Jisung berjalan santai memasuki mansion keluarga Jung sesekali bersenandung kecil. Senyum manis terpatri di bibirnya saat mengingat sang pujaan yang merengek tidak ingin dia pulang, ah mengingat Chenle saja hatinya seakan berbunga-bunga.
Senyumnya luntur seketika saat melihat sang kakak yang duduk santai di ruang keluarga dengan segelas wine ditangannya. Seakan tidak ingin semakin memperburuk moodnya, Jisung mencoba untuk tidak berinteraksi dengan sang kakak. Dia sudah lelah harus terus berdebat dan berakhir mendengar kata-kata menyakitkan dari Jaemin.
"Oh, kau sudah pulang, bajingan kecil?!" Jisung terus berjalan tanpa menghiraukan pertanyaan terkesan kasar dari Jaemin, seakan dia tidak melihat sosok Jaemin.
"Bagaimana harimu? Sepertinya pelacur kecil itu bisa membuatmu sangat bahagia, heh!" Langkah Jisung berhenti, rahangnya mengeras dan tangannya mengepal saat mendengar Jaemin menyebut kekasihnya sebagai pelacur.
"Siapa yang kau sebut pelacur?" Tanya Jisung yang berbalik menghadap sang kakak, matanya memerah karna marah.
"Ah, kau tau siap yang aku maksud" Jaemin berunjar santai sambil sesekali menggoyangkan gelas winenya.
"Jangan menyebut kekasihku pelacur! Dia bukan pelacur, dia pria baik-baik. Aku tidak suka kau menghinanya seperti itu." Marah Jisung.
Jaemin mendecih sinis, memandang Jisung penuh cemooh. "Kau sekarang sudah berani menaikkan suaramu padaku, heh?! Sepertinya pelacur kecil itu membuatmu semakin berani membangkang padaku"
Tangan Jisung mengepal semakin erat seakan siap memukul Jaemin kapan saja, "jangan menyalakan Chenleku, aku hanya muak padamu! Kau terus mengekangku untuk melakukan apa yang aku suka. Aku mohon padamu Hyung berhentilah mengurusi urusanku" ujar Jisung.
"Aku berhak mengaturmu selama kau membawa nama Jung pada namamu. Kau mencoreng nama baik keluarga Jung yang selama ini aku jaga!! Sudah cukup aku mentolerir semua kelakuanmu. Tapi tidak untuk yang satu ini" Jaemin memandang tajam adiknya.
"Jika bukan karna janjiku pada kakek. Sudah sejak lama aku membuatmu menyusul kedua orangtua kita ke neraka" ujar Jaemin santai sambil kembali menyesap winenya. "Aku memberimu satu kesempatan, tinggalkan pemuda Zhong itu. Kau tau apa yang akan terjadi pada pelacur kecilmu jika kau tidak menurutiku kan?!"
Jisung memandang Jaemin tidak percaya, "KAU IBLIS! AKU JUGA TIDAK INGIN HIDUP DENGAN IBLIS SEPERTIMU, DAN AKU TIDAK BUTUH NAMA JUNG-MU KEPARAT! DAN JANGAN HARAP KAU BISA MEMISAHKAN AKU DENGAN CHENLE. AKU AKAN MEMBUNUHMU DENGAN TANGANKU SENDIRI JIKA KAU BERANI MENYENTUHNYA" Jisung berteriak bagai kesetanan
Prang
Jaemin melempar gelas winenya tepat mengenai dahi Jisung, "kau benar aku memang iblis" Jaemin menghampiri Jisung yang terduduk kesakitan dilantai sambil memegang dahinya yang mengeluarkan banyak darah.
Dugh
Jaemin menendang Jisung dengan keras hingga Jisung terguling ke arah pecahan gelas yang berserakan.
"Bocah tengik sepertimu ingin melawan ku, heh?" Jaemin menarik kasar Surai Jisung agar mendongak menatap kearahnya, menghiraukan Jisung yang meringis menahan sakit pada kepalanya akibat tarikan Jaemin pada Surai hitamnya
"Kau bilang ingin membunuhku? Ahaha sebelum kau bisa menyentuh selehai rambutku aku yang akan lebih dulu mengirimu menemui kedua orangtuamu yang tersayang itu" Jaemin menghempaskan kepala Jisung hingga membentur lantai dengan keras.
"Aku ingin kau segera berpisah dari jalang kecil itu, kau tau bukan aku tak segan-segan akan menghabisi jalangmu itu. Ingat baik-baik apa yang aku ucapkan bila perlu tanam dalam otak kecilmu itu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love
FanfictionJaemin pria yang terkenal akan tampang datarnya, dan tidak tau apa itu cinta. Tiba-tiba jatuh cinta pada Chenle pacar sang adik. Segala cara Jaemin lakukan untuk mendapatkan Chenle, termasuk jika harus menyingkirkan sang adik tersayang. "Aku mencint...