'Jangan,, hentikan ...ahhh...tolong pelan-pelan sakit ..'
*plak...plak...plak*
'Bukankah kamu menyukainya sensei'
'Jangan mendorongnya terlalu kuat...ahhh...perih,, hentikan...aahhhhh...'
"Hmm..hmmm....bab ini juga bagus" seorang wanita cantik memberi komentar setelah membaca beberapa lembar kertas yang ada diamplop coklat. Namanya Machida Sonoko. Editor Novel diperusahaan Fujikawa Shounen.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Tapi aku tidak menduga,wajah polos yang kamu miliki ternyata punya bakat cabul seperti ini"kata Machida kepada pria muda didepannya.
"Cuma imaginasi,siapapun bisa melakukannya Machida-san" jawab pria muda sambil tersenyum menahan malu.
"Hmm...Gitu iya, bukan pengalaman pribadi-kan" tanya Machida dengan memasang wajah selidik.
"Haaaaahh....Sudah kukatakan beberapa kali, semua yang kutulis itu cuma gambaran imaginasiku Machida-san. Sama sekali aku belum pernah pacaran apalagi melakukannya" jawabnya menghela nafas. Sudah 10 kali ini Machida menanyakan hal yang sama pada pria itu. Dan beberapa kali juga Pria itu menjelaskan dengan jawaban yang sama. Dia sudah menjelaskan kalau tahun ini dirinya baru masuk kelas satu jadi tidak mungkinlah dia berani melakukan hal itu pada gurunya sendiri. Memangnya dia bejat.
Tapi meskipun begitu,Machida juga ada benarnya, kenapa dia sampai mengulang-ulangi pertanyaannya itu sebab novel yang ditulis pria itu yang berjudul "Teacher Please Fuck Me..." sangat terlalu sempurna jika dikatakan cuma hasil dari imaginasi. Bahkan orang yang sudah pengalaman saja belum tentu bisa membuatnya. 'Aku masih belum percaya...ini terlalu bagus bagi pemula'batinnya namun tidak bisa menanyai lebih jauh karena menyangkut hak privasi.
"Syukurlah kalau gitu. Tandanya kamu memang jenius, tidak punya pengalaman tapi bisa menggambarkan cerita sedetail ini,hmmm..hmmm...jarang ada orang seperti kamu sensei"kata Machida memuji diakhir kalimat.
Pria itu tersenyum tipis mendengarnya. "Ya sudah kalau gitu Machida-san" Pria itu berdiri dari tempat duduk dan memasukkan kembali kursi kedalam meja.
"Ehh..Sudah mau pulang??" Machida buru-buru memasukan semua lembaran kertas kembali kedalam amplop. Setelahnya Ia berdiri dari tempat duduk dan mengulurkan tangan kanannnya kepada pria itu.
"Saya tunggu bab selanjutnya Natsuo-sensei"kata Machida tersenyum kepada Pria itu.
"Saya usahakan secepatnya Machida-san"balas Pria itu membalas jabatannya. Setelah keduanya melepas tangan, pria itu keluar dari ruangan Machida, berjalan menuruni sisi tangga sampai tiba dipintu keluar.
'Haaaaaaahhh....' Pria itu menghela nafas panjang setelah membuka pintu. Dia berjalan menuju kehalte bus yang tidak jauh didepannya.
Tiba disana. Dia duduk dikursi halte menunggu datangnya bus. Pandangan matanya terlihat lelah seperti memiliki beban masalah.