Dibalik selimut tebal ada seorang gadis mungil yang terlelap tanpa terganggu padahal matahari telah memunculkan wujudnya. Ia baru tertidur jam 2 pagi karena harus menyelesaikan tugas sekolahnya.
Sementara dilain tempat seorang pria paruh baya sedang menahan amarahnya karena di meja makan belum tersedia makanan apa-apa.
"Ayaaa!".Teriak pria tersebut sambil melihat arloji yang terpasang di tangan kirinya. Karena tidak mendapatkan jawaban dari putri sulung nya itu,ia bergegas menuju kamar sang anak.
" Dasar pemalas jam segini saja belum bangun memang anak sialan".
" Aya bangun kamu! Jam segini belum bangun apa kamu lupa sama kewajiban kamu sebagai anak hah?!!". Murka sang ayah sambil menyeret paksa rambut Aya tanpa memikirkan kondisi anaknya.
Sedangkan sang gadis yang diseret pun merasakan pening yang luar biasa di kepalanya.
Ia merasa tubuhnya yang terseret di lantai,dan tiba' ia merasakan tubuhnya seperti melayang dan benar saja ternyata orang yang dipanggil "ayah" nya itu mengangkat tubuh nya secara paksa dan menenggelamkan kepalanya ke bath up yang terisi air penuh.
"Dasar anak tidak tahu di untung!sudah bagus saya mau menampung kamu tetapi apa balasannya hah?!". Murka nya sambil terus menekan kepala anaknya agar tetap berada di dalam bath up.
" Aaa-ampun ayah, a huhh A-ya baru tidur jam 3 jadi Aaa-ya kesiangan maaf ayah hikss".
"Alah alasan saja kamu!!", murka nya sambil membenturkan kepada sang "gadis" ke tembok.
"Hiks hiks hikss hiks", hanya isak tangis yang keluar dari mulut sang gadis,ia merasa kepalanya sangat sakit,ia juga susah bernafas karena kepala nya terlalu lama berada di bath up.
" Kemarin saya dengar nilai ulangan matematika kamu 95 apa benar hah?!",ucapnya sambil melepas cekalan tangannya di rambut sang anak.
" Iih-iya ayah. Ayah jangan marah aku janji bakal perbaiki nilai itu". Jawab nya dengan lirih serta nafas yang tersengal-senggal.
Mendengar jawaban sang anak,ia kembali murka dan langsung melepaskan gesper nya,
Ctassss Ctassss Ctasssss
Cambukan yang begitu keras ia layangkan ke tubuh sang anak yang sedang menggigil kedinginan. Pria itu melakukan nya secara sadar dan ia seolah-olah tak merasa bersalah dengan apa yang ia perbuat.
Sedangkan sang gadis hanya mampu menangis dalam diam dan menahan rasa yang amat sakit di kepala serta lengannya. Ia hanya berharap semoga ayahnya segera memberhentikan ulah nya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Topeng
Teen Fiction"Ada kala nya seseorang butuh pendengar bukan penasihat " - Alvares yudha sanjaya ***** Bagaimana jadinya jika seorang gadis berumur 8 tahun harus mengalami pahitnya perceraian kedua orang tua nya?. Anak-anak yang s...