Happy reading
Inara Alika Anindya. kerap di sapa Nara, gadis itu berjalan menyusuri koridor yang sudah ramai dengan banyaknya siswa.
Nara menatap sekeliling dengan mengerutkan dahinya, tumben sekali sahabatnya itu belum datang juga.
Saat akan berjalan menuju ke arah bangku miliknya, ia di kagetkan dengan suara di belakangnya.
"Dor..."
"CK.. please deh ini tuh masih pagi" nara memutar bola matanya malas dan mendudukan badanya di kursi.
Memasang earphone di telinga menikmati musik yang sedang mengalun indah di telinganya.
Sahabatnya yang bernama Nanda Putri Avila menatap kesal Nara "Lo bisa gak sih sehari aja jangan dengerin itu, gue merasa di selingkuhin tau gak sama lo. Gak ada temen yang bisa gue ajak bacot"
"Brisik lo toa, udah deh sana ke bangku lo.. gue mau tidur" Nara menelungkup kan wajahnya di lipatan tanganya.
Nanda mendengus, kenapa ya dirinya mempunyai teman seperti Nara yang sangat pemalas.
Ia mengedarkan matanya dan seketika senyumannya mengembang "Ra ada si Reynald tuh, kayaknya dia mau ke bangku lo deh"
"Brisik Nanda, lo bisa diem gak sih.. gue mau tidur jangan ganggu gue. Lagian mana mungkin dia ke bangku gue, ngarang lo"
"Eh dia kesini.." Nanda menggoyangkan badan Nara dengan keras membuat sang empu menegakan tubuhnya dengan gerakan cepat dan menatapnya marah.
Sudah cukup ia mendengar celotehan sahabatnya itu, sekarang tinggal mengeluarkan jurus yang sedari tadi ia tahan.
"Nan--"
"Sorry, gue boleh minta tolong gak?"
Nara mengalihkan pandangannya dari Nanda dan seketika matanya melotot. Gila memang.
Nanda tersenyum mengejek saat melihat raut wajah Nara yang terbilang sangat tidak manusiawi.
"Ekhem.. gue mau ke sana dulu yah, Lo berdua mesra-mesraan aja deh gue ijinin"
Nara menatap tajam ke arah Nanda yang di balas dengan wajah mengejek. Memang memiliki sahabat seperti Nanda sangat menjengkelkan.
Nara beralih ke cowok di depanya, dia jadi salah tingkah sendiri saat di tatap seperti itu.
Dengan tersenyum Nara berucap "mi-minta tolong apa?" Sialan mengapa jadi gugup seperti ini.
Reynald menunjukan kertas yang agak tebal pada Nara "Jadi ini ada laporan yang bakal gue kasih ke ketua OSIS, tapi jadwal ekskul gue lagi padat banget. Bisa minta tolong buat kasih ini ke ketua OSIS gak?"
Masih menampilkan senyum manisnya, Nara menerima dengan lapang dada "yaudah sini, nanti gue ke ruang OSIS kebetulan juga gue lewat sana"
"Oh iya bagus deh, makasih ya. Makasih banget... Nanti lo gue traktir deh makan di mana aja terserah" ucap Reynald dengan
"Ih gak usah ngapain sih, lagian cuman ngumpulin laporan ini doang kok" ucap Nara dengan tersenyum canggung. Grogi banget di traktir makan cuman berdua.
"Gak papa kali, sekali-kali gue traktir cewek beneran... Biasanya gue traktir bencong, udah nempel-nempel pake segala remes-remes lagi berasa gak perjaka gue"
Nara tertawa kecil mendengar cerita receh Reynald, sangat tidak etis sekali cowok ini.
"Udah ya gue balik ke kelas dulu, nih laporannya. Maap kalo gue ngrepotin lo, jangan lupa nanti balik sama gue ya"
KAMU SEDANG MEMBACA
NARAKANA (new version)
Teen Fiction[⚠️ FOLLOW DULU SEBELUM BACA] "Lo, ke-kenapa terlambat.. tau peraturan di sini kan" ucapnya terbata karena sungguh aura orang ini sangat mengintimidasi. Senyum miring tercetak di bibirnya "Tau" "Tapi kenapa selalu lo langgar" "Karena lo cantik" "Gak...