88 - Melepas Semuanya

3K 449 245
                                    

Rayya masih tertidur pulas, dan Pasha memanfaatkan keadaan tersebut untuk berdiam diri, menatap hamparan pemakaman di malam hari ini. Suasananya dingin, terlebih Pasha tak membawa selimut atau kain tebal untuk menghangatkan tubuhnya.

Langit di atas sana dipenuhi bintang bertaburan, Pasha jadi ingat bila ketika kecil dulu ia sering diajak untuk berkemah di halaman rumahnya, menyaksikan bintang-bintang berkilauan yang amat dirinya sukai. Kebiasaan itu berlanjut saat ia masih bersama orangtuanya, juga ketika sudah bersama Ibu angkatnya. Terkadang, Pasha juga sering keluar malam hari, untuk menggelar tikar di samping makam ibunya, menyaksikan langit malam, tapi tak mau sendirian.

Terakhir kali ia menatap bintang dengan suasana lepas seperti ini adalah saat masih bersama Rankey. Saat lelaki itu pulang malam karena keharusan orangtuanya, membujuk Pasha dengan acara kemah kecil-kecilan yang sejujurnya cukup membuatnya bahagia.

Ah benar, meskipun singkat, tetapi waktu yang Pasha lalui bersama Rankey kemarin benar-benar bahagia. Bahkan, Pasha lupa kapan terakhir kali ia merasakan bahagia sebelum itu.

"Manusia itu datang dan pergi, kan? Aku yakin, kalau beruntung, suatu saat nanti aku pasti ketemu sama orang yang benar-benar sayang sama aku, dan mau terima aku apa adanya meskipun aku udah punya Rayya... ya, kalau panjang umur, sih...."

Terkadang Pasha memang menyerah terhadap hidupnya, tapi tak bisa dipungkiri bila ia juga masih ingin mengecap bahagia yang benar-benar utuh. Bila suatu saat nanti kenyataan berkata dirinya tak bisa bersama orangtuanya lagi, Pasha hanya berharap semoga ia menemukan seseorang yang mau mencintainya dengan tulus, dengan kekurangan yang ia punya.

Bila ada satu orang saja yang mau menerima Pasha dengan tulus, Pasha berjanji untuk mengabdikan seumur hidupnya untuk orang tersebut.

Ya, Pasha juga ingin dicintai, dan hidup bahagia dengan orang yang dicintai serta mencintainya. Siapapun orang itu, Pasha berharap bertemu dengannya suatu saat nanti.

"Padahal, aku kira Kak Rankey beneran mau hidup sama aku sampai akhir. Nyatanya dia emang gak sanggup jadi orang susah. Kasihan Rayya...."

Pasha terperanjat, Rayya tiba-tiba menangis dan terbangun dari tidurnya. Pasha sigap, dan langsung membawa bayi itu ke dalam pelukannya.

Pasha panik seketika, kemungkinan besar ia memang harus membawa Rayya ke rumah sakit, saat itu juga. Tanpa pikir panjang, Pasha langsung melakukannya.

Malam yang pekat, ditambah ia tinggal di tempat yang sepi kendaraan. Pasha yakin, di malam yang sudah larut ini tak ada kendaraan apapun yang melintas.

Tak akan ada yang menolong mereka.

***

Pasha ikut menangis saat anaknya tak berhenti menangis, lelaki manis itu masih berusaha untuk berlari ke arah jalanan yang kemungkinan ramai oleh kendaraan yang berlalu-lalang. Pasha tidak tahu sekarang pukul berapa, ia tak bisa memastikan apakah kendaraan masih melintas atau tidak. Yang jelas, ia harus mencapai jalanan besar terlebih dahulu.

Biasanya, bila malam-malam Rayya mengalami kejadian seperti ini, ada Rankey yang membantu Pasha untuk menenangkan bayinya. Sekarang tidak ada, bahkan Pasha yakin bila Rankey sudah tak peduli pada mereka.

Akhirnya Pasha sampai di jalanan besar, beberapa mobil melintas tapi tak ada yang berhenti untuk membantu mereka. Ah, Pasha paham betul, mungkin pengendara mobil itu takut bila yang Pasha lakukan adalah modus kejahatan baru, Pasha juga ingat bila di jalan itu memang sering terjadi pembegalan.

Tapi harus bagaimana lagi, Pasha tak kuat bila harus berlari ke jalan yang lebih jauh.

Tapi tak masalah, ia akan melakukan itu untuk anaknya.

LOVE RISK 1 || BxB🔞⚠️ [END]✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang