"Mom, aku mau beli cermin panjang untuk di kamar, kira-kira cocok yang warna apa ya?" Jari Delia sibuk berselancar, menelusuri katalog wardrobe di e-commerce langganannya. Matanya juga menyapu bersih layar laptop yang menyala.
"Lebih baik kamu langsung ke IKEA, bisa liat barangnya secara detail. Warna dan kualitas bisa kamu liat di sana. Nanti kalau barang yang dateng beda, kamu sebel."
Delia menggaruk kepalanya sedikit, menjaga cepolan rambutnya agar tetap paripurna di atas sana. "Iya, tapi sama siapa ke sananya? Mama mau nemenin?"
"Pacarmu mana?"
Delia menghampiri kulkas dan mengambil sebuah apel pink yang terlihat menyegarkan. Langsung saja dia makan, tanpa perlu mengupas kulitnya. "Aduh aku ini cuma selingkuhannya," celetuknya asal sembari kembali ke meja makan.
Vina, mamanya Delia langsung terdiam, menunda kegiatan yang sedang memotong wortel dan kentang untuk cemilan. "Maksudnya gimana? Kok mama gak ngerti. Kamu diselingkuhin gitu?"
Berbanding terbalik dengan Vina yang menatap ngeri, Delia hanya kembali fokus menatap layar laptopnya sambil mengunyah apel yang tinggal setengah. "Not in a bad way, mom. Si Syaki nih sama persis kayak si Giselle, mom. Pacar si Syaki itu air, aku cuma selingkuhan." Setelah mendengar itu, Vina hanya menggeleng dan bernafas lega. Dia kembali melanjutkan memotong sayuran.
"Si Syaki mah gitu deh, serasa jadi duyung. Kalau gak kena air barang sehari aja kakinya berubah jadi ekor."
Vina hanya terkekeh mendengar penuturan anak gadisnya yang ceplas-ceplos.
"Hah siapa ini yang ngabisin apel aku?"
Vina menatapnya dengan pandangan aneh. "Ya kamu sendiri? Emang siapa lagi?"
Delia menggeleng tak terima. "Masa cepet banget habisnya? Aneh???"
Vina mengabaikannya, seolah sudah lelah dengan tingkah anaknya. Dia lebih memilih memasukkan potongan kentang dan wortelnya ke dalam wadah yang lebih besar. Dia hendak mencampur semua bahan menjadi satu kesatuan sebelum diolah kembali. Sedangkan Delia, dia kembali mengambil satu buah apel dari dalam kulkas.
"Kak tolong, itu ada tamu kayaknya."
Delia mengangguk sambil mengigit apel di tangan. Kakinya berjalan menuju pintu rumah yang tertutup. Sekali lagi dia mendengar bunyi dentingan bel, membuat langkahnya lebih besar dan cepat dari sebelumnya.
Rumah Delia cukup besar untuk ditempati lima orang di keluarganya, ditambah 4 orang yakni pembantu rumah tangga, satpam dan supir. Rumahnya berada di kawasan elit dan jarang kedatangan tamu, kecuali salah satu keluarganya sudah memiliki janji temu terlebih dahulu. Jadi, sekarang Delia sedang bertanya-tanya, siapakah orang di belakang pintu rumahnya.
Delia memutar kunci rumah, tanpa mengintip terlebih dahulu melalui jendela di sudut ruangan. Dia tak ingin membuang waktu lama, semoga yang dia jumpai bukan orang aneh. Lagipula sebelum masuk ke rumahnya, ada satpam yang akan menyeleksi terlebih dahulu.
"Hai?"
Delia mematung, lebih tepatnya karena terkejut. Di depannya sekarang ada Syaki, dengan wajah pucat namun memaksakan untuk tersenyum kepadanya.
"Kamu ngapain?" Tidak, sebenarnya bukan itu yang ingin dikatakan Delia, itu terlalu kasar sebagai kalimat pembuka di saat kekasihnya datang berkunjung.
"Enggak, maksud aku, kamu mau ngapain? Tumben gak bilang dulu? Aku kaget."
Tiba-tiba saja tubuh Syaki ambruk di hadapan Delia. Tidak benar-benar ambruk, hanya merebahkan kepalanya di bahu kanan Delia dan terlihat sangat lemah serta tidak berdaya. Delia yang tidak siap dengan itu, menjatuhkan apel yang tadi dia bawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kompilasi One Shot by Zinotzee
Ficção AdolescenteTeen Fiction - One Shot Meet Syaki as a calm bf and Delia as a hyper gf! Keseruan hidup mereka terangkum dalam 1 cerita yang dapat dibaca terpisah karena mengusung tema one shot. Don't date any man if they aren't Syaki Abrar. Ahahaha naur, just kid...