingung pun terlihat jelas dari wajah tegas itu. Dengan kecepatan cahaya, Joe merebut tas Hanna dan mengeluarkan gawai kekasihnya dari sana.

[ Heira incoming calls .... ]

Joe menyeringai, "Pengalihan isu."

"Sok-sok an ditelfon. Padahal dia gak pernah peduli sama lo 'kan? Inget Hanna, cuma gue yang ada saat lo jatuh sejatuh-jatuhnya."

"J-Joe ... Hazelnutties bukan aku ...."

Joe yang tak percaya pun buru-buru mematikan panggilan yang masuk dari Heira. Ia dengan segera melihat riwayat panggilan yang masuk, dan ternyata ....

Heira
(1) Missed calls

Jam yang tertera pun cukup menjelaskan, bahwa alasan gawai Hanna berdering bukanlah karena panggilan darinya kepada nomor Hazelnutties.

Namun, itu adalah Heira, yang tanpa sengaja menghubungi Hanna bertepatan dengan Joe menghubungi Hazelnutties.

Sebuah rencana Tuhan yang tak terduga, bukan?

Tapi tetap saja, kenyataan itu tak bisa membuat Joe bungkam.

"Di mana HP lo satu lagi? Lo pasti sembunyiin kan?! Dan lo silent, sampe-sampe telfon gue gak kedengeran dari HP lo."

Joe tiba-tiba menggila. Ia mengeluarkan semua isi tas Hanna, bahkan modul yang belum sempat ia jilid pun berhamburan kemana-mana. Belum lagi make up yang Hanna bawa-bedak itu pecah karena jatuh dan membentur lantai. Rasanya ingin marah, ketika Hanna mengingat ia menghabiskan hampir tiga ratus ribu rupiah untuk benda padat itu.

"Joe!!"

Naluri wanita. Ia tak bisa tahan jika sudah melihat barang-barang pribadinya berantakan.

"Diem! Di mana lo simpen HP lo yang lo pake buat ngejabl"

"CUKUP!!"

Teriakan Hanna sungguk memekikkan telinga. Terdengar marah, juga putus asa di waktu yang sama. Ia lelah dengan semuanya. Mau sampai berbusa pun, Joe tak akan percaya padanya.

Memang sudah tabiatnya, yang sulit mempercayai orang lain. Tak terkecuali pada kekasihnya sendiri.

Joe pun seketika berhenti, ia membuang tas Hanna dengan sembarang ke lantai. Lalu, berjalan perlahan menghampiri sang gadis yang berdiri dari posisi sebelumnya.

Stolen SweetheartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang