Sebulan sebelumnya,
(Versi Senja)Pekerjaan yang dilakukan Senja cukup melelahkan, namun Senja sangat menyukai profesinya sekarang. Senja seorang pengajar di sebuah lembaga pendidikan sekolah taman anak-anak.
Senja menikmati hari-harinya di sekolah sebagai pengajar, pendidik dan pengasuh anak didik mungilnya yang setiap hari selalu amazing dan selalu tiada habis tenaga dan semangatnya.
Hari sudah mulai hampir terik, matahari sedikit lagi mau di atas kepala, dan waktunya anak anak pulang sekolah.
Suatu ketika ada chaca salah satu anak didiknya mau menyeberang namun tanpa menoleh kanan kiri terlebih dahulu. Dia hanya melihat ke arah ibunya yang baru sampai untuk menjemputnya sedang memarkirkan sepeda motor. Bocah mungil itu tiba-tiba berlari hendak menghampiri ibunya di seberang jalan, tanpa sepengetahuannya ada mobil yang melaju kencang.
Nyarisssssss...
Ada Senja yang melihat kejadian itu dengan langkah sigap perhitungan seadanya asal muridnya selamat. Senja dorong tubuh mungil muridnya itu hingga jatuh di sebrang jalan dan akhirnya,
"BRRAAAKKKKKK!!!!"
Tubuh senja terpelanting jauh hingga 10 meter an dengan posisi badan terhempas kuat ke badan jalan. Untung tidak ada kendaraan lain berlalu lalang yang terus melaju menghempas nya.
Dalam seketika, tubuh senja pingsan tidak sadarkan diri dan segera diberikan pertolongan untuk dibawa ke rumah sakit.
1 jam kemudian...
Akhirnya Senja terbangun badan serasa lemes, nyeri, lebam yang sagat biru di bagian kaki, paha dan punggung.
Anehnya, ketika hendak bangun ada bagian dari tubuhnya terasa sangat sakit luar biasa yaitu di perut.
"Aagrhh.... Emmgh..." Rintihnya kesakitan sambil tertahan dengan menggigit bibir bawahnya.
"Ssshh duuuh... " Masih bergumam lirih sambil menyentuh bagian tubuhnya yang sedang kesakitan.
Diliriknya seisi ruangan, tidak ada orang. Dia sendirian di ruangan itu. Ruangannya serba hijau tersekat satir kain hijau yang memisahkan antara satu hospital bed dengan hospital bed lainnya. Iya, dia masih di ruangan UGD.
Belum berselang lama, sesosok pria bertubuh tinggi dan gagah sambil mengenakan jas putih yang rapih dan bersih datang menghampiri Senja.
"Selamat siang nona Senja, anda sudah terbangun? " Ucapnya sambil mendekat dan melihat keadaan Senja lalu sambil sedikit diatur selang infus yang menjulang tinggi di atas kepala Senja yang terlihat sedang macet cairan infuse-nya.
Mata Senja tertuju pada tulisan di jas putih pria itu dengan jelas di atas saku kanan jas putihnya tertulis ;
Rumah sakit Graha Merah Putih
Dokter spesialis obstetri ginekologi
Dr. Saka Ahmad Sp. OG"Dokter kandungan?" Batin Senja terheran heran.
Dr Saka perlahan mengajak Senja berbincang-bincang menjelaskan keadaannya. Bagaimana sesampainya di UGD tadi telah melalui serangkaian prosedure pengecekan kesehatan secara menyeluruh pada senja.
Dr Saka terlihat seperti berhati-hati di ujung kalimatnya. Selain itu, nada suaranya juga terdengar berat di akhir penjelasannya. Namun itulah, yang membuat senja tergiang-giang dengan lantang di telinganya, masih tidak percaya atas kemalangan apa yang menimpanya sekarang.
"Nona Senja tadi terjatuh dengan sangat keras dan terpelanting hebat. Alhamdulillah, anda baik baik saja secara keseluruhan. Namun, karena terpelanting hebat itulah, dan perut anda terbentur kuat di badan jalan. Oleh karena itu, anda akan mengalami kesulitan dalam memiliki keturunan".
Bak halilintar dan petir menyambar tubuhnya di siang hari yang terik. Tiada daya untuk bangkit dan mendengar lagi apa yang dikatakan dokter, senja terpejam lemas di tempatnya berbaring.
Seketika air matanya berlinang membasahi wajah manisnya yang sedikit memar.
"Ya... Allah... Mas Fajar... " Lirihnya pelan, nyaris tidak terdengar karena suaranya yang tersendat oleh napas yang sesegukan.
==============T.B.C================