kedua remaja itu sedang sibuk dengan urusan nya masing - masing. Haruto sedang bermain playstation milik Jeongwoo, dan Jeongwoo sendiri sedang berkutat dengan tugas fisika nya. jujur saja, fisika bukan pelajaran yang ia minati.
"ADUHH INI GIMANA CARA NYA SIH!!" teriak Jeongwoo tiba - tiba saat diri nya tak kunjung menemukan jawaban.
Haruto yang sadar teriakan frustasi si manis, langsung menghampiri nya. menatap apa yang sedang Jeongwoo kerjakan.
"fisika?" Jeongwoo menoleh dan mengangguk pelan. berharap Haruto tak membantu nya karena jika remaja tampan itu tiba - tiba menjadi guru private les nya, ia tak akan bisa fokus dan jantung nya sibuk berdisko.
"sini gue ajarin"
ya Tuhan, Jeongwoo mau teriak.
"ngga usah to, besok aja gue kerjain nya. nyontek temen" ucap Jeongwoo yang langsung menutup semua buku nya dan mendorong tubuh yang lebih tua untuk kembali bermain ps, kali Jeongwoo akan menemami si tinggi bermain ps.
cukup lama kedua nya bermain sampai tak sadar jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.
Jeongwoo yang memang pada dasar nya punya jam tidur seperti anak kecil, ia sudah mengantuk. mata nya tak bisa bohong sekarang. Haruto yang melihat langsung menghampiri nya dan menepuk pelan pundak si manis.
"ayo tidur di atas a–" belum sempat remaja tampan itu menyelesaikan kalimat nya, tubuh nya dengan cepat menahan tubuh si manis agar tidak jatuh karena sang empu yang sudah tertidur.
"gemes banget si" gumam nya dan langsung menggendong si manis ke atas kasur dan menidurkan nya dengan perlahan.
mata nya tak bosan menatap wajah si manis di sebelah nya. tangan nya juga sengaja menyingkirkan poni yang menutupi kening Jeongwoo.
"bayi besar" satu kecupan mendarat pada kening Jeongwoo. jujur saja, Haruto tak bisa menahan rasa gemas nya sekarang. jika boleh ia akan mencubit pipi si manis berulang kali saking gemas nya.
suara pintu terbuka membuat Haruto menoleh dan mendapati mama nya Jeongwoo dengan sepiring nasi goreng dan air putih.
"Haru? kamu tidur sini kan?" mendengar tawaran mama Jeongwoo, rasa nya ia ingin mengiyakan tapi apa ia di perbolehkan oleh bunda nya?
"bunda kamu udah ngijinin, toh besok juga libur kan?"
betul juga. seingat Haruto, besok adalah tanggal merah.
"oh yaudah kalo bunda udah ngijinin, Haru tidur sini" ucap Haruto dengan menghampiri mama nya Jeongwoo.
"yaudah, ini makan dulu. kata bunda mu kamu belum makan"
Haruto mengangguk dan menerima piring dengan nasi goreng di atas nya dan juga air putih.
.
"ehm.." nafas nya tercekat saat ia tak sengaja mendapati wajah damai Haruto yang sedang tertidur di sebelah nya.
tangan nya perlahan mengusap pipi dengan kulit putih pucat itu sayang.
Jeongwoo tanpa sadar menampilkan senyuman teduh nya. bukan kah pahatan Tuhan pada paras teman lama nya ini sungguh sempurna? Jeongwoo bahkan suka tak percaya dengan ada nya Haruto di dunia nyata. Haruto bagaikan.. karakter anime.
Jeongwoo yang masih asik menatap wajah damai Haruto ketika tidur, tak sadar jika yang di tatap menyunggingkan senyum tampan nya.
"stop liatin gue. gue kalo di liatin sama lo suka salting" ucap Haruto tiba - tiba yang sudah membuka mata nya dan menatap manik mata si manis.
Jeongwoo terdiam.
jadi selama dua tahun ia mendekati Haruto dan menatap nya, Haruto salting?
.
gajelas karena gue ngetik nya sambil ngantuk WKAKWKAKWKAKW🤸🤸
KAMU SEDANG MEMBACA
keren
Fanfic"lo coker ya to" "hah? coker apaan?" "cowo keren" - bxb [hajeongwoo]