-2-

44 3 0
                                    

Perasaan mereka saling mengisi ibarat seperti botol kosong yang terisi penuh air. Jiwa mereka seperti botol dan air nya adalah kesegaran kasih dan sayang yang telah mereka isi satu sama lain. Ibarat lain seperti balon berbentuk hati yang menggelembung terbang melayang terisi oksigen. Balon adalah mereka dan oksigen adalah cinta mereka. Namun, jika berlebih juga tidak baik. Air di botol bisa tumpah atau balonnya bisa meletus.

Fajar pun tak lama duduk di samping senja. Duduknya tegap menghadap bibir pantai. Matanya memandang jauh ke lautan luas. Seolah menggambarkan kebingungannya akan semua hal yang terjadi, lebih tepatnya apa yang terjadi pada senja?. Gadis yang sangat selalu membuatnya merasakan kehangatan hati yang tidak pernah ditemukan di wanita lain yang pernah ia temui.

Selama menjalin hubungan asmara semua terasa lancar dan baik baik saja hampir 2 tahun selama mereka pacaran. Namun, kenapa tadi ketika Fajar ajak membicarakan kelanjutan hubungan ke pernikahan senja selalu menghindar, bukan kali ini saja. Sudah sejak sebulan lalu Senja selalu saja menghindar jika membahas hal itu.

"Apa dia sudah tidak mencintaiku? Atau dia punya lelaki lain yang dia sayang?. Kenapa dia selalu menghindar saat aku mulai membahas pernikahan? Tapi, itu bukan senja, tidak mungkin senja melakukan hal seperti itu, aku tau senja seperti apa, dan tidak mungkin Senja seperti itu". Seperti itulah permainan pikiran yang sedang beradu dalam kepala Fajar sembari memandang lautan yg luas nan jauh terhampar di alam yang indah ini.

Fajar sedari tadi memandang lautan saja dan terdiam namun tetap dibiarkan Senja. Senja membiarkan kekasihnya ini larut dalam lautan pikirannya.

"Mas fajar,,, maafkan aku,,," Batin senja serasa ingin membisikan kata itu kepada mas Fajar namun belum bisa. Lidahnya serasa tersekat tidak bisa bergerak dan kaku. Disentuhnya telapak tangan mas Fajar, Digenggamnya erat sela-sela jari itu, diliat lekat-lekat wajah kekasihnya yang perlahan menoleh menatap wajahnya juga.

"Senja, kamu kenapa sayang?" Tatapan itu lurus menghunus tajam ke dalam tatapan Senja. Bagai belati yang menggores daging segar dengan darah menetes perlahan, mungkin seperti itu rasa sakitnya hati Senja. Dia sakit karena tidak berani mengungkapkan jawaban yang ditunggu Fajar, yang sebenarnya jawaban itu sudah ada.

Sebenarnya, Senja memang sengaja perlahan menghindari Fajar akhir-akhir ini. Dia tidak ingin melukai kekasih yang dia cintai ini lebih jauh. Dia tidak ingin memberikan harapan-harapan kosong, dan ingin mengakhiri hubungannya secara perlahan dan pasti. Tapi, Senja juga tidak lupa bagaimana sikap mas Fajar padanya. Bukan mas Fajar namanya kalau tidak bisa mendapatkan jawaban yang dia mau. Sikap keras kepala mas Fajar ini lah yang melelehkan perasaan Senja selama ini.

Senja masih terdiam bisu, dibalasnya tatapan Fajar, dan masih sama ada sendu dalam tatapan Senja. Terlihat oleh Fajar sebenarnya Senja ingin menjawab tapi tertahan, ada sesuatu yang disembunyikan Senja darinya. Sikap yang hampir tak pernah dilihat Fajar selama mereka bersama.

"Ada apa sayang? Cerita sama mas? Ada masalah apa? Hem... ?" Desak Fajar.

"Mas..." Panggilnya dengan masih suara tersekat.

"Em... Mas percaya denganku? Mungkin kita tidak perlu membahas pernikahan, jika mas ingin menikah kelak lebih baik jangan denganku". Ucap Senja dengan kata-kata yang menyiksa Fajar.

Senja apa kamu bodoh? gila? Mau melepaskan lelaki yang begitu sempurna ini menjadi suami mu? Apa yang kamu harapkan dari hidupmu senja? Apa? Kalau bukan lelaki seperti fajar yang selalu sepenuh hati untukmu, wajah yang mempesona, mata yang indah, lesung pipi nya, gigi taring nya yang manis sedikit teracak, senyumnya yang bisa melelehkan hati orang lain yang sedang emosi jadi luluh, wajah yang menyejukkan, sikap hangat sigap yang siapapun wanita tak mungkin tak luluh hatinya, keluarga juga mapan terpandang, Fajar juga sosok lelaki berprestasi penuh keterampilan. kamu bodoh senja!!! sungguh bodoh!!! dari segi apapun tidak ada yang bisa jadi celah untuk menolak ajakan menikah sang Fajar!!!.

Senja memekik sendiri dalam pikiran dan hatinya, hingga membuat jalur pernafasannya tersekat di paru paru. Membuat gadis manis itu tersedak.

"Uhhuk uhuk"

Sedikit dipegangnya dada senja sambil ditepuk tepuk perlahan dengan tangan mengepal.

" Why? Why Senja? Why? Apa aku sudah menyakitimu? Katakan senja, katakan aku salah apa ? aku akan perbaiki sikapku tapi jangan lagi kamu berkata seperti itu"

Ucap Fajar sembari sedikit ada penekanan emosi penuh pertanyaan yang membutakan mata hatinya. Namun tetap saja Fajar emosi tapi selalu tubuhnya sigap membantu Senja yang tersedak, dengan menepuk-nepuk punggungnya agar senja lebih baikan.

"Mas... Aku belum sanggup mengatakannya, dan mas jangan salahkan diri mas, mas nggak salah apa-apa, aku yang nggak bisa menyempurnakan mu mas, mas tidak pernah ada kekurangan secuil apapun di mataku, aku yang banyak kekurangan untukmu, jadi mas jangan membahas pernikahan denganku lebih baik mas menikah dengan orang lain saja!"

Dengan tegas dan memperlihatkan sisi tega dalam diri Senja kepada Fajar tidak membuat Fajar lepas kendali. Dia terdiam sejenak mencerna setiap kata Senja barusan. Fajar tau ini bukan Senja yang dia kenal. Tapi, dia juga tau pasti ada hal besar yang disembunyikan Senja darinya tapi... apa itu???

Bukan nya marah makin membara justru Fajar diam membisu. Ditatapnya lekat-lekat mata Senja, Fajar mencari jawaban di sana. Dia tau Senja sengaja mengatakan hal menyakitkan ini agar Fajar membencinya, tapi apa? Apa arti mata sendu itu???? Arti dari mata sendu itu, Benar-benar menyesakkan hati Fajar.

Gemas karena mata itu, Fajar dengan cepat menyentuh pipi Senja. Didekapnya pipi cubby Senja, telapak tangan Fajar begitu hangat menyentuh pipi Senja, sehingga membuat Senja memerah bak kepiting rebus. Tak berkedip sedikitpun Fajar menatap Senja dalam diam. dan semakin mendekat, mendekat, dan dekat. Wajah mereka tinggal sejengkal. Senja yang memerah wajahnya, matanya jadi gelagapan. Kanan kiri pupil nya tidak mau berdiam, sembari membelalakkan mata. Dan sesekali memejamkan mata. Sedikit berontak dilakukan wajahnya, mencoba menghindari tatapan Fajar. Namun, tentu tak akan dibiarkan wajah gemas itu, dari tangan Fajar.

"Mas Fajar... Stopppftt"

Belum selesai Senja berucap Fajar sudah kunci bibir Senja dengan sapuan ibu jarinya di bibir Senja. Membuat jantung Senja makin dag dig dug tak karuan, serasa mau meledak. Tubuhnya makin memanas seperti sedang dikukus, telinganya memerah. Masih lekat-lekat Fajar menatap Senja. Mata itu, penuh kasih sayang, penuh tanya, ingin diciumnya bibir manis Senja, namun kembali Fajar terusik mata sendu Senja yang belum ditemukan jawabannya. Semakin dekat wajah Fajar. Mata senja terpejam.

Dan... Jiduk!!!

"Owchhh" Teriak kecil senja terkaget sambil menutup mata dengan bibir sedikit manyun-manyun, Itu diluar yang dibayangkan.

Kening Fajar dibenturkan tepat di kening Senja, sehingga membuat Senja menyeringai manyun ngomel-ngomel mengeluh. Dipeluknya wajah dan leher senja dengan jari jemari fajar yang hangat dan melebar hingga merenggangkan sela-sela jari nya. Kemudian terdiam sejenak lalu memeluk erat kepala senja. Dibelainya lembut rambut panjang Senja.

"Mas.... " Panggil senja sembari menahan air mata yang hendak jatuh. Bingung harus merespon seperti apa.

"Berat rasanya harus seperti ini, Aku juga sakit mas, tapi bagaimana mungkin aku berani melangkah jauh untuk mendampingi perjalan hidupmu ? Aku ingin kamu bahagia dan bisa lebih bahagia daripada saat hanya bersamaku" Isak Senja dalam hati iya... Hanya dalam hati.

*** ***_______T.B.C______*** ***

Terima kasih sudah membaca dan vote cerita fiktif ini, jangan lupa dukung terus ya karena dukungan kalian adalah semangat & inspirasi ku.

Read, Vote dan komentar kalian sangat menyegarkan si penulis amatir ini 😘

Seluit SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang