47 - Satunya Lagi

3K 375 30
                                    

Happy Reading
Sabtu, 23 November 2019

***

"Naufal kritis, orangtuanya gak bisa dihubungi...."

Pasha hanya terdiam melihat Aldi yang tampak frustasi, lelaki itu berkali-kali menghubungi kontak orangtua Naufal, tapi tidak ditanggapi sama sekali, padahal statusnya online.

"Semenjak Naufal bilang tentang orientasi seksualnya, orangtua dia memang sudah menganggap Naufal lepas dari mereka. Sebenarnya gak aneh kalau mereka gak peduli begini, tapi... gue yang sedih".

Pasha ikut sedih, tetapi ia tak bisa melakukan apapun.
"Coba dichat dulu Kak, mungkin buat panggilan terlalu sibuk, kalau chat setidaknya gak ganggu aktivitas".

"Udah Kakak spam sejak tadi...."
Aldi memilih untuk mematikan ponsel Naufal itu, dan terdiam sambil berkali-kali menoleh ke tempat rawat temannya.

"Kakak bilang orangtuanya Kak Naufal itu udah anggap dia lepas dari keluarga kan? Coba sekarang Kakak telepon keluarganya Kak Naufal pakai nomor Kakak."

Aldi menoleh, kemudian menepuk dahinya.
"Kenapa gak kepikiran dari tadi ya".
Efek panik.

Ia langsung mengirim nomor milik Ibunya Naufal ke ponselnya dan langsung meneleponnya. Tidak perlu menunggu waktu lama, panggilan ditanggapi.

"Hallo... dengan siapa?"

"Hallo... Tante... saya Aldi".

"Ya? Ada keperluan apa?"

"Temannya Naufal--"

"Oh, biar saya matika--"

"Naufal kecelakaan"

"...."

"Tante, tolong peduli padanya sekali ini saja--"

"...."

"Dia ada di rumah sakit yang dekat dengan hotel Amaritha Seroja--"

Panggilan langsung dimatikan oleh Ibunya Naufal, Aldi memilih untuk tak menghubungi ayah Naufal juga. Setidaknya ia sudah menghubungi seseorang, ia sudah memberi tahu pihak keluarga yang bersangkutan.

"Nihil, kayaknya gak akan peduli. Ya udah... urusan Naufal biar gue yang tanganin sendiri".

Pasha terkesiap, "kalian sudah sangat akrab, ya?"

Aldi mengangguk perlahan, "iya, waktu kelas 11, pas dia dibully karena suka sesama jenis, dia ngadunya ke gue. Meskipun sekarang kasus itu udah reda, tapi dia gak lupakan gue sebagai orang pertama yang ulurkan tangan waktu dia jatuh...."

Pasha merasa terpana dengan persahabatan mereka, timbul keinginan untuk memiliki sahabat sebaik itu juga, tetapi Pasha sadar bila tak ada orang yang mau bersamanya dengan kedekatan seerat itu.

"Kak... ada yang telepon...."

Aldi melihat ke arah ponselnya, ia mendapati nama Andhika memanggilnya. Entahlah, Aldi tak akan mengangkatnya.

"Kenapa gak dijawab Kak?"

"Gak penting".

***

"Pasha, Kakak pulang dulu, kamu di sini saja tunggu Naufal siuman. Ada urusan yang harus ditangani cepat-cepat".

Aldi pergi dengan terburu-buru, meninggalkan Pasha yang hanya diam sendirian. Lelaki manis itu mempersilakan, sampai telinganya mendengar suara langkah kaki terburu-buru yang datang ke arahnya.

"Katanya di sini ruangan rawat anak saya?!"

Pasha kesulitan menyusun kata-kata, ia dapat melihat sepasang suami istri dengan anak perempuan yang masih sangat kecil. Ia tidak tahu mereka siapa, orangnya tak berani menanyai.

LOVE RISK 1 || BxB🔞⚠️ [END]✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang