"Aluna, aku ingin kita selesai".
"Hah?", jawabku masih tidak paham apa maksudnya.
"Aku ingin menyelesaikan hubungan ini", aku diam, mulutku tidak bisa menjawab dan berfikir
"Aku ingin selesai Aluna", ucapnya sekali lagi.
"Yasudah, ada masalah apa?", jawabku mencoba mencari jawaban dari ucapan yang dilontarkannya.
"Aku ingin selesai tapi aku butuh persetujuanmu, karena didalam hubungan ini ada aku dan kamu. Kamu mau bersepakat?", air mataku jatuh, aku tidak bisa berfikir apa yang di ucapkannya.
"Kamu sudah yakin?", tanyaku memastikan
"Yakin, aku sudah yakin dengan keputusanku, kita bisa kembali menjadi teman", ucapnya memastikan apa yang disampaikan kepadaku.
"Baiklah, jika keputusanmu sudah yakin aku mengikuti apa yang kamu inginkan".
Pikiranku kalut aku yang awalnya sedang mengerjakan tugasku dan sambi menelfon Raaka, aku lantas menutup laptopku. Aku terus berfikir, apakaah kesalahanku benar-benar tidak bisa dimaafkan? apakah solusi dari sebuaah permasalahan ini adalah kata pisah?. Aku harus bagaimana setelah ini? apa yang harus aku lakukan.
Suara yang kudengar via telfon tersebut ku akhiri, ya benar aku menutup telfon Raaka. Pikiranku kalut, aku memblokir seluruh akses komunikasi ku dengannya, dan benar saja foto kami yang ada di aplikasi instagramnya sudah di hapus. Aku tidak memiliki persiapan untuk hal ini terjadi, aku harus apa dan bagaimana? rasanya kepalaku seperti di tabrak dengan batu besar, aku tidak bisa berfikir aapapun.
Aku menangis sejadi-jadinya, kuluapkan seluruh yang bisa kuluapkan. Aku mengeluarkaan apa yang kurasakaan saat ini, dan aku tidak mau berpura-pura bahwasanya aku tidak baik-baik saja. Nafasku rasanya tercekat, aku seperti kehilangan oksigenku. Apa yang terjadi saat ini, aku tidak mengerti sama sekali. Apakah kesalahanku sampai benar-benar tidak bisaa dimaafkan sampai harus mengakhiri hubungan lain? atau ada orang lain di dalam hubunganku tetapi ini hanya sebagai alasan klise.
Aku tidak membayangkan sebeumnya bahwa akan ada kejadian seperti ini dalam hubungan ini. Entah sudah berapa lama aku menangis, mataku sakit, kepalaku nyeri merasakannya. Aku melihat keluar jendela, hujan. Hanya sebuah tanda tanda tanya "apa yang harus kulakukan setelah ini?". Aku tersadar akan pikiranku sendiri setelah ingatan foto yang kami sudah dihapus. Ya, benar aku sudah kehilangannya, karena kesalahanku sendiri. Buat apa aku kecewa dengan Raaka? ini bukan kesalahannya tapi kesalahanku. Aku hanya berfikir, bagaimana bisa kehidupanku tanpa Raaka? Kami sudah bersama lama, sejak kejadian Bus Sekolah. Manusia yang selalu kubagi cerita hidupku dengannya, Bahkan cerita aku tersandung batupun kuceritkan dengannya.
Apa maaksudnya? aku tahu, kesalahanku tapi apakah kesalahanku tidak bisa dimaafkan? apa dia punya seseorang yang lain?
Aku ingin menumpahkan rasaku sekarang ini, aku ingin mengeluarkan apa yang kurasakan tapi pada siapa? kalau orang yang selalu menjadi tempatku sudah memilih pergi?
Raaka, seharusnyaa kamu tidak perlu memberikan kisah seolah-olah hal ini tidak akan terjadi. Kamu tidak perlu menjadikan aku sebagai orang yang kamu sebut rumah, jika pada akhirnya kamu memilih untuk mengakhiri. Kalau berakhir sepertii ini, untuk apa seluruh kenangan yang dibuat? bagaimana aku bisa melupakannya? terlalu banyak untuk aku bisa. Bagaimana bisa aku bisa berdiri, sedangkan kamu membuatku bergaantung kepadamu? apa yang harus kulakukan?
Aku tiba-tiba membenci hujan, aku benci karena aku pernah berada dibawah hujan bersamanya.
Tiba-tiba aku membenci Tuhan juga, dalam hidup aku punya orang yang kufikir bisa membersamaiku? tapi kenapa diambil? aku hanya punya dia untuk menjalani gelapnya hidupku. Apa aku tidak punya jatah bahagia?. Apa Tuhan tidak tahu, karena dia aku bisa bertahan atas hidupku yang gelap ini? Lantas, Bagaimana aku melanjutkan hidupku yang suram jika dia sendiri memilih meninggalkanku? mengapa semua orang yang kusayangi meninggalkanku? apa aku seburuk itu? apa aku tidak sepantas itu untuk memiliki bahagia?.
Aku benar-benar tidak bisa mengontrol apa yang ada dipikiranku saat ini, biarkan saja. Biarkan apa yang ada dipikiranku dikeluarkan, biarkan saja aku merasakan apa yang kurasakan saat ini. Aku manusia biasa, aku tidak melulu bisa berusaha baik-baik saja.

YOU ARE READING
ALUNA
RomanceAku terlalu biasa untuk bermain dengan duniaku sendiri. Sepi dan sunyi adalah hal yang tidak bisa lepas dari diriku, kosong hampa.