Satu

200 34 12
                                    

Sebelumnya saya mau menyapa
Kalian,hai Apa kabar kalian apakah
Baik? Dan selamat datang disini.

Di cerita baru saya, saya tidak bisa
Basa-basi jadi langsung saja baca
Yah, semoga suka yah dan jangan
Lupa juga untuk vote dan komen
Jangan pelit jempol paham, saya
ngetik ini sampai rasanya jari saya keriting semua pegel tau ngetik
begini. oke Selamat membaca
semuanya

.

.

.

.

.


.

.

Happy Reading

Ketika Naruto tiba dibandara Narita, dilihatnya kedua sahabatnya, Hinata dan Sakura yang sudah menunggunya.

Begitu mereka melihat Naruto, mereka pun melambaikan tangan dengan riang.

Naruto mendengus pelan, mereka tidak berubah.

Naruto menghampiri Sakura dan Hinata sembari menaikkan kacamata nya.

"Kamu masih pakai itu?"pertanyaan itu datang dari Hinata.

Naruto menatap Hinata yang saat itu mengenakan pakaian dengan bagian bahu terbuka, rambut lavender nya diikat dua dengan ikatan longgar di bahunya yang terbuka itu.

"Udah kebiasaan"jawab Naruto cuek sembari melepas ranselnya untuk melepas jaket, Naruto kemudian menyampirkan jaketnya dibahu Hinata.

"Ini kenapa?"protes Hinata.

"Biar kamu nggak masuk angin"jawab Naruto asal sambil menyampirkan kembali ranselnya, Sakura mendengus geli disebelah Hinata.

Naruto menoleh pada Sakura dan tersenyum."makasih, kamu udah ikut jemput aku".

"Kalau aku enggak ikut, kamu sama Hinata berdua doang jadi enggak nyaman kan?"balas Sakura.

Naruto tidak mengelak, Hinata pun hanya meringis, bahkan setelah lima tahun kecanggungan itu tetap sama.

Setiap tahun jika Naruto pulang dan mereka bertemu, Sakura harus selalu hadir untuk menutupi kecanggungan itu, Naruto jadi merindukan masa-masa begitu dekat, tidak sedikit pun merasa canggung sebagai sahabat.

Namun, semenjak Naruto dan Hinata resmi bertunangan enam tahun lalu, Hinata tidak bisa menyembunyikan ketidaknyamanannya jika hanya berdua dengan Naruto, gadis itu masih belum bisa menerima jika mereka sudah bertunangan dan akan segera menikah, bahkan hingga saat ini.

Suara tangisan bayi dari stroller disamping Sakura membuat Naruto menoleh, Uchiha Daichi, putra Sasuke dan Sakura yang hampir berusia satu tahun, mengepalkan tangannya keudara sembari menangis keras, Sakura pun seketika menggendong bayinya.

"Ssh... nggak papa sayang, cup cup... Daichi kaget ya, kebangun ditempat ramai?"Sakura menenangkan Daichi.

Hebatnya, Daichi perlahan mulai tenang dan meringkuk nyaman digendongan Sakura.

Naruto tersenyum melihat itu, siapa sangka, Sakura yang dulu terkenal mengerikan bisa menjadi ibu yang selembut itu.

"Kita pergi deh, kasihan Daichi"ajak Naruto.

Sakura mengangguk dan mereka pun berjalan pergi, Hinata mendorong stroller sambil sesekali mencuri pandang pada Naruto.

"Kamu mau ngomong sesuatu?"tebak Naruto sembari mendorong kopernya.

From Best Friend To HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang